istana sayap pelalawan riau sejarah arsitektur dan pesonanya yang masih terjaga main - News | Good News From Indonesia 2025

Istana Sayap Pelalawan Riau: Sejarah, Arsitektur, dan Pesonanya yang Masih Terjaga Main

Istana Sayap Pelalawan Riau: Sejarah, Arsitektur, dan Pesonanya yang Masih Terjaga Main
images info

Istana Sayap Pelalawan Riau: Sejarah, Arsitektur, dan Pesonanya yang Masih Terjaga Main


Istana Sayap Pelalawan adalah salah satu peninggalan bersejarah yang menjadi ikon budaya Melayu di Kabupaten Pelalawan, Riau. Terletak strategis di tepi Sungai Kampar dan Sungai Rasau, istana ini bukan hanya sekadar bangunan tua, tetapi simbol kejayaan Kesultanan Pelalawan di masa lampau.

Keunikan arsitekturnya, koleksi peninggalan kerajaan, dan peran kultural yang masih terasa hingga kini membuat Istana Sayap menjadi destinasi wisata sejarah sekaligus cagar budaya penting. Artikel ini akan mengulas tiga aspek utama: sejarah berdirinya, keunikan arsitektur, dan nilai budaya yang diwariskan hingga generasi sekarang.

Sejarah Istana Sayap Pelalawan Riau

Asal-usul Istana Sayap berakar pada periode pemerintahan Sultan Pelalawan ke-29, Tengku Sontol Said Ali (masa pemerintahan 1886–1892). Pada masa inilah proyek pembangunan istana dimulai. Namun, karena Sultan Sontol Said Ali wafat sebelum proyek selesai, pembangunan dilanjutkan oleh penerusnya, Sultan Assyaidi Syarif Hasim II (1892–1930).

Sebelum Istana Sayap berdiri, pusat pemerintahan kerajaan Pelalawan berada di Kuala Sungai Nilo dan Sungai Rasau. Saat pembangunan istana baru selesai (sekitar tahun 1896), pusat kerajaan dipindahkan ke lokasi istana ini. 

Pada masa kejayaannya, Istana Sayap Pelalawan berfungsi sebagai pusat kegiatan kenegaraan. Di sinilah sultan menerima tamu kerajaan, bermusyawarah dengan para datuk, hingga menyelesaikan berbagai urusan penting masyarakat. Istana ini menjadi simbol kekuasaan sekaligus tempat berlangsungnya aktivitas pemerintahan.

Bangunan utama istana dilengkapi dengan dua balai penunjang yang memiliki fungsi berbeda. Balai Sayap Hulu difungsikan sebagai kantor sultan, sedangkan Balai Sayap Hilir atau Balai Penghadapan menjadi tempat rakyat bertemu dengan raja. Di ruangan ini pula perselisihan dan musyawarah adat dilakukan untuk menjaga keharmonisan masyarakat.

Setelah masa kesultanan berakhir, Istana Sayap sempat mengalami kerusakan yang cukup serius. Puncaknya terjadi pada tahun 2012, ketika kebakaran besar melanda dan menghancurkan sebagian besar bangunan utama istana. Tragedi ini membuat identitas budaya Pelalawan hampir hilang.

Dalam penelitian tentang Istana Sayap, restorasi menggunakan arsip desain lama demi mempertahankan orisinalitas bangunan (Rekonstruksi Kembali Budaya, Asril, 2023), dijelaskan untuk menjaga warisan sejarah, pemerintah bersama masyarakat beserta PT. RAPP melakukan pemugaran besar. Restorasi pertama dilakukan pada 2003 senilai Rp10,3 miliar, kemudian dilanjutkan dengan renovasi menyeluruh pada 2015–2016 menggunakan arsip gambar lama sebagai acuan. Berkat upaya tersebut, Istana Sayap Pelalawan kini kembali berdiri megah sebagai salah satu situs budaya unggulan di Riau yang layak dikunjungi wisatawan.

Arsitektur Unik Istana Sayap

Sesuai namanya, “Sayap”, istana ini memiliki dua bangunan penunjang yang menyerupai sayap di kiri dan kanan bangunan utama. Keberadaan kedua sayap tersebut bukan sekadar dekorasi, melainkan bagian integral dari filosofi dan tata fungsi kerajaan. 

