Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir triwulan ketiga 2025 menunjukkan kondisi yang tetap kuat, adaptif, dan kredibel. Melansir situs resmi kemenkeu pada Rabu (15/10/2025) disebutkan bahwa defisit anggaran tercatat sebesar Rp371,5 triliun atau sekitar 1,56 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh di bawah proyeksi akhir tahun yang diperkirakan mencapai 2,78 persen dari PDB. Selain itu, Keseimbangan Primer mencatat surplus senilai Rp18 triliun, menandakan pengelolaan fiskal yang tetap sehat.
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan bahwa capaian ini menunjukkan keseimbangan antara upaya mendukung pemulihan ekonomi dengan menjaga keberlanjutan fiskal jangka menengah. Hingga September 2025, total pendapatan negara mencapai Rp1.863,3 triliun atau 65 persen dari target yang ditetapkan. Walau masih di atas setengah target, angka tersebut sedikit menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Purbaya menjelaskan bahwa penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh turunnya harga komoditas global, seperti batu bara dan kelapa sawit, yang berdampak pada penerimaan pajak, khususnya di sektor migas dan pertambangan. Meskipun begitu, sektor manufaktur dan jasa masih memberikan dukungan positif terhadap penerimaan negara.
Dari sisi belanja, realisasi mencapai Rp2.234,8 triliun atau sekitar 63,4 persen dari total pagu. Belanja pemerintah pusat tumbuh moderat, sedangkan Transfer ke Daerah telah terealisasi sebesar Rp648,4 triliun atau 74,6 persen dari alokasi. Menurut Menkeu, efektivitas belanja tetap terjaga berkat penyaluran program prioritas, bantuan sosial, dan investasi infrastruktur yang terus berjalan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News