ketika kaum muda bersatu melawan intoleransi - News | Good News From Indonesia 2016

Ketika Kaum Muda Bersatu Melawan Intoleransi

Ketika Kaum Muda Bersatu Melawan Intoleransi
images info
Rudolf Dethu, pengagas Forum MBB, memberikan latar belakang pembentukan Aliansi Kebhinekaan sebagai bentuk perlawanan terhadap intoleransi terhadap keberagaman
info gambar

Hari ini (11/08/2016) termasuk istimewa, bukan karena boneka cantik dari India akan datang, tetapi semangat kaum muda Indonesia dalam memperjuangkan keberagaman dan hak dasar mereka begitu terasa. Mengambil tempat di Joglo Beer di bilangan kawasan Kemang, mereka berkumpul dan bersepakat untuk melawan segala bentuk intoleransi baik terhadap keyakinan juga budaya.

Ialah Forum Muda Berbuat Bertanggung Jawab (Forum MBB) bersama Freedom Society dan Liberty Studies menginisiasi kelompok civil society lainnya untuk bersama-sama mempertegas kembali komitmen menjaga keberagaman Indonesia lewat pendekatan advokasi publik. Ide ini muncul sebagai bentuk kekuatiran mendalam akan fenomena maraknya regulasi (kebijakan) publik yang bersifat melarang, kekerasan berbasis SARA, serta menurunnya kesadaran akan hak atas pilihan. Dari sini, lahirlah Aliansi Kebhinekaan.

Aliansi ini di dukung oleh 20 civil society yaitu Forum MBB, Liberty Studies, Freedom Society, Solidaritas Perempuan, Perempuan Berbagi, SETARA Institute, Students for Liberty, Indonesia Milenials Forum, Perspektif, Suara Kebebasan, LBH Jakarta, SGRC, PSHK, SEJUK, AMAN, Indo-Libertarian, Komunitas Masyarakat Anti Oplosan, Forum Ide, Forum Petani dan Produsen Minuman Berfermentasi Indonesia.

"Kami bergandengan tangan bersama dalam upaya menciptakan Indonesia yang lebih inklusif dan membebaskan pemuda Indonesia untuk berbicara lebih lantang tentang kebijakan yang diskriminatif serta penuh larangan yang dapat mengancam kebebasan dalam menentukan pilihan," ujar Rudolf Dethu mewakili Aliansi Kebhinekaan.

Aliansi Kebhinekaan menyinggung beberapa regulasi yang berpotensi mengancam nilai-nilai kebebasan dan daya kritis pemuda semisal UU Anti Porno Aksi dan Pornografi serta RUU Larangan Minuman Beralkohol. Di sisi lain, kekerasan dengan mengatasnamakan moralitas seakan diamini serta didiamkan, meskipun saat ini ada perubahan lebih baik dari respon Pemerintah.

Khusus RUU Larangan Minuman Beralkohol, Aliansi Kebhinekaan menyoroti larangan produksi, distribusi, dan konsumsi yang disertai tindakan pidana bagi seluruh warga negara meskipun ada pengecualian untuk daerah dan kepentingan tertentu (daerah wisata, ritual agama, ritual adat). Konsep larangan dengan pengecualian itulah yang dikritisi oleh mereka. Peraturan yang meminggirkan fakta budaya serta keberagaman seakan diperbolehkan lewat pendekatan perbaikan moral.

"Habis ini (deklarasi), rencana kita adalah melakukan audiensi ke DPR yang tujuannya untuk memberitahu mereka bahwa ide RUU Larangan Minuman Beralkohol itu merupakan ide yang buruk untuk kebhinekaan," lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rocky Gerung, akademisi filsafat UI menuturkan tentang dekadensi pemahaman atas budaya yang berakibat bagi pemahaman terhadap moral itu sendiri. Pemegang sumber kekuasaan cenderung membungkam daya kritis pemuda lewat kebijakan penuh larangan atas pilihan. Ia memandang, lewat pelarangan maka budaya justru akan hilang.

"Hari ini kita tidak melihat ada situasi berbudaya, entah itu soal politik atau ekonomi. Seluruh wilayah itu tidak diisi oleh budaya tetapi kekuasaan," singgung Rocky.

Di tempat ini, secara bergantian, banyak orang memberikan pandangannya akan perspektif "pilihan" dan "kebebasan" dengan muara keberagaman. Kekuatiran serta optimisme bercampur aduk. Dan Navicula mungkin benar, Everyone goes to heaven.


Sumber : pribadi
Sumber Gambar Sampul : internet

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

JG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.