kata ganti orang kamu dia kalian dalam bahasa sunda dan cara penggunaannya - News | Good News From Indonesia 2025

Kata Ganti Orang (Kamu, Dia, Kalian) dalam Bahasa Sunda dan Cara Penggunaannya

Kata Ganti Orang (Kamu, Dia, Kalian) dalam Bahasa Sunda dan Cara Penggunaannya
images info

Kata Ganti Orang (Kamu, Dia, Kalian) dalam Bahasa Sunda dan Cara Penggunaannya


Kata ganti orang (Kamu, Dia, Kalian) dalam Bahasa Sunda memiliki undak-usuk basa (tingkatan bahasa) yang bertujuan untuk saling menghormati dan menghargai dalam berkomunikasi. Maka dari itu, kamu tidak bisa sembarangan menggunakan kata “kamu” atau “saya” di sebarang situasi.

Kata ganti orang sendiri adalah kata yang menggantikan nama orang atau kelompok sehingga percakapan lebih ringkas. Artikel ini akan membahas berbagai bentuk kata ganti orang dalam Bahasa Sunda, termasuk bentuk halus (lemes), biasa (loma), dan kasar (kasar) agar kamu tidak salah saat berbicara Bahasa Sunda. 

1. Kata Ganti Orang Pertama (Saya/Kami/Kita)

Dalam Bahasa Sunda, kata ganti Saya memiliki beberapa bentuk, seperti Abdi, Sim kuring, Urang, Kuring, dan Aing. Masing masing kata ganti ini digunakan dalam konteks yang berbeda sesuai dengan tingkat kesopanannya.

Kata Abdi dan Simkuring masuk dalam kategori lemes (halus) digunakan dalam situasi formal atau kepada orang yang lebih tua. Adapun Kuring dan Urang masuk dalam kategori loma (netral) biasanya digunakan antar teman sebaya. Sedangkan Aing hanya digunakan di antara teman dekat karena termasuk kategori kasar.

Bahasa Sunda juga memiliki Urang dan Kami sebagai kata ganti orang pertama jamak. Keduanya, memiliki arti Kami atau Kita dalam Bahasa Indonesia. 

2. Kata Ganti Orang Kedua (Kamu/Anda/Kalian)

Jika kamu bertanya “apa Bahasa Sundanya kamu?,” jawabannya kembali lagi tergantung konteks. Kamu dalam Bahasa Sunda ada beberapa, diantaranya adalah Anjeun, Salira, Hidep, Manéh, dan Sia.

Kata Anjeun dan Salira masuk dalam kategori lemes (halus) yang berarti Anda, digunakan dalam situasi formal. Jadi, jika kamu ingin bilang Bahasa Sunda Kamu pada atasan atau orang yang kamu hormati, kamu bisa menggunakan Anjeun atau Salira.

Kata Manéh dan Hidep termasuk Bahasa Sunda loma (netral) yang berarti kamu dan biasanya digunakan dalam situasi santai dengan teman sebaya. Ada satu lagi Bahasa Sunda nya Kamu, yaitu Sia, biasanya hanya digunakan dalam situasi santai saat berbicara dengan teman dekat karena Sia termasuk bentuk kasar.

Untuk kata ganti orang kedua jamak Kalian, Bahasa Sunda menggunakan kata seperti Aranjeun dan Maranéh. Kata “Aranjeun” termasuk bentuk sopan, sedangkan “Maranéh” termasuk bentuk netral.

3. Kata Ganti Orang Ketiga (Dia/Beliau/Mereka)

Dalam Bahasa Sunda, Bahasa Sunda Dia terdiri dari Anjeunna, Mantenna, dan Manéhna. Namun, ketiga kata tersebut memiliki tingkat kesopanan yang berbeda. Dia dalam Bahasa Sunda Kata dalam konteks lemes (halus) adalah Anjeunna dan Mantenna, digunakan saat membicarakan orang yang dihormati.

Sementara itu, kata Manéhna bersifat ganda, yaitu bisa digunakan dalam konteks loma (netral) maupun kasar. Maka dari itu, jika sedang membicarakan teman sebaya atau teman dekat bisa menggunakan kata Manéhna sebagai kata ganti orang ketiga tunggal.

Untuk bentuk kata ganti orang ketiga jamak atau Mereka, digunakan kata Aréhna dan Aranjeunna. Kata Aréhna merupakan bentuk netral, sedangkan Aranjeunna lebih sopan dan biasanya dipakai dalam situasi resmi atau formal.

Contoh Penerapan dalam Percakapan

Berikut adalah contoh percakapan sederhana tentang penerapan Kata ganti orang (Kamu, Dia, Kalian) dalam Bahasa Sunda: 

Contoh Bahasa Sunda lemes (halus)

A: Punten, abdi tiasa nyuhunkeun bantosan anjeun?
(Permisi, boleh saya minta bantuan Anda?)
B: Muhun, abdi siap ngabantosan.
(Ya, saya siap membantu.)

Contoh Bahasa Sunda lemes (halus)

A: Manéh rék ka mana?
(Kamu mau ke mana?)
B: Kuring rék indit heula ka imah si Deni.
(Aku mau ke rumah Deni dulu.)

Contoh Bahasa Sunda kasar 

A: Sia rék indit ka mana, euy?
(Kamu mau ke mana sih?)
B: Aing rék ka pasar heula.
(Aku mau ke pasar dulu.)

 

Memahami kata ganti orang dalam Bahasa Sunda sangat penting agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dengan mengenali konteks penggunaan yang tepat, pembicara akan lebih mudah berkomunikasi bersama orang Bahasa Sunda.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Azmi Fidaroini lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Azmi Fidaroini.

AF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.