motivasi keberanian mengelola ketakutan dengan rasa ingin tahu - News | Good News From Indonesia 2025

Mengubah Rasa Takut jadi Keberanian lewat Rasa Ingin Tahu

Mengubah Rasa Takut jadi Keberanian lewat Rasa Ingin Tahu
images info

Mengubah Rasa Takut jadi Keberanian lewat Rasa Ingin Tahu


Kita tidak pernah terlepas dari rasa takut. Bahkan, masyarakat sering menuntut kita untuk selalu berani, seolah keberanian adalah lawan dari ketakutan. Tapi pertanyaannya, apakah mereka yang berani, tidak pernah merasa takut?

Faktanya, setiap orang yang berani sekalipun tetap mengalami rasa takut. Banyak yang beranggapan bahwa ketakutan selalu menjadi penghambat, padahal kenyataannya sebaliknya.

Rasa takut bisa menjadi pemicu rasa penasaran. Dari rasa penasaran inilah, bisa menyalakan percikan keberanian. Dari penasaran inilah, kita mampu bertindak meski masih diliputi rasa takut.

Menafsir ulang rasa 'takut' berarti memahami dengan sudut pandang baru. Ketakutan bukan berarti mengurungkan niat, melainkan dorongan untuk tetap melangkah meski ada keraguan yang menyertai.

Rasa takut sering hadir seperti bayang-bayang yang mengusik. Namun kita selalu punya pilihan untuk menghadapi atau menghindarinya. Saat memutuskan untuk bertindak, kita biasanya menimbang risiko dan memikirkan segala konsekuensinya.

Mengutip Jurnal Front Psycho (2024)., “Individu ingin mendekati situasi ini (keberanian) karena ingin melakukan hal yang benar, tetapi pada saat yang sama, takut untuk mengambil tindakan karena ada risiko yang dirasakan, baik bagi diri sendiri atau orang lain.”

Sejalan dengan itu, keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, melainkan karena kesadaran untuk tetap bertindak meski meski rasa takut masih membayangi. Kita tahu risikonya, tapi tetap memilih melangkah. 

baca juga

Takut tapi Ingin Tahu, Dilema yang Menggerakkan Diri

Rasa takut sering kali muncul saat pertama kali kita mencoba sesuatu yang baru, seperti berbicara di depan umum, memulai pekerjaan baru, atau mengambil keputusan besar dalam hidup. Dalam momen seperti itu, Pikiran kita dipenuhi keraguan.

  • “Bagaimana kalau saya gagal?”

  • “Bagaimana kalau ditolak?"

  • Bagaimana kalau nanti banyak yang menghujat?

Dari keraguan itu kemudian muncul pertanyaan yang kerap mengunggah banyak orang, “Kalau begitu, bagaimana kita bisa tetap bertindak, padahal rasa takut masih ada?”

Ketakutan akan Kemampuan Diri
info gambar

Ketakutan akan Persepsi Orang | Freepik


Keraguan ini membuat kita ragu melangkah, bahkan sebelum sempat mencoba. Namun, di balik rasa takut itu, bisa muncul dorongan kecil bernama rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang membuat kita bertanya, “Apa yang akan terjadi kalau Saya berani mencoba?”

Dilema antara takut dan ingin tahu inilah yang bisa menjadi motivasi. Seperti yang diungkapkan dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ, dalam siniar Wellspring Conversations, “Rasa ingin tahu merupakan salah satu motivasi terbesar manusia.”

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa rasa ingin tahu bukan sekadar dorongan untuk bertindak, tetapi juga pertimbangan untuk bertindak atau menghindarinya berdasarkan makna dan rasa aman yang kita rasakan dari sebuah tindakan.

Dengan kata lain, rasa ingin tahu bisa menjadi jembatan antara ketakutan dan keberanian. Saat kita memahami rasa takut itu, keberanian perlahan tumbuh. Bukan karena rasa takutnya hilang, tetapi karena kita memilih untukmemahami, menerima, dan menaklukkannya. 

baca juga

Kegagalan yang Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu

Kegagalan sering dianggap menakutkan. Namun, di balik rasa kecewa itu menyimpan rasa ingin tahu yang baru. Dari sinilah muncul dorongan untuk kembali mencoba, meski masih ada rasa takut atau keraguan. 

Kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya. Namun, gagal tetap gagal. Kegagalam menandakan bahwausaha kita belum berhasil mencapai hasil yang diinginkan. Seperti yang ditegaskan dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ, dalam siniar Wellspring Conversations, “Gagal ya gagal. Artinya apa yang lo kerjakan itu ngga berhasil, pikirin gagalnya karena apa ya?” 

Dari kegagalan itulah muncul pertanyaan-pertanyaan seperti, “Kenapa bisa gagal?”, “Salahnya di mana?”, dan “Apa yang bisa saya perbaiki?”

Pertanyaan semacam itu mampu memperkuat rasa ingin tahu, sekaligus mendorong kita untuk belajar dari pengalaman.

Saat rasa takut datang, mungkin yang perlu kita lakukan bukan melawannya, melainkan mempertanyakannya, seperti dari mana asalnya, apa yang sebenarnya kita khawatirkan, dan apa yang bisa kita pelajari darinya. 

Karena pada akhirnya, keberanian tidak hadir karena hilangnya rasa takut, melainkan dari keputusan untuk tetap melangkah, meski rasa takut masih menyelimuti diri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.