Tak hanya diberkahi dengan pesona alam memukau, Bali juga dikenal dengan kesenian dan kebudayaannya yang memikat wisatawan. Tak sedikit wisatawan dari dalam dan luar negeri tertarik pada seni-budaya Bali yang banyak ditampilkan di setiap sudut Pulau Dewata. Salah satunya adalah pertunjukan seni tari.
Bali punya berbagai seni tari tradisional. Selain tari kecak, pendet, janger, dan legong, jangan lupakan tentang tari barong. Tari barong yang ditampilkan dengan kostum dan topeng ini memiliki makna dan dianggap sakral oleh masyarakat Bali.
Karakter barong merupakan makhluk mitologi Hindu dan menjadi simbol kebajikan. Dalam konsep keagamaan, barong diartikan dalam dua kata yaitu bar atau bor yang berarti poros dan ong adalah sebutan bagi Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Ida Sang Hyang Widhi di sini berwujud Bhatara Wisnu sebagai Yang Maha Pemelihara, ialah sosok yang menjaga kehidupan di bawah dan atas langit.
Untuk mengetahui seni tari barong lebih lanjut, berikut penjelasannya dari mulai fungsi hingga jenis-jenis barong Bali:
Genjek dan Gambuh, Seni Pertunjukan Tradisional Warisan Budaya Bali
Sejarah barong Bali
Barong Bali merupakan pengembangan dari barong Ponorogo atau dikenal dengan sebutan reog, yang dibawa Raja Airlangga ketika mengungsi ke Pulau Dewata untuk menyelamatkan diri. Tari topeng barong bersama tarian sanghyang dianggap sebagai tarian asli Bali. Tarian ini muncul dengan berbagai bentuk kepala hewan yaitu babi, anjing, burung, dan gajah.
Barong sendiri sering digambarkan sebagai singa kepala merah yang ditutupi bulu-bulu tebal berwarna putih. Ia menggunakan perhiasan emas berlapis dan dihiasi potongan cermin. Meski asal-usulnya masih simpang-siur, ada yang meyakini barong berasal dari pemujaan animisme sebelum masyarakat mengenal agama Hindu. Saat itu, penduduk desa percaya pada kekuatan pelindung supranatural hewan.
Pada zaman dahulu, tari barong digunakan untuk mengusir penyakit yang disebabkan oleh roh jahat dan leak yang suka mengganggu manusia. Bagi masyarakat Bali, tari barong merupakan tarian sakral dengan posisi tertinggi dan dianggap setara dengan kekuasaan dewa-dewa Hindu. Namun seiring berjalannya waktu, tari barong juga ditampilkan untuk tujuan hiburan.
Kupiah Meukeutop, Kerajinan Tangan Ikon Masyarakat Aceh
Jenis barong
Tari barong ternyata tak hanya ada satu, tapi terdiri dari delapan jenis berbeda. Berikut jenis-jenis dan perbedaannya masing-masing:
Barong ket
Barong ket atau disebut barong keket merupakan sosok barong menyerupai manusia tetapi menjulang tinggi, dua kali tinggi manusia dewasa. Sosok laki-lakinya bernama Jero Gede dan pasangannya disebut Jero Luh. Jenis barong ini konon dibuat untuk mengelabui makhluk halus yang kerap membawa bencana.
Tari barong ket cukup sering dipentaskan di Bali, perbendaharaan gerak tarinya pun paling lengkap. Bila dilihat dari perwujudannya, barong ket merupakan perpaduan antara singa, sapi, macan, dan naga. Kostum barong ket dihiasi ratusan kaca berukuran kecil yang tampak seperti permata berkilauan.
Tariannya biasa ditampilkan dua penari yang disebut Juru Saluk atau Juru Bapang sebagai simbol kebajikan, lalu dipasangkan dengan rangda, sosok seram yang melambangkan keburukan.
Barong bangkal
Barong bangkal memiliki bentuk serupa babi dewasa. Babi jantan dinamakan bangkal dan betinanya adalah bangkung. Barong bangkal biasanya dipentaskan dengan cara menari dari pintu ke pintu sambil mengelilingi desa. Tarian ini ditampilkan dalam hari raya seperti Galungan dan Kuningan sambil diiringi oleh musik gamelan batel atau tetamburan.
Barong landung
Barong landung merupakan perwujudan Sri Jayapangus, seorang Raja penguasa Bali yang bergelar Pāduka Śri Māhāraja Haji Jayapangus Arkaja Cihna/Lañcana. Di beberapa tempat di Bali, barong landung ditampilkan tidak sepasang dan memiliki peran-peran seperti raja, permaisuri, dayang, dan sebagainya. Barong landung ditampilkan dengan iringan gamelan batel.
Barong macan
Bentuk barong ini serupa harimau dan cukup terkenal di kalangan warga Bali. Pementasannya dilakukan oleh dua penari dan sama dengan barong bangkal yaitu berkeliling desa. Ada juga pementasan barong macan yang ditampilkan dengan dramatari atau opera tradisional Bali.
Barong nong nong kling
Barong nong nong kling yang juga biasa disebut barong kedingkling atau barong blasblasan ini memiliki bentuk berbeda dari jenis barong lain. Sebab, barong satu ini memiliki kostum-kostum dan topeng yang mirip dengan tokoh Wayang Wong, bahkan dari cerita yang dibawakan pun adalah lakon dari Ramayana. Barong nong nong kling ditampilkan sambil berkeliling desa dan bisa ditemukan di daerah Gianyar, Bangli, dan Klungkung.
Barong gajah
Sesuai namanya, barong ini berbentuk serupa gajah dan penarinya terdiri dari dua orang. Barong ini termasuk langka dan keramat. Bahkan, masyarakat Bali sendiri pun jarang menemukan barong gajah. Pada waktu-waktu khusus, barong ini juga ditampilkan dengan cara berkeliling desa. Bila ingin melihatnya bisa mengunjungi daerah Gianyar, Tabanan, Badung, dan Bangli.
Barong asu
Bentuk barong asu menyerupai hewan anjing dan keberadaannya mirip dengan barong gajah, yaitu termasuk jenis langka. Barong ini hanya terdapat di beberapa desa di Tabanan dan Badung. Barong asu dipentaskan keliling desa dengan iringan gamelan batel, tetamburan, atau balaganjur.
Barong brutuk
Terakhir ada barong brutuk yang bentuknya juga terbilang unik. Kostum barong dibuat dari keraras atau daun pisang kering, sedangkan topengnya dari batok kelapa. Barong brutuk menjadi simbol makhluk-makhluk suci yaitu para pengiring Ida Ratu Pancering Jagat. Para penarinya adalah remaha yang sudah disucikan dan masing-masing penari akan membawa cambuk yang dimainkan sambil berkeliling pura. Barong brutuk hanya ada di di daerah Trunyan-Kintamani, Bangli.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News