Kotagede di Yogyakarta adalah area dimana banyak terdapat peninggalan yang berasal dari Kesultanan Mataram.
Kesultanan Mataram hadir pada akhir abad ke-16 dan berlangsung hingga pertengahan abad ke-18, dan didirikan oleh Panembahan Senopati. Kesultanan Mataram mencapai masa kejayaannya dari 1613 hingga 1645 di bawah Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Saat ini, kehebatan dan kemegahan kesultanan telah memudar seiring berlalunya waktu.
Namun, beberapa bangunan bersejarah dan artefak tetap berada di Kotagede, yang merupakan pusat administrasi kesultanan dari masa pemerintahan Panembahan Senapati ke masa pemerintahan Sultan Agung.
Objek-objek yang masih ada tersebut hadir dalam wujud reruntuhan sebagian dari Benteng Cepuri, monumen Watu Gilang, makam kerajaan, dan beberapa kampung yang pernah menjadi bagian dari kompleks istana atau tempat tinggal kerajaan.

Bangunan Mataram lainnya yang masih berdiri di Kotagede termasuk masjid, sebuah baluwarti (lampiran istana), cepuri (tembok benteng), dan jalan. Bangunan ini adalah bagian dari infrastruktur vital Kotagede, yang merupakan kota yang maju dan dinamis selama masa kesultanan.
Menurut Kronik Momana Jawa, benteng ini dibangun pada 1507-1516 dan secara tradisional berfungsi untuk memisahkan jeron beteng (istana) dari daerah di mana jaba beteng (rakyat biasa) tinggal.

Benteng ini juga berfungsi sebagai benteng pertahanan, seperti yang terlihat di parit di sepanjang dinding barat, selatan dan timur. Masing-masing parit ini memiliki kedalaman 1 hingga 3 meter dan panjang 20 hingga 30 m.
Catatan kaki: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News