Apakah Kawan GNFI pernah membeli sebuah kelapa parut di pasar? Apakah Kawan pernah berpikir tentang ke mana air kelapa itu? Apakah ada yang membeli untuk di minum begitu saja atau akan menjadi limbah saja?
Sebagian orang membeli air kelapa untuk diminum karena rasanya yang manis dan menyegarkan. Namun, beberapa orang memiliki ide yang menginspirasi, yakni merubah air kelapa itu menjadi produk yang sebagian orang tidak akan menyangka.
Dari dapur sederhana, air kelapa bisa bertransformasi menjadi kecap organik. Yup, Kawan jangan ragu. Produk kecap organik ini tidak hanya memiliki rasa yang lezat, tapi memiliki cerita menarik dan sebuah inovasi hijau yang akan mendunia.
Peluang dari Sisa Air Kelapa
Tidak sedikit pedagang kelapa di pasar membuang air kelapa setelah daging buahnya diparut. Jika tidak dimanfaatkan dengan baik, ini tentu akan menimbulkan limbah.
Padahal, air kelapa tersebut masih layak konsumsi. Terlebih lagi, air kelapa memiliki kandungan yang baik bagi tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, dan beberapa mineral, menurut Syahfitri, Triyana, dkk.
Kondisi inilah awal kemunculan ide menarik yang ramah lingkungan. Sudah ada beberapa peneliti dan pelaku UMKM yang mulai melakukan eksperimen sederhana untuk menggantikan bahan utama kecap sebelumnya, yaitu kedelai, menjadi air kelapa.
Yup, hasil yang baik dihasilkan dari tetesan air kelapa sisa. Warna cokelat yang dihasilkan secara alami memiliki nilai gizi yang tinggi. Sisa air kelapa pun tetap berguna.
Proses Sederhana Pembuatan Kecap Air Kelapa
Meskipun prosesnya sederhana, perlu kesabaran dan pemahaman tinggi perihal proses fermentasi secara alami. Air kelapa yang digunakan adalah kelapa tua yang biasanya didapatkan dari pedagang kelapa parut.
Menurut Jurnal (Syahfitri, Triyana. dkk), dimulai dengan mempersiapkan bumbu-bumbu (bawang putih, kemiri, phekak, lengkuas, dan bahan lainnya) dan pastinya ada air kelapa. Kemudian, air kelapa dipanaskan dan dicampur dengan bumbu-bumbu yang sudah disiapkan. Memasak kecap ini butuh kesabaran, karena harus dimasak hingga 2 jam lamanya.
Setelah melalui proses 2 jam pemanasan, kecap akan melalui proses penyaringan dengan menggunakan kain tipis dan halus. Kemudian, kecap akan masuk ke proses pemanasan kedua dengan mencampurkan bahan lainnya seperti garam dan natrium benzoat.
Selama kecap panas, kecap akan dikemas di dalam botol. Kemudian, botol tersebut akan di disterilisasi dengan cara merebusnya. Kecap organik dari air kelapa pun siap di distribusikan dan di konsumsi.
Cita Rasa dan Nilai Gizi yang Terkandung dalam Kecap Air Kelapa
Rasa yang dihasilkan dari bahan organik air kelapa berbeda dengan kecap konvensioanal yang terbuat dari kedelai. Kecap air kelapa memiliki rasa yang ringan, tidak terlalu asin, dan tidak terlalu manis seperti kecap pada umumnya.
Rasa yang unik akan terasa aneh di lidah orang yang baru saja mencicipinya. Tapi, jangan khawatir dengan kecap ini. Kecap tanpa bahan pengawet atau pewarna sintesis dan pastinya aman bagi orang-orang dengan gangguan alergi terhadap kedelai.

kandungan gizi kecap air kelapa | Foto: Dokumentasi Pribadi/Nursanti Anjune Mukti
Ekonomi Hijau yang dihasilkan dari Kecap Air Kelapa
Tidak sekedar bumbu dapur biasa, kini kecap organik yang terbuat dari air kelapa menjadi gerakan ekonomi hijau. Ekonomi hijau adalah ekonomi yang mengusung tema berkelanjutan dan memanfaatkan pemberdayaan masyarakat lokal.
Salah satunya dengan memanfaatkan bahan baku air kelapa, dengan harga murah namun bisa menjadi produk bernilai tambah. Produk organik seperti ini sudah banyak masyarakat yang mengelola dengan baik dan menjadikan peluang ini menjadi sumber penghasilan baru.

salah satu produk UMKM kecap air kelapa (Srunen) dari Jombang Jatim | Foto: Dokumentasi Pribadi/Nursanti Anjune Mukti
Seperti halnya produk UMKM kecap organik air kelapa yang berasal dari Jombang Jatim. Beliau adalah Akhmad Affan Fakhrudin dan Harmi Fepri Hendarti, seorang pegiat pertanian organik dan pangan sehat yang berhasil menciptakan dan mengembangkan kecap organik ini.
Dampak ekonomi yang dirasakan terlihat sejak tahun 2014 dengan penjualan 30 botol/bulan. Seiiring dengan orang mengetahui produk organik, kini beliau telah berhasil membuat kecap 200–300 botol/bulan.
Pemasaran produk organik ini biasanya dilakukan pertama kali dengan mengikuti pameran atau komunitas pegiat pangan sehat, mulai dari Jakarta, Surabaya, bahkan Bali. Beliau berkata bahwa produk mereka lebih dikenal diluar Jombang. Menurut beliau pelanggan yang membeli produk kecap organik air kelapa adalah para orang tua dari anak berkebutuhan khusus dan memiliki riwayat alergi kacang/gluten.
Inovasi ini bukan sekedar rasa tetapi banyak nilai yang terkandung di dalamnya. Dari tetesan air kelapa menjadi sebuah masa depan yang lebih hijau. Yuk, Kawan GNFI dukung gerakan hijau ini dengan memilih produk lokal dan organik.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News