garda pangan gerakan inisiatif anak muda surabaya cegah food waste - News | Good News From Indonesia 2025

Garda Pangan: Gerakan Inisiatif Anak Muda Surabaya Cegah Food Waste

Garda Pangan: Gerakan Inisiatif Anak Muda Surabaya Cegah Food Waste
images info

Garda Pangan: Gerakan Inisiatif Anak Muda Surabaya Cegah Food Waste


Food Waste, Isu Serius yang Perlu Diperhatikan

Kawan GNFI, tahukah kamu bahwa Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat pemborosan makanan tertinggi di dunia? Menurut data dari Economic Intelligence Unit, rata-rata satu individu di Indonesia membuang sekitar 300 kilogram makanan setiap tahunnya. Ironisnya, pada saat yang sama, terdapat sekitar 19,4 juta orang yang berjuang untuk mendapatkan makanan layak setiap harinya.

Sampah makanan menyumbang 40% dari total limbah nasional dan menghasilkan gas metana yang berdampak 23 kali lebih berbahaya dibandingkan karbon dioksida. Di tengah situasi yang memprihatinkan ini, sekelompok anak muda di Surabaya mengambil inisiatif nyata melalui gerakan bernama Garda Pangan.

Dari Kepedulian Muncul Sebuah Gerakan Nasional

Garda Pangan
info gambar

Garda Pangan | Foto: gardapangan.org


Garda Pangan merupakan sebuah usaha sosial (social enterprise) yang berdiri pada Juni 2017. Digagas oleh Dedhy Trunoyudho, Indah Audivtia, dan Eva Bachtiar, gerakan ini bertujuan untuk menyelamatkan makanan layak konsumsi agar tidak terbuang sia-sia di tempat pembuangan akhir, sekaligus menyalurkannya kepada masyarakat kurang mampu di Surabaya dan sekitarnya.

Hingga Agustus 2019, Garda Pangan telah mengumpulkan lebih dari 88.000 porsi makanan dan menyalurkannya kepada 76.000 penerima manfaat. Makanan yang diselamatkan berasal dari berbagai sumber, seperti restoran, hotel, toko roti, acara pernikahan, hingga pasar tradisional.

Dalam wawancara dengan Waste4Change, Eva Bachtiar menjelaskan bahwa Garda Pangan lahir dari keprihatinan terhadap ketimpangan antara banyaknya makanan terbuang dan masih banyaknya masyarakat yang kelaparan.

“Ketika kita membuang makanan, sebenarnya kita juga membuang seluruh sumber daya yang digunakan untuk memproduksinya, seperti lahan, bahan bakar, dan tenaga kerja,” ungkap Eva.

 

Dua Misi Utama: Menyelamatkan Makanan dan Lingkungan

Garda Pangan memiliki dua misi utama, yakni mengurangi angka kelaparan dan mencegah limbah makanan. Melalui program Food Rescue, mereka menghimpun makanan berlebih yang masih layak konsumsi dari industri kuliner, lalu menyalurkannya dengan cara yang bermartabat kepada masyarakat pra-sejahtera.

Sementara itu, makanan yang sudah tidak layak dikonsumsi tidak dibuang begitu saja, melainkan diolah kembali menjadi pakan ternak atau kompos. Inisiatif ini menjadikan Garda Pangan sebagai contoh nyata penerapan ekonomi sirkular di sektor pangan.

Selain itu, Garda Pangan juga menjalankan kegiatan Gleaning, yaitu memanen hasil pertanian yang terbuang karena bentuk atau ukuran yang tidak sesuai standar pasar, padahal masih bergizi dan layak konsumsi.

Hingga kini, Garda Pangan telah bekerja sama dengan lebih dari 500 relawan publik dan 30 relawan inti. Mereka menyalurkan makanan ke lebih dari 110 titik penerima manfaat, termasuk kampung pra-sejahtera, panti asuhan, tempat perlindungan anak jalanan, dan rumah sosial di Surabaya.

Edukasi Publik dan Tips Mengelola Sisa Makanan

ilustrasi sampah rumah tangga
info gambar

Foto: Pexels/Denise Nys


Selain menyalurkan makanan, Garda Pangan juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang gaya hidup tanpa limbah (zero waste lifestyle). Eva Bachtiar memperkenalkan konsep Hirarki Pemulihan Makanan (Food Recovery Hierarchy), yaitu panduan praktis untuk menghindari agar makanan tidak berakhir di tempat sampah.

Beberapa langkah sederhana yang dapat diterapkan oleh Kawan GNFI di rumah antara lain:

  1. Merencanakan menu harian untuk mencegah pembelian bahan berlebihan.
  2. Menyimpan makanan sesuai suhu dan jenisnya agar lebih tahan lama.
  3. Memanfaatkan sisa makanan secara kreatif, misalnya dengan membuat zero waste recipe.
  4. Menyumbangkan sisa makanan kepada tetangga atau masyarakat sekitar.
  5. Mengolah sisa makanan yang tidak bisa dikonsumsi menjadi pakan ternak atau kompos.

“Pembuangan makanan bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga masalah kemanusiaan. Apa yang kita buang bisa menjadi harapan bagi orang lain,” tutur Eva.

 

Dari Surabaya untuk Indonesia: Jadilah Pahlawan Pangan!

Kawan GNFI, Garda Pangan telah membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari hal-hal kecil. Melalui kolaborasi antara generasi muda, komunitas, dan pelaku bisnis, mereka menunjukkan bahwa kepedulian sosial dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan.

Kini, saatnya kita ikut berkontribusi. Mulailah dari rumah sendiri, mulai dari makanan di piring, dari dapur, dan dari kebiasaan sederhana. Seperti pesan Garda Pangan:

“Jangan menunggu untuk menjadi hebat dalam berbuat baik. Mulailah dari apa yang kamu miliki, di mana pun kamu berada.”

Mari bergabung dalam gerakan Pahlawan Pangan, dan bersama-sama wujudkan Indonesia tanpa pemborosan makanan!

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.