pesantren mandiri wujud kesejahteraan guru dan petani porang di ngrayun - News | Good News From Indonesia 2025

Pesantren Mandiri: Wujud Kesejahteraan Guru dan Petani Porang di Ngrayun

Pesantren Mandiri: Wujud Kesejahteraan Guru dan Petani Porang di Ngrayun
images info

Pesantren Mandiri: Wujud Kesejahteraan Guru dan Petani Porang di Ngrayun


Di berbagai pelosok negeri, banyak desa yang berjuang untuk bangkit dengan menggali potensi yang dimilikinya. Dari hamparan sawah, kebun, hingga laut. Masyarakat Indonesia membuktikan bahwa kemandirian dapat tumbuh dari akar potensi lokal.

Melihat semangat itu, Astra menghadirkan program Desa Sejahtera Astra (DSA) sebagai wadah pemberdayaan masyarakat berbasis potensi daerah. Program ini kini tersebar di berbagai provinsi dan menjadi motor penggerak ekonomi baru di tingkat desa. Salah satu kisah keberhasilannya tumbuh di daerah pegunungan di Ponorogo, Jawa Timur, yang menyimpan cerita inspiratif tentang kolaborasi, ketekunan, dan keberkahan dari tanaman porang.

Tingkat perekonomian sering kali menjadi tolok ukur kesejahteraan masyarakat. Namun, tinggal di daerah yang terpencil bukan berarti masyarakatnya tidak bisa sejahtera. Contohnya, Pesantren Minhajul Muna di Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang berhasil membuktikan kemandirian melalui penguatan ekonomi berasis kolaborasi dengan Astra.

Sejak tahun 2019, Pesantren Minhajul Muna menjadi bagian dari program Desa Sejahtera Astra (DSA) yang berfokus pada sektor Agrikultur dan Pengolahan Pangan. Empat desa di wilayah Ngrayun—Ngrayun, Temon, Sendang, dan Baosan Lor—menjadi penerima manfaat program ini dengan komoditas unggulan porang, yang dikenal bernilai ekonomi tinggi.

“Pada tahun 2019, kami dipercaya oleh Astra Internasional untuk bekerja sama dalam program desa sejahtera. Karena pesantren berada di daerah pegunungan, maka yang dikembangkan adalah tanaman porang yang banyak diminati dunia,” ujar Kyai Aminuddin, pengasuh pesantren.

Awalnya, program ini muncul dari keresahan masyarakat akibat anjloknya harga cengkih yang menjadi sumber utama pendapatan warga. Porang hadir sebagai solusi, sebab tanaman ini mudah dirawat, tahan terhadap kondisi tanah pengunungan, dan memiliki harga jual yang tinggi di pasar ekspor. Melihat peluan tersebut, Sukarno, Ketua Yayasan Minhajul Muna, berinisiatif menggandeng Astra untuk memperkuat pengembangan pertanian porang di wilayah Ngrayun.

Kerja sama dimulai melalui pengajuan program CSR Astra berbasis pertanian. Astra kemudian menyalurkan bantuan modal berupa bibit porang kepada pesantren, yang selanjutnya didistribusikan kepada 35 mitra—terdiri dari masyarakat, petani, dan para guru pesantren. Polanya sederhana: petani menanam bibit, hasil panen dijual kembali ke pesantren, lalu pihak pesantren mendistribusikan ke sejumlah pabrik di Jawa Timur.

Hasilnya luar biasa. Panen pertama menghasilkan 100 ton porang, dan pada tahun 2020 pesantren bahkan mampu mengirim 10 rit truk ke pabrik. Coba Kawan GNFI bayangkan, jika satu rit truk berisi 9 ton dan porang mencapai Rp 10.000 per kilogram, maka nilai transaksi yang tercipta bisa mencapai Rp 900 juta! Angka tersebut tentu menjadi berkah besar bagi pesantren dan masyarakat sekitar.

Dampak positifnya begitu terasa. Banyak petani yang mampu membeli kendaraan pribadi dari hasil panen porang. Tahun 2021, meski harga porang menurun Rp 5.000 per kilogram, petani tetap meraup keuntungan karena mereka tidak perlu membeli bibit baru. Kolaborasi dengan Astra tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi jua membantu operasional pesantren serta meningkatkan kesejahteraan para guru di pesantren. Hal ini semakin istimewa karena Pesantren Minhajul Muna tidak pernah memungut biaya SPP dari para santri.

Inisiatif ini menjadikan Pesantren Minhajul Muna sebagai contoh nyata pesantren mandiri, yang tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui sinergi dan semangat kemandirian, pesantren ini mampu mengubah potensi lokal menjadi kekuatan ekonomi berkelanjutan.

Kesuksesan tersebut membuktikan bahwa perubahan besar dapat lahir dari langkah kecil, selama diiringi tekad dan kerja sama yang kuat. Pesantren Minhajul muna bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sumber inspirasi bagi banyak pihak. Semangat kemandirian dan gotong royong yang tumbuh di Ngrayun patut menjadi teladan bagi daerah lain di Indonesia untuk bersama-sama menjemput kesejahteraan melalui potensi lokal yang dimiliki.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.