Etnis batak merupakan salah satu etnis di Indonesia dengan banyaknya budaya, sejarah serta adat istiadat yang masih sangat melekat pada masyarakatnya.
Salah satu tradisi yang kerap kali diidentikan dengan etnis batak adalah upacara adat. Sebagai salah satu etnis dengan beragam istiadat, etnis batak tentu memiliki banyak ragam upacara yang hingga kini masih kerap kali diselenggarakan.
Seperti empat upacara adat unik masyarakat etnis batak ini yang jarang diketahui masyarakat pada umumnya. Kawan GNFI tentu penasaran kan apa saja pesta itu. Yuk, kita simak ulasannya yang dikumpulkan dari berbagai sumber berikut ini.
5 Upacara Adat Batak
Masing-masing Upacara Adat Batak memiliki keunikannya tersendiri. Berikut, penjelasannya dibawah ini!
1. Manulangi Natuatua

Dilansir dari sumut.idntimes.com, Manulangi memiliki makna menyulang atau menyuap, sedangkan Natuatua berarti orang tua.
Manulangi Natuatua sendiri merupakan salah satu kebiasaan masyarakat Batak Toba, di mana anak-anak datang ke rumah orang tua mereka untuk memberi makan orang tua mereka dan dilakukan secara berurutan, yakni mulai dari anak-anak tertua sampai cucu termuda.
Pesta ini hanya dapat dilakukan apabila orangtua tersebut telah memiliki cucu, atau dapat juga dilakukan oleh orangtua yang sudah memasuki masa krisis (mendekati kematian).
Uniknya pesta ini seringkali diikuti dengan prosesi pembagian harta warisan. Prosesi ini biasanya dilakukan secara paruma tano, paruma gogo. Paruma tano, paruma gogo memiliki makna bahwa harta warisan yang telah dibagi akan masih menjadi milik orangtua semasa hidup.
2. Mangokal Holi

Mangokal Holi artinya menggali kubur, merupakan salah satu tradisi yang dianggap sakral bagi kehidupan masyarakat Batak Toba. Ritual Mangokal Holi bertujuan untuk mencapai hagabean, hasangapan, dan hamoraon (usia panjang, kehormatan, dan kekayaan). Meski zaman telah berubah, tradisi ini tetap dipertahankan hingga saat ini.
Keunikan dalam pelaksanaan pesta adat ini adalah marga yang menggelar Mangokal Holi harus menjamu seluruh keluarga besar dan tetangga kampung yang ada. Bahkan dalam pelaksanaan upacara ini biasanya dihidangkan daging kerbau. Sehingga dapat dikatakan pesta adat ini dapat mempererat tali kekerabatan.
Baca Juga: Tradisi Mambosuri dari Batak, Dukungan Moral bagi Calon Ibu di Usia Kehamilan Tujuh Bulan
3. Mangadati

Mangadati adalah pelaksanaan perkawinan adat (marunjuk) ”menerima-membayar” yang telah menerima pemberkatan nikah sebelumnya, di mana kedua belah pihak orang tua sepakat, adatnya dilaksanakan kemudian hari atau kawin lari (mangalua) di mana acara ini dilaksanakan pihak pengantin laki-laki (paranak).
Uniknya dari pesta ini yaitu pesta mangadati dilakukan untuk membayar hutang adat. Hutang adat ini terjadi apabila seseorang melakukan pernikahan catatan sipil, tetapi belum melakukan pernikahan adat.
Dalam batak, upacara pernikahan adat bersifat wajib. Itu sebabnya apabila belum melakukan upacara adat, harus tetap dilakukan dikemudian hari sehingga akan dihitung sebagai hutang adat.
4. Upacara Kematian

Upacara ini sangat unik karena etnis batak memiliki upacara tersendiri berkaitan dengan kematian orang terdekat. Namun tidak hanya itu keunikan dalam upacara ini, sebab dalam upacara ini terdapat sebuah benda yang wajib untuk disiapkan yaitu, sijagaron.
Dilansir dari liputan6.com, sijagaron merupakan tanaman yang dirangkai dengan beberapa benda lain yang digunakan dalam upacara pemakaman. Sijagaron diletakkan di samping bagian atas peti mati orang meninggal.
5. Mariri Sabtu

Merupakan tradisi masyarakat Batak Toba Samosir, yang menganut kepercayaan Parmalim (kepercayaan pada alam semesta dan dianut sebelum adanya agama Kristen). Dinamakan, Mariri Sabtu karena digelar pada setiap hari Sabtu.
Mariri Sabtu sebenarnya merupakan tradisi ibadah kepercayaan Parmalim. Pada pelaksanaanya terdapat serangkaian ibadah, antara lain bersujud, penghapusan dosa (mangan napaet).
Perbedaan Upacara Adat Batak dengan Upacara Adat Lainnya?

Tentu Kawan sudah mengetahui kalau Suku Batak memang memiliki upacara adat yang unik dan berbeda dengan adat lainnya. Hal ini bisa dilihat dari prosesi Martumpol (Upacara Pertunangan Adat Batak), kalau adat lainnya hanya melibatkan kedua keluarga belah pihak dan tidak ada ritual ada khusus. Kalau pada Martumpol, ketika bertunangan melibatkan pemuka agama (Pendeta) yang bertugas membimbing kedua calon mempelai untuk berjanji akan melaksanakan pernikahan. Biasanya digelar di gereja. Sedangkan, pada adat lainnya, tidak terdapat kekhususan untuk tempat pelaksanaannya.
Baca Juga: Beragam Sub Suku Batak, Kenali Ciri Khas dan Perbedaan Tradisinya
Nah, itulah beberapa upacara adat yang berasal dari istiadat batak yang ternyata memiliki keunikan tersendiri dari upacara-upacara adat etnis lainnya. Apakah Kawan GNFI tertarik untuk mempelajari budaya batak?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News