Kebun Raya Bali menjadi lokasi penting dalam kegiatan eksplorasi kunang-kunang sebagai bagian dari upaya perlindungan keanekaragaman hayati, khususnya serangga nokturnal dan krepuskular.
Kondisi lingkungan yang masih alami, tutupan vegetasi yang beragam, serta tingkat pencahayaan malam yang relatif rendah menjadikan kawasan ini sebagai habitat potensial bagi berbagai jenis kunang-kunang.
Eksplorasi dilakukan pada area-area dengan tingkat kelembaban tinggi, keberadaan serasah, serta vegetasi alami yang mendukung siklus hidup kunang-kunang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kunang-kunang, mendokumentasikan sebarannya, serta menjadi dasar dalam upaya perlindungan habitat di kawasan Kebun Raya Bali.
Dari hasil pengamatan, ditemukan dua kelompok kunang-kunang, yaitu Lamprigera spp. dan Abscondita spp.Perwakilan Nusantara Wilderness, Garda Bagus Damastra, menjelaskan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki karakteristik habitat yang berbeda.
“Lamprigera umumnya berukuran lebih besar dengan cahaya yang relatif terang, sedangkan Abscondita sering dijumpai terbang rendah di area lembap dengan vegetasi alami. Kehadiran keduanya menunjukkan bahwa habitat di Kebun Raya Bali masih terjaga,” jelasnya.
Keberadaan kunang-kunang erat dengan kualitas lingkungan
Kurator Museum Serangga Jagat Satwa Nusantara–TMII, Lilik Kundar Setiadi, menyampaikan bahwa keberadaan kunang-kunang sangat erat kaitannya dengan kualitas lingkungan.
“Kunang-kunang merupakan bioindikator ekosistem yang sehat. Jika masih dapat ditemukan, artinya lingkungan tersebut relatif bersih, minim pencemaran, dan mendukung kehidupan serangga,” ujarnya.
Selain berperan secara ekologis, kunang-kunang juga memiliki nilai edukatif yang tinggi. Cahaya yang dihasilkan berasal dari proses bioluminesensi, yaitu reaksi kimia alami di dalam tubuh serangga yang hampir tidak menghasilkan panas. Cahaya ini berfungsi sebagai sarana komunikasi, terutama dalam proses reproduksi.
Sementara itu, Hadhiyyah N. Cahyono, East Deputy of Horticulture Kebun Raya Bali, menegaskan bahwa kawasan Kebun Raya Bali tidak hanya berfungsi sebagai pusat konservasi flora, tetapi juga sebagai ruang hidup bagi fauna pendukung ekosistem.
“Eksplorasi dan proteksi kunang-kunang merupakan langkah penting dalam menjaga keseimbangan alam sekaligus menjadi sarana edukasi konservasi bagi masyarakat,” ungkapnya.
Munculnya kesadaran publik
Hal senada disampaikan Marga Anggrianto, Direktur Pengelola Kebun Raya Bali. Ia menegaskan bahwa keberadaan kunang-kunang menjadi indikator keberhasilan pengelolaan kawasan.
"Kehadiran kunang-kunang di Kebun Raya Bali merupakan bukti bahwa ekosistem masih sehat dan upaya konservasi yang dilakukan berjalan dengan baik,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Kebun Raya Bali berharap kesadaran publik terhadap pentingnya menjaga lingkungan, khususnya pengendalian pencemaran cahaya dan perlindungan habitat alami, dapat terus meningkat demi keberlanjutan kunang-kunang di alam.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


