viral jadi penari pacu jalur dikha bocah riau diangkat jadi duta pariwisata dan raih beasiswa - News | Good News From Indonesia 2025

Viral Jadi Penari Pacu Jalur, Dikha Bocah Riau Diangkat Jadi Duta Pariwisata dan Raih Beasiswa

Viral Jadi Penari Pacu Jalur, Dikha Bocah Riau Diangkat Jadi Duta Pariwisata dan Raih Beasiswa
images info

mediacenter.riau.go.id


Akhir-akhir ini media sosial diramaikan dengan video Pacu Jalur. Pacu Jalur adalah lomba balap perahu tradisional. Pacu Jalur merupakan salah satu tradisi yang berasal dari daerah Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Pacu Jalur berasal dari kata "pacu", yang berarti balapan, dan "jalur", yang berarti perahu kayu panjang.

Perlombaan Pacu Jalur dilakukan dengan cara mendayung perahu panjang (jalur) di sungai. Lomba pacu jalur menggunakan perahu dengan panjang 25 hingga 40 meter. Masing-masing tim terdiri dari puluhan pendayung dan biasanya terdapat penari yang berdiri di bagian depan perahu.

Rayyan Arkan Dikha merupakan salah satu peserta lomba yang berperan sebagai penari Pacu Jalur. Ia resmi diangkat menjadi Duta Pariwisata oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid. Anak yang biasa dipanggil Dika ini diangkat menjadi Duta Pariwisata karena aksinya saat Pacu Jalur viral di sosial media.

Sebagai bentuk apresiasi, Dika diundang langsung ke Kantor Gubernur Riau dan diberikan beasiswa pendidikan oleh Abdul Wahid, Gubernur Provinsi Riau. Dilansir dari detiksumut, Untuk menyukseskan Pacu Jalur, Wahid memastikan bahwa seluruh kekuatan harus dikerahkan, termasuk infrastruktur untuk mendukung acara dan fasilitas bagi penonton di Tepian Narosa, Taluk Kuantan.

Dikutip dari situs resmi provinsi Riau, Dika mulai menjadi penari Pacu Jalur sejak usia 9 tahun. Sebagai penari Pacu Jalur, ia tidak sekadar hanya menari saja melainkan juga harus menjaga keseimbangan di atas perahu panjang yang bergoyang kencang saat didayung puluhan anak jalur. Selain mengandalkan kecepatan, lomba Pacu Jalur juga mementingkan kekompakan dan semangat berjuang antar pemainnya. 

Sejarah Pacu Jalur Bermula pada abad ke-17, ketika warga desa di Rantau Kuantan, wilayah di sepanjang Sungai Kuantan, menggunakan jalur ini sebagai cara utama untuk pergi dan pergi. Jalur digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang dan tebu, dan juga mengangkut sekitar empat puluh hingga enam puluh orang.

Pacu jalur menjadi pertunjukan budaya seiring perkembangan zaman dan tidak lagi digunakan sebagai alat transportasi. Hampir setiap tahun, Kuantan Singingi mengadakan lomba pacu jalur. Pemerintah Provinsi Riau mendukung kompetisi ini untuk menarik pengunjung dari berbagai penjuru dunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.