Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencana melelang spektrum frekuensi 1,4 GHz dengan lebar pita 80 MHz pada kuartal pertama tahun 2025. Langkah ini bertujuan untuk menyediakan layanan internet rumah dengan kecepatan minimal 100 Mbps dengan harga terjangkau, sekitar Rp100.000 hingga Rp150.000 per bulan.
Frekuensi ini akan dimanfaatkan untuk layanan Broadband Wireless Access (BWA), yang diharapkan dapat meningkatkan penetrasi fixed broadband (FBB) di Indonesia, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan.
Saat ini, kecepatan internet rata-rata di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Menurut data Speedtest Global Index hingga Desember 2024, Indonesia menempati peringkat ke-9 di kawasan ASEAN dengan kecepatan unduh rata-rata 32,07 Mbps. Sebagai perbandingan, Singapura memiliki kecepatan rata-rata 300,83 Mbps, Malaysia 114,08 Mbps, dan Thailand 196,81 Mbps.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menyatakan bahwa lelang frekuensi 1,4 GHz ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan keterjangkauan layanan internet di Indonesia. Ia menambahkan bahwa frekuensi ini akan digunakan untuk layanan internet rumah serta mendukung sektor pendidikan dan kesehatan.
Dengan inisiatif ini, Komdigi berupaya menyediakan akses internet cepat dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan mendukung berbagai sektor penting di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
