Penelitian yang berlangsung selama 17 tahun menemukan bahwa orangutan Sumatera ternyata mempelajari cara membuat sarang melalui proses amati–tiru–modifikasi (ATM), layaknya manusia. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa anak orangutan belajar langsung dari induknya dalam menyusun sarang yang kompleks mulai dari memilih pohon yang tepat hingga menambahkan bagian-bagian untuk kenyamanan, seperti bantal dan atap pelindung. Temuan ini menegaskan bahwa kemampuan tersebut bukan sekadar naluri alami, melainkan hasil dari pembelajaran sosial yang mendalam.
Menariknya, orangutan dewasa biasanya tetap menggunakan bahan dan metode serupa dengan yang diajarkan induknya, menandakan adanya tradisi atau “budaya” turun-temurun dalam kehidupan mereka. Sayangnya, budaya alami ini berisiko punah apabila spesies dan habitat orangutan tidak dijaga dengan baik. Studi yang dipublikasikan dalam Nature Communications Biology ini menunjukkan betapa cerdas dan adaptifnya primata endemik Sumatera tersebut dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News