Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan langkah besar dalam transisi menuju energi bersih dengan mengintegrasikan 10% etanol ke dalam bahan bakar bensin (E10). Program ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung target net zero emission pada tahun 2060.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, penggunaan etanol sebagai campuran bensin tidak hanya akan meningkatkan kualitas bahan bakar, tetapi juga mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil yang selama ini menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca. Kebijakan ini telah mendapatkan persetujuan langsung dari Presiden Prabowo Subianto dan akan dijalankan dengan pendekatan serupa seperti program biosolar B40, yang sebelumnya berhasil mendorong penggunaan energi berbasis nabati di sektor transportasi.
Melalui program E10, pemerintah berharap dapat menciptakan sistem energi yang lebih efisien, ramah lingkungan, sekaligus berdaya saing tinggi. Langkah Indonesia ini juga menempatkannya sejajar dengan sejumlah negara lain yang telah lebih dulu mengimplementasikan kebijakan serupa. Dengan kebijakan ini, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam mempercepat transisi energi bersih nasional, menciptakan udara yang lebih bersih, serta memperkuat ketahanan energi menuju masa depan yang berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
