Ketika satu kelompok dengan orang yang menurut kamu lebih kompeten atau lebih rajin, pernah gak sih kamu malah sengaja mengurangi kinerja agar banyak diambil alih oleh temanmu tersebut?

Meskipun kamu berniat baik agar kelompokmu mendapatkan hasil yang lebih maksimal apabila dikerjakan oleh orang yang lebih berkompeten namun kamu sadar nggak jika hal ini akan menghambat kamu sendiri untuk berkembang? Ya, tentu jika hal ini terus terjadi maka kamu hanya jadi penonton untuk kesuksesan orang lain.
Padahal kesempatan terbuka luas jika kamu bisa memanfaatkan teman kamu yang lebih berkompeten tersebut untuk belajar kepadanya dan mengambil porsi tugas yang lebih banyak. Tapi, parahnya kalau kamu sudah menyadari hal ini namun terus diulangi dengan siklus yang sama. Hati-hati, karena bisa jadi kamu sudah terjebak dalam Social Loafing.
Apa itu Social Loafing?
Social loafing merupakan berkurangnya usaha seseorang ketika bekerja dalan kelompok dibandingkan dengan ketika ia bekerja seorang diri. Social loafing juga dikenal sebagai fenomena hilangnya produktivitas.
Istilah ini pertama kali dipopulerkan pada tahun 1979 oleh Latane, Williams, & harkins dalam jurnal yang berjudul, Many Hands Make Light Work: The Causes and Consequences of Social Loafing. Istilah ini kembali populer dalam satu dekade terakhir khususnya di kalangan mahasiswa. Kini banyak mahasiswa yang terjebak dalam social loafing ataupun menjadi korban dari teman yang melakukan social loafing.
Penyebab Social Loafing
Social loafing termasuk perilaku yang umum terjadi di masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yakni:
- Output Equity
Individu melakukan social loafing pada tugas yang berkelompok dikarenakan mereka percaya bahwa terdapat anggota lain dalam kelompoknya melakukan loafing juga.
- Evaluation Apprehension
Kehadiran beberapa anggota dalam kelompok memunculkan perasaan anonim, tidak teridentifikasi, bahkan tidak termotivasi dalam mengerjakan tugas misalnya merasa tidak tertarik, bosan, dan lelah mengerjakan tugas. Ketika hasil kemampuan secara individual lebih baik daripada secara berkelompok, individu yang demikian akan merasa khawatir dengan adanya evaluasi antar anggota. Oleh karena itu, mereka tidak merasa termotivasi.
- Matching to Standard
Individu loafing karena mereka tidak memiliki performa standar yang sama dengan anggota lainnya dalam kelompok. Oleh karena itu, individu yang social loafing memberikan tugas kelompok kepada anggota yang dianggap memiliki kemampuan mengerjakannya.
4 Tips Mengatasi Social Loafing

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja kelompok, yaitu:
1. Menciptakan Komunikasi yang Baik Antar Anggota Kelompok
Komunikasi menjadi hal kunci dalam suatu kelompok. Munculnya social loafing sering disebabkan oleh tidak lancarnya komunikasi dalam suatu kelompok. Oleh sebab itu, kamu bisa mulai memperbaiki komunikasi antar setiap anggota kelompok.
2. Menetapkan Tujuan dan Tanggungjawab yang Berbeda untuk Setiap Anggota Tim
Tetapkan tujuan dan tanggungjawab yang jelas kepada setiap anggota tim sejak awal. Hal ini akan menjadikan setiap individu merasa punya peran penting dalam menyelesaikan tugas sehingga mereka akan memaksimalkan perannya. Dengan adanya tujuan juga akan membantu kamu mengarahkan setiap anggota dalam menyatukan semangat kerja yang sama sehingga setiap anggota akan saling mendukung agar tercapainya tujuan kelompok.
3. Menetapkan Aturan Waktu yang Jelas dalam Kelompok
Selanjutnya, mulai tentukan waktu pengerjaan/timeline yang jelas selama pengerjaan tugas atau pekerjaan. Dengan waktu pengerjaan yang jelas, setiap anggota akan mempunyai terget dan prioritas baru untuk dapat melaksanakan tugas dan tangggungjawabnya sehingga dapat selesai tepat waktu.
4. Memberikan Apresiasi Antar Individu
Apresiasi merupakan hal sederhana namun bisa menjadi sangat bermakna bagi setiap anggota kelompok. Apresiasi diberikan sebagai bentuk penghargaan kita atas hasil kerja setiap anggota. Apresiasi yang diberikan dapat berupa verbal maupun material. Hal ini akan membantu anggota untuk selalu memberikan hasil yang terbaik dalam setiap tugasnya. Selain itu, hubungan antar tiap anggota akan lebih hangat dan positif.
5. Mengevaluasi Kinerja Individu dalam Menyelesaikan Tugas
Social loafing akan cenderung terjadi apabila individu tidak mendapatkan evaluasi dari tugas atau pekerjaannya. Maka, evaluasi menjadi tahap yang penting untuk dilakukan. Selain itu, evaluasi juga berperan untuk meningkatkan kualitas kerja kelompok menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sekian dan terima kasih telah membaca artikel ini. Semoga bisa membantu untuk kamu yang sedang memperbaiki diri untuk jadi lebih baik. Sampai jumpa ditulisanku yang lain!
Referensi:
Hogg, M. A. dan Graham M. V. (2011). Social Psychology. Pearson Education.
Latane, Williams, & Harkins. 1979. Many hands make light the work: The causes and consequences of social loafing. Journal of Personality and Social Psychology.
Liden, W. Jaworski dan Bennett. (2003). Social Loafing: A Field Investigation.Journal of Management 30(2), 285-304.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News