Kopi, cairan berwarna cokelat pekat dengan aroma yang khas serta rasa pahit yang kuat begitu banyak digemari oleh orang-orang. Minuman ini bukan hanya sebuah tren yang sedang populer, di dalamnya tersimpan cerita-cerita dari mereka, para petani kopi.
Mungkin pada sebagian orang, kopi hanya sekadar barang untuk dikonsumsi manusia. Di balik itu, ada orang-orang yang menggantungkan hidupnya dari biji kopi. Kebun kopi menjadi sumber kekuatan ekonominya, seperti para petani kopi di Kabupaten Agam, salah satu kabupaten di bagian barat Pulau Sumatra.
Salah satu hasil bumi Kabupaten Agam, Sumatra Barat ini menjadi satu potensi lokal yang apabila dikembangkan secara maksimal bisa menjadi salah satu sumber perekonomian warga.
Pembinaan Para Petani Kopi
Kopi sudah menjadi bagian hidup dari warga lokal sejak dulu. Jenis kopi robusta menjadi yang paling dikenal dan banyak dibudidayakan yang juga dikenal dengan sebutan kopi sibarasok. Walaupun begitu, jenis kopi arabika juga dapat dijumpai di sini.
Kopi sibarasok ini mempunyai keunikan tersendiri. Pada proses pembuatannya, biji dikeringkan masih dalam keadaan terbungkus kulit sehingga tidak tidak terkena sinar matahari langsung. Maka dari itu, butuh sekitar 2–3 hari untuk mendapatkan biji kopi yang benar-benar kering. Proses ini yang membuat kualitas kopi sibarasok sangat bagus.
Melihat adanya potensi kopi yang besar dari salah satu daerah di Sumatra Barat ini, PT Astra turut meliriknya. Berpegang pada program tanggung jawab sosial perusahaan, Astra ingin mengembangkan potensi lokal dari warga Agam untuk dikenalkan ke panggung dunia dan bersaing di pasar global.
Pada tahun 2022, PT Astra menetapkan tiga desa atau nagari di Kabupaten Agam, yaitu Baringin, Pagadih, dan Sungai Pua, untuk dimasukkan ke dalam daftar Desa Sejahtera Astra (DSA). Melalui program ini, pembinaan petani kopi dilakukan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan mentalitas yang kuat dalam proses budi daya hingga pemasaran kopi.
Pembinaan yang disediakan melalui program ini antara lain, pelatihan proses budi daya, teknik-teknik pengolahan kopi, pemasaran kopi secara digital, hingga persiapan mental petani untuk mengelola usaha budi daya kopi. Pada program pembinaan ini, PT Family Agrowisata Mahakarya sebagai mitra PT Astra, ditunjuk untuk menjadi fasilitator.
Proses ini tentunya butuh waktu lama untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Bahkan, buku panduan budi daya hingga pemrosesan kopi diluncurkan untuk mendapatkan hasil kopi dengan kualitas sesuai standar.
Kopi untuk Sumber Ekonomi Warga
Permintaan kopi yang besar di pasar membuat potensi kopi untuk meningkatkan perekonomian warga semakin besar. Untuk membuat kopi Agam bisa bersaing di pasaran membutuhkan pemasaran yang bisa mencakup seluruh kalangan dan membuat orang-orang tertarik untuk membeli produk lokal.
Berkat pembinaan yang diadakan PT Astra, para petani kopi bisa mendapatkan dampak positif untuk perekonomian mereka. Pada tahun 2024, peningkatan pendapatan dirasakan oleh para petani kopi sebanyak 56% dibandingkan sebelum adanya penyuluhan dan pembinaan.
Selain itu, lapangan pekerjaan terbuka untuk warga Agam. Penyerapan tenaga kerja bertambah sebanyak 57 orang yang semuanya merupakan warga lokal yang terdiri dari petani kopi, Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), dan wali jorong.
Walaupun program pembinaan terlihat berbagai dampak positifnya untuk perekonomian masyarakat lokal, masih banyak yang bisa ditingkatkan. Salah satunya adalah meningkatkan dan menjaga kualitas kopi yang sesuai dengan standar.
Perjalanan petani kopi di Kabupaten Agam dalam memanfaatkan potensi lokalnya masih panjang. Banyak yang masih bisa diperbaiki dan ditingkatkan kembali. Bagaimanapun, program pembinaan ini merupakan langkah awal yang baik untuk mempersiapkan masa depan.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News