Seni Pertanian - Kementerian Pertanian terus berupaya untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan fokus pada pertanian yang berkelanjutan, modern, dan berdaya saing global. Dengan program-program seperti low-cost smart farming dan pengembangan inkubator agribisnis, diharapkan petani milenial tidak hanya menjadi pelaku usaha pertanian, tetapi juga pemimpin pertanian masa depan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berinovasi serta menghadapi tantangan sektor pertanian yang semakin kompleks.
Penerapan smart farming tidak hanya mencakup teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI), tetapi juga teknologi yang lebih sederhana dan biaya yang bisa ditekan, seperti sistem pemantauan berbasis sensor dan sistem kontrol nutrisi otomatis. Salah satu implementasi yang sukses dijalankan saat ini adalah Smart Greenhouse di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan hibah dari Direktorat Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, dengan menggunakan sistem low-cost smart farming untuk meningkatkan produksi hortikultura.
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa transformasi pertanian berbasis teknologi menjadi salah satu prioritas utama dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Smart farming memungkinkan petani untuk mengelola lahan secara lebih presisi, meningkatkan hasil panen, serta mengurangi dampak perubahan iklim. Dengan penerapan teknologi ini, kita bisa memastikan produksi pangan yang lebih stabil dan berdaya saing,” ujar Amran.
Baca Selengkapnya