Ketergantungan terhadap platform global seperti Amazon Web Services, Google Cloud, dan Microsoft Azure telah menjadikan banyak data penting Indonesia tersimpan di luar negeri. Kondisi ini menimbulkan risiko ketika akses data dipengaruhi kebijakan negara lain dan memunculkan kekhawatiran bagi industri yang menyimpan informasi berharga.
Situasi tersebut mendorong seorang profesional IT bernama Irfan Y. Pratama untuk merancang solusi yang mampu menjawab persoalan kedaulatan data.
Perjalanan Irfan dimulai dari dunia akademik. Ia lahir di Jakarta, menamatkan studi sarjana di BINUS University, kemudian melanjutkan gelar master di Leiden University. Lebih dari satu dekade ia berkecimpung di bidang teknologi informasi, mulai dari manajemen teknologi, perencanaan strategis, hingga tata kelola IT.
Pengalaman ini memberinya wawasan luas bahwa teknologi harus hadir sebagai sistem yang andal, aman, dan relevan bagi masyarakat. Kesadaran tersebut memperkuat tekadnya untuk menghadirkan inovasi lokal yang mampu memenuhi kebutuhan bangsa sendiri.
Dari pengalaman panjang itu lahirlah Awanio. Pada 2021 Irfan bersama rekan-rekannya merilis Cloud Enabler Platform (CEP), sebuah inovasi yang memungkinkan individu, perusahaan, maupun lembaga membangun dan mengelola layanan cloud secara mandiri. Teknologi ini dirancang untuk mengelola beban kerja virtual maupun kontainer dengan fleksibilitas setara layanan global, namun seluruh server ditempatkan dalam yurisdiksi Indonesia.
Dengan cara ini, kendali penuh atas data tetap berada di tangan pengguna, sementara biaya operasional dapat ditekan. Penghargaan SATU Indonesia Awards 2024 bahkan mencatat Awanio sebagai hasil kerja sama dengan principal hardware besar dalam upaya memperkuat kedaulatan perangkat lunak, data, dan operasi.
Meski demikian, langkah membangun Awanio tidak mudah. Dominasi raksasa global membuat banyak perusahaan lebih memilih layanan asing yang dianggap lebih teruji. Irfan menyadari tantangan utamanya adalah membangun kepercayaan. Ia menekankan bahwa kualitas layanan menjadi modal utama agar platform lokal bisa bersaing.
Perlahan, kepercayaan mulai terbentuk. PT IDX Solusi Teknologi Informasi menggunakan Awanio untuk kebutuhan cloud di server dalam negeri, sementara Hewlett Packard Indonesia menggandeng Awanio untuk mendukung layanan server. Kehadiran platform ini membuka jalan bagi perusahaan di Indonesia untuk menjaga integritas data sekaligus mengurangi ketergantungan pada pihak luar.
Dampak positif Awanio meluas hingga ranah sosial dan ekonomi. Perusahaan lokal dari skala UKM hingga korporasi kini bisa mengelola server mereka dengan biaya lebih efisien. Hal ini membuka peluang kerja baru bagi talenta muda di bidang IT dan memperkuat ekosistem digital dalam negeri.
Irfan bersama tim juga aktif mengedukasi pemangku kepentingan agar semakin memahami pentingnya penggunaan teknologi lokal. Platform yang mereka bangun memudahkan penyimpanan data dan aplikasi di pusat data lokal, dengan akses yang tetap terbuka melalui jaringan nirkabel.
Upaya tersebut mendapat pengakuan pada 2024 melalui ajang 15th SATU Indonesia Awards. Irfan meraih penghargaan di bidang teknologi berkat inisiatifnya melahirkan Awanio. Baginya, penghargaan ini adalah bentuk pengakuan kolektif atas perjuangan menjaga kedaulatan data sekaligus dorongan moral bagi generasi muda untuk terus berinovasi. Ia percaya bahwa panggung semacam ini sangat penting untuk menampilkan karya-karya anak bangsa yang memberi dampak nyata.
Irfan tidak berhenti pada pencapaian penghargaan. Ia menatap masa depan dengan ambisi menjadikan Awanio sebagai salah satu pilar ekosistem digital Indonesia yang berdaulat, efisien, dan inklusif. Dengan semakin banyak entitas lokal yang mengadopsi layanan berbasis dalam negeri, posisi Indonesia di kancah global akan semakin kuat.
Kisah Irfan Y. Pratama menunjukkan bahwa inovasi lahir dari pengalaman, keberanian menghadapi tantangan, dan keyakinan pada kemampuan bangsa sendiri untuk mengelola masa depan digitalnya.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News