Produk kerajinan tangan Indonesia berhasil membukukan potensi transaksi sebesar US$110 ribu atau setara Rp1,83 miliar dalam pameran desain dan gaya hidup internasional Shopee Object Summer 2025 di Amerika Serikat.
Capaian ini dicatatkan oleh Atase Perdagangan RI Washington D.C. yang menyoroti pergeseran minat konsumen AS terhadap produk berkelanjutan bernilai budaya.
Dikutip dari Antara, Atase Perdagangan Ranitya Kusumadewi menjelaskan, "Tren ini mengarah pada desain berbahan alami, memiliki cerita di balik terciptanya produk, dan memiliki nilai seni yang unik. Produk Indonesia yang berbasis rotan, serat alam, tenun, dan upcycle sangat sesuai dengan tren tersebut."
Menurutnya, karakteristik produk Indonesia seperti batik, anyaman, dan keramik buatan tangan memenuhi permintaan pasar AS yang semakin menghargai keaslian dan keberlanjutan.
Paviliun Indonesia dalam pameran tersebut menampilkan tiga eksibitor dengan beragam produk unggulan, termasuk anyaman ketak, dekorasi rumah berbahan rotan, serta karpet tenun tangan dengan motif budaya tradisional.
Keberhasilan ini mencerminkan strategi branding yang tepat dalam memposisikan kerajinan Indonesia sebagai produk artisan premium di pasar global.
Secara keseluruhan, perdagangan Indonesia-AS periode Januari-Agustus 2025 mencatat nilai US$29 miliar, dengan surplus di pihak Indonesia sebesar US$12,2 miliar.
Ekspor utama Indonesia meliputi minyak sawit, alas kaki, dan perangkat elektronik, sementara kerajinan tangan terus menunjukkan potensinya sebagai produk andalan baru yang mengandalkan kekayaan budaya dan kelestarian lingkungan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News