CERITA KOTA | Tanjung Saleh, begitulah orang-orang menyebutnya. Sebuah kampung yang tidak dituliskan di peta para pelancong, namun hidup dalam ingatan orang-orang yang pernah tinggal dan pernah singgah.
Di sini sungai bukan hanya aliran air, melainkan urat nadi peradaban.
Jalan darat memang ada, tapi tak selalu bisa menjangkau. Kadang tertutup semak dan rawa, kadang terputus karena abrasi. Maka masyarakat Tanjung Saleh menggantungkan hidup dan harap pada sesuatu yang lebih setia: aliran sungai.
Selama sungai masih bisa menjadi tempat berlayar, orang-orang Tanjung Saleh tahu bahwa perjumpaan akan tetap mungkin dilakukan. Di situlah motor air menjadi primadona, lebih dari sekadar kendaraan. Ia adalah denyut nadi yang menghubungkan rumah ke rumah, hati ke hati.
Motor air di Tanjung Saleh bukanlah benda mati. Ia adalah teman setia bagi setiap nelayan yang menyabung nyawa di laut. Ia adalah penambang yang selalu hilir mudik. Ia adalah kendaraan setia menembus hingga ke hulu sungai.
Baca Selengkapnya