Dikenal dengan nama latin Styrax sumatrana, kemenyan atau kemenyan Toba merupakan komoditas yang menghasilkan getah beraroma khas. Pohon ini tumbuh hingga mencapai 15–20 meter dengan daun lonjong dan bunga berwarna putih. Di Indonesia, kemenyan banyak ditemukan di Sumatra Utara, Aceh, dan sebagian Kalimantan, yang merupakan daerah beriklim lembap dengan ketinggian 500 hingga 1.400 mdpl.
Kawasan Tapanuli di Sumatra Utara menjadi salah satu pusat produksi kemenyan terbesar di dunia, di mana masyarakat Batak telah lama membudidayakannya sebagai warisan budaya dan mata pencaharian. Kualitas kemenyan Sumatra dinilai unggul berkat kandungan aromatik yang lebih kompleks. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor kemenyan pada tahun 2024 mencapai 43.000 ton, menghasilkan nilai ekspor sebesar USD 52 juta.
Nilai ekonomis kemenyan bisa semakin meningkat setelah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendorong hilirisasinya. Dalam acara pembekalan kepemimpinan Lembaga Ketahanan Nasional, Wapres Gibran mengungkapkan bahwa kemenyan adalah bahan parfum mahal seperti Louis Vuitton (LV) hingga Gucci”.
Getah kemenyan, atau benzoin resin, mengandung senyawa seperti vanilin, sinamat, dan benzoat yang berfungsi membuat wewangian lebih tahan lama di kulit. Oleh karena itu, ekstrak kemenyan banyak digunakan oleh merek parfum ternama seperti Gucci, Chanel, dan Dior, terutama untuk varian woody atau oriental.