IPB University bersama PT Astra International Tbk sukses melaksanakan Panen Raya Padi Varietas IPB 9G di lahan kering Desa Semparuk, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Program ini merupakan bagian dari One Village One CEO (OVOC) dan Desa Sejahtera Astra (DSA). Dua inisiatif ini dirancang untuk memperkuat ekonomi desa melalui inovasi pertanian dan pemberdayaan petani lokal.
Keunggulan Varietas Padi 9G di Lahan Kering
Padi Varietas 9G merupakan padi unggulan yang mampu beradaptasi dengan iklim, serta hanya memerlukan air sebesar 10-20%. Varietas ini menjadi jawaban atas tantangan lahan kering di banyak wilayah Kalimantan, yang sebelumnya sulit dioptimalkan untuk pertanian padi.
Pada Lahan Kering Sambas, Kalimantan Barat, varietas IPB 9G ditanam sejak 29 Maret 2025. Dalam waktu hanya 103 hari setelah semai, padi sudah siap dipanen. Keunggulan varietas ini tidak hanya pada umur panennya yang lebih singkat, tetapi juga tahan terhadap cekaman lingkungan tropis dan memiliki potensi hasil dua kali lipat dibanding varietas lokal.
Selain itu, hasil panen juga lebih cepat, efisien, dan bernilai tinggi.
Hasil Panen Raya Padi 9G di Lahan Kering DSA Sambas
Padi varietas ini kemudian dipanen pada 1 Juli 2025 yang lalu, yang memberikan keuntungan lebih cepat bagi petani karena umur panen yang lebih singkat.
Dari lahan demplot seluas 880 meter persegi, petani berhasil memperoleh 535 kilogram gabah kering panen. Setelah digiling, dihasilkan 258,2 kilogram beras bersih dengan rendemen 57 persen, angka yang jauh lebih tinggi dibanding varietas lokal yang biasa digunakan.
Jika dikonversi ke skala hektare, potensi hasil IPB 9G bisa mencapai 6 hingga 7 ton per hektar, dua kali lipat dari produksi rata-rata petani lokal yang hanya sekitar 3 ton.
Bagi petani seperti Sukiman, Ketua Kelompok Tani Dare Nandung, hasil ini bukan sekadar angka. “Dulu hasil panen kami tidak menentu. Sekarang dengan IPB 9G, hasilnya lebih banyak dan lebih pasti. Kami jadi lebih percaya diri untuk bertani,” ungkapnya yang dikutip dari ipb.ac.id/news.
Aksi kolaborasi akademisi, yakni IPB University, PT Astra International Tbk melalui Desa Sejahtera Astra (DSA), pemerintah daerah, serta Perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas menyatakan siap mengawal pengembangan varietas unggul ini secara lebih luas.
Keberhasilan ini memperlihatkan bahwa lahan kering bukan hambatan, melainkan peluang jika didukung teknologi yang tepat dan kolaborasi yang kuat. Menariknya, Desa Semparuk juga tidak hanya memiliki potensi pada padi. Komoditas seperti pinang dan lidi tengah dilirik pasar ekspor Asia Selatan hingga Timur Tengah. #KabarBaikSatuIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News