Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengatakan bahwa langkah penyelamatan dan evakuasi di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumaera Barat telah dilakukan sejak hari pertama bencana.
Intervensi dimulai sesaat setelah hujan ekstrem melanda pada akhir November 2025, dengan fokus utama pada pemisahan antara kebutuhan publikasi dan urgensi penanganan di titik-titik terdampak yang sulit dijangkau.
Kekuatan nasional dikerahkan melalui koordinasi lintas sektoral yang melibatkan lebih dari 50 ribu personel gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, hingga relawan swasta. Mobilisasi ini mencakup penggunaan puluhan armada udara dan laut guna memastikan pengiriman alat berat serta kebutuhan dasar tetap berjalan di 52 kabupaten, meskipun akses darat di beberapa wilayah masih terputus akibat kerusakan infrastruktur.
"Yang di lapangan ini, seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, yang disampaikan Pak Panglima TNI, BNPB daerah, semuanya sejak hari pertama," katanya.
Selain pengerahan personel, pemerintah pusat mengklaim telah mengucurkan dana secara bertahap untuk rehabilitasi fisik. Dana tersebut diprioritaskan untuk pembangunan hunian bagi masyarakat serta pemulihan fasilitas publik seperti jembatan dan jaringan listrik.
"Hingga kini, puluhan pesawat, helikopter, kapal, serta ratusan alat berat telah dikerahkan untuk mempercepat pemulihan," ujarnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


