peran sakral pura ulun danu beratan pusat pemujaan dewi danu dan sumber kehidupan bali - News | Good News From Indonesia 2025

Peran Sakral Pura Ulun Danu Beratan: Pusat Pemujaan Dewi Danu dan Sumber Kehidupan Bali

Peran Sakral Pura Ulun Danu Beratan: Pusat Pemujaan Dewi Danu dan Sumber Kehidupan Bali
images info

Peran Sakral Pura Ulun Danu Beratan: Pusat Pemujaan Dewi Danu dan Sumber Kehidupan Bali


Terletak di tepi Danau Beratan, Pura Ulun Danu yang dalam bahasa Bali berarti “puncak danau” merupakan salah satu pura utama yang dihormati masyarakat Bali. Karena itulah, pura ini dijuluki Pura Kahyangan Jagat atau pura umum tempat sembahyang umat Hindu dari berbagai latar daerah, golongan, dan profesi. 

Selain memegang fungsi utama sebagai pusat keagamaan, Danau Beratan di area Pura Ulun Danu juga menyimpan peran vital bagi kehidupan masyarakat sekitar. Kira-kira apa saja peran dan fungsi dari Pura Ulun Danu? Berikut penjelasannya. 

1. Sebagai Tempat Pemujaan Utama pada Dewi Danu

Fungsi pertama dari Pura Ulun Danu adalah sebagai tempat pemujaan umat Hindu di Bali kepada Dewi Danu, selaku dewi penguasa air dan sumber kehidupan. Mengutip situs Ashyana Resort, keberadaan air atau tirta sendiri merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat Bali. Pasalnya, air dari Danau Beratan digunakan untuk ritual keagamaan, kebutuhan sehari-hari maupun untuk kepentingan irigasi pertanian. 

Maka dari itu, untuk mengungkapkan rasa syukur atas anugerah sumber daya air yang dilimpahkan oleh Dewi Danu, masyarakat lokal akan mengadakan ritual keagamaan tahunan yang disebut Upacara Karya Pujawali Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu pada akhir Maret hingga awal April. 

2. Sebagai Jantung Sistem Subak Bali (Pura Air)

Berikutnya, peran Pura Ulun Danu juga tak terlepas dari subak atau sistem irigasi di Bali. Sebagai sumber air utama yang mengairi sawah, para petani sekitar harus melakukan ngrastiti atau sembahyang dan mempersembahkan sesajen di pura untuk mendapatkan tirta (air suci) demi kelancaran kegiatan pertanian. 

Melansir Subakspirit.com, hubungan spiritual ini secara tidak langsung mencerminkan ajaran Tri Hita Karana. Di mana para petani di sekitar wilayah Pura Ulun Danu membangun hubungan harmonis dengan beribadah pada sang pencipta (parahyangan), menjaga hubungan baik antar sesama petani atau pihak lain dalam memanfaatkan sumber daya air (pawongan), serta mengelola pertanian dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk menjaga kesuburan tanah dan kesehatan lingkungan (palemahan). 

3. Sebagai Kompleks Pura dan Fungsi Ritual Piodalan 

Sebagai kompleks pura, Pura Ulun Danu terdiri dari beberapa pura berbeda. Melansir dari Bali Glory, setidaknya terdapat 5 pura dalam kompleks Pura Ulun Danu, yaitu Pura Penataran Agung, Pura Dalem Purwa, Pura Taman Beji, Pura Prajapati, dan Pura Lingga Petak. Setiap pura memiliki fungsi pemujaannya tersendiri.

Misalnya saja, di Pura Lingga Petak terdapat pelinggih Meru Tumpang Sebelas yang dipercaya sebagai sumber utama air kesuburan. Contoh lainnya adalah Pura Taman Beji yang merupakan pura dilaksanakannya Melasti atau upacara pembersihan dan penyucian oleh umat Hindu di Bali sekaligus tempat untuk memohon tirta (air suci). 

4. Sebagai Simbol Tri Murti dan Akulturasi Harmoni 

Terakhir, Pura Penataran Agung di kompleks Pura Ulun Danu juga berperan penting sebagai pusat pemujaan Tri Purusa Siwa yaitu Siwa, Sada Siwa, dan Parama Siwa. Pemujaan terhadap Tri Purusa Siwa di Pura Penataran Agung antara lain dilambangkan oleh adanya pelinggih padma tiga. 

Selain terdiri dari banyak pura, kawasan Pura Ulun Danu juga mempunyai sebuah stupa Buddha yang mencerminkan harmoni atau keselarasan dalam kehidupan beragama. 

Berdasarkan penjelasan di atas, Pura Ulun Danu dapat dikatakan sebagai wujud nyata konsep Tri Hita Karana (THK) melalui peran sakralnya sebagai pusat keagamaan dan sumber air yang merefleksikan keselarasan hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam. 

Tirta dari Pulau Ulun Danu bukan hanya menjadi anugerah bagi masyarakat sekitar, tetapi lebih dari itu juga membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab spiritual untuk senantiasa memelihara keberlanjutan budaya dan alam Pulau Bali.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Fathia Ariana lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Fathia Ariana.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.