Andi Fathur Radhy, inovator muda asal Gowa, Sulawesi Selatan, menggabungkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Artificial Internet of Things (AIoT) untuk mengoptimalkan produksi kebun hidroponik. Dengan semangat pertanian 4.0, inovasinya tidak hanya menghemat energi dan air, tetapi juga membuka peluang baru bagi petani muda di Indonesia Timur untuk beradaptasi di era digital dan ramah lingkungan.
Di tengah meningkatnya isu krisis energi dan perubahan iklim global, muncul generasi muda Indonesia yang berani menyalakan harapan baru lewat inovasi hijau. Salah satunya adalah Andi Fathur Radhy, sosok muda asal Gowa, Sulawesi Selatan, yang kini menjadi sorotan berkat terobosannya dalam dunia pertanian modern. Melalui proyek pemanfaatan energi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan AIoT (Artificial Internet of Things), Andi membawa konsep pertanian 4.0 langsung ke jantung Indonesia Timur.
Energi Matahari untuk Kebun yang Mandiri
Andi melihat masalah mendasar yang sering dihadapi para petani di wilayahnya: ketergantungan pada sumber energi konvensional dan biaya operasional tinggi. Ia lalu menghadirkan solusi cerdas dengan memanfaatkan energi surya (PLTS) untuk menghidupi seluruh proses di kebun hidroponiknya, mulai dari pompa air, sistem pendingin, hingga pencahayaan buatan untuk tanaman.
Dengan panel surya berdaya tinggi, Andi berhasil menekan biaya listrik hingga 60% dibandingkan sistem konvensional. Tak hanya itu, PLTS juga menjadikan kebunnya energi mandiri dan ramah lingkungan. Dalam konteks perubahan iklim yang kian terasa, langkah ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi bisa menjadi sekutu penting bagi keberlanjutan lingkungan.
AIoT: Otak Digital di Balik Kebun Hidroponik
Namun inovasi Andi tidak berhenti di energi terbarukan. Ia melangkah lebih jauh dengan mengembangkan sistem berbasis AIoT (Artificial Internet of Things)—gabungan antara kecerdasan buatan (AI) dan sensor internet (IoT).
Sistem ini bekerja dengan memantau berbagai variabel penting seperti pH air, suhu ruangan, intensitas cahaya, dan kelembapan tanah. Data yang dikumpulkan secara real-time kemudian diolah oleh sistem AI untuk memberikan rekomendasi otomatis, misalnya kapan tanaman perlu disiram atau kapan nutrisi perlu ditambahkan.
Dengan teknologi ini, produktivitas kebun meningkat hingga 40%, sementara tingkat kegagalan tanaman menurun drastis. Petani pun bisa memantau dan mengendalikan kebunnya hanya lewat smartphone, di mana pun mereka berada.
“AIoT membuat pertanian lebih mudah, lebih efisien, dan tentu saja lebih menarik bagi generasi muda,” jelas Andi.
Mengubah Paradigma Petani Muda
Salah satu visi besar Andi adalah menjadikan pertanian sebagai sektor yang kembali diminati oleh generasi muda. Ia sadar betul bahwa stigma ‘petani itu kuno’ masih melekat kuat di masyarakat. Karena itu, lewat kebun hidroponiknya yang futuristik, Andi ingin menunjukkan bahwa bertani bisa keren, digital, dan berdampak besar.
Ia aktif mengadakan pelatihan dan kolaborasi dengan berbagai komunitas petani muda di Sulawesi Selatan. Mereka belajar langsung tentang bagaimana cara menerapkan sistem hidroponik bertenaga surya dan AIoT dalam skala kecil hingga menengah.
Tak jarang, peserta yang awalnya ragu justru bersemangat setelah melihat hasil nyata. Banyak di antara mereka kini mulai merintis kebun hidroponik sendiri dengan sistem yang serupa. Dari sinilah muncul ekosistem baru pertanian cerdas yang bertumbuh di Indonesia Timur.
Dampak Nyata bagi Lingkungan dan Ekonomi Lokal
Dampak positif dari inovasi Andi tak hanya terasa di dunia pertanian, tetapi juga di aspek sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Dengan sistem PLTS, desa di sekitar kebun kini memiliki akses energi bersih yang lebih stabil. Selain itu, hasil produksi kebun hidroponik Andi- seperti selada, sawi, dan kangkung organik- telah menembus pasar lokal hingga supermarket besar di Makassar.
Ia juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar, terutama anak muda yang sebelumnya menganggur. Kini, mereka menjadi bagian dari tim operasional kebun yang mengelola teknologi PLTS dan sistem sensor AIoT.
“Teknologi bukan untuk menggantikan manusia, tapi untuk memberdayakan manusia,” tutur Andi dengan senyum.
Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024: Bukti Nyata Perubahan
Atas dedikasi dan kontribusinya, Andi Fathur Radhy dinobatkan sebagai penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards Nasional dan Provinsi 2024 dari Sulawesi Selatan untuk kategori Teknologi. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas upayanya dalam menghadirkan solusi berkelanjutan yang mengintegrasikan energi terbarukan dan kecerdasan buatan ke dunia pertanian.
Lebih dari sekadar inovasi teknologi, karya Andi membuktikan bahwa semangat “Berkarya untuk Indonesia” bisa diwujudkan lewat langkah konkret yang berdampak langsung bagi masyarakat dan lingkungan.
Menuju Masa Depan Pertanian Cerdas Indonesia Timur
Inovasi Andi adalah gambaran masa depan pertanian Indonesia: hijau, cerdas, dan berdaya. Ia percaya bahwa daerah-daerah di Indonesia Timur memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertanian modern jika digarap dengan pendekatan teknologi dan keberlanjutan.
Kini, Andi tengah mengembangkan rencana untuk memperluas jaringan kebun hidroponik cerdas ke beberapa daerah lain di Sulawesi. Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, ia berharap bisa menciptakan lebih banyak “oasis hijau” yang memberdayakan masyarakat lokal dan menjaga bumi tetap lestari.
Perjalanan Andi Fathur Radhy adalah bukti bahwa inovasi tidak selalu harus dimulai dari kota besar atau laboratorium megah. Dari Gowa, sebuah daerah di Sulawesi Selatan, lahir ide besar yang bisa mengubah wajah pertanian Indonesia.
Dengan menggabungkan matahari, data, dan semangat muda, Andi menunjukkan bahwa masa depan hijau bukan sekadar wacana, tapi sesuatu yang bisa kita wujudkan bersama.
#kabarbaiksatuIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