Bangunan utama Istana Sayap memiliki luas sekitar 4.327 meter persegi, sedangkan masing-masing sayap (kanan dan kiri) memiliki luas sekitar 103,5 meter persegi. Istana ini bercat kuning sebagai warna tradisional kerajaan Melayu dan dihias dengan ukiran khas Melayu di tangga melengkung, pegangan tangga, serta ornamen floral di pintu dan dinding. 

Struktur bangunan utama disokong oleh empat tiang besar yang membentuk area Balai Penghadapan. Konon empat tiang ini melambangkan empat wakil atau elemen penting dalam sistem pemerintahan kerajaan. 

Letak fisik istana juga sangat simbolis: bangunan utama menghadap langsung ke Sungai Kampar, sedangkan sisi kiri berhadapan dengan Sungai Rasau. Posisi ini tidak kebetulan: dulu sungai berfungsi sebagai jalur transportasi utama kerajaan, sehingga orientasi ke sungai memudahkan lalu lintas perahu dan komunikasi antar wilayah. 

Secara keseluruhan, arsitektur Istana Sayap menyatukan unsur tradisional Melayu dengan unsur adaptasi praktis, misalnya bentuk tangga melengkung agar manusia bisa naik dengan mudah, serta pengaturan ruangan yang memadukan fungsi pemerintahan, tempat tinggal, dan ruang publik. Filosofi “sebatang” (saling menyatu antara raja dan rakyat) konon juga tercermin dalam tata ruang dan bentuk bangunan yang harmonis. 

Nilai Budaya Istana Sayap dan Peranannya Kini

Fungsi Tradisional dan Simbol Kekuasaan

Secara historis, Istana Sayap bukan hanya tempat tinggal sultan, namun pusat pemerintahan, musyawarah adat, penyelesaian perkara, dan penerimaan tamu kerajaan. Melalui ruang Balai Penghadapan di sayap kiri, rakyat bisa menghadap sultan atau para datuk untuk menyelesaikan perselisihan atau menyampaikan aspirasi. 

Bangunan dan ornamentasi istana juga menyimpan simbol-simbol adat dan filosofi Melayu: keseimbangan antara kekuasaan dan keadilan, hubungan erat antara pemimpin dan rakyat, serta penghormatan terhadap tradisi dan warisan leluhur. 

Koleksi Peninggalan Sejarah

Saat ini, Istana Sayap menyimpan berbagai artefak kerajaan yang menarik perhatian pengunjung dan sejarawan, antara lain:

  • Baju kebesaran raja, singgasana, payung kerajaan
  • Stempel kerajaan dan dokumen penting
  • Keris, tombak, alat musik gong
  • Alat tenun tangan dan sulaman “tekad” khas Melayu Pelalawan
  • Keramik dan perhiasan lama
  • Foto keluarga kerajaan dan lukisan sejarah

Koleksi ini memberi gambaran visual dan material tentang kehidupan istana di masa lalu, serta memudahkan generasi sekarang untuk mempelajari sejarah lokal.

Peran Kini & Potensi Pariwisata

Setelah restorasi selesai sekitar 2016, Istana Sayap kembali dibuka untuk umum sebagai objek wisata sejarah dan budaya. Lokasi ini sering dikunjungi oleh pelajar, peneliti, wisatawan lokal maupun asing, dan menjadi media edukasi sejarah kerajaan Pelalawan. 

Di masa sekarang, Istana Sayap juga digunakan untuk kegiatan adat masyarakat Pelalawan, seperti rapat adat, prosesi budaya, dan festival lokal. Keberadaannya memperkuat identitas budaya Melayu lokal dan menjadi inspirasi pengembangan pariwisata berbasis sejarah. 

Pemerintah daerah juga telah merencanakan revitalisasi lanjutan, perbaikan turap dan akses jalan agar istana tidak mudah tergenang saat pasang air sungai. Selain itu, pengelolaan area wisata di sekitar istana, termasuk makam raja dan fasilitas pendukung, turut dikembangkan agar pengalaman pengunjung menjadi lebih nyaman.

Istana Sayap Pelalawan bukan hanya sekadar bangunan bersejarah, melainkan warisan budaya Melayu yang menyimpan kisah kejayaan masa lalu. Dari sejarah kesultanan abad ke-19 hingga pemugaran modern, istana ini terus menjadi simbol identitas masyarakat Riau.

Dengan arsitektur khas dan nilai budaya yang masih dijaga, Istana Sayap tetap relevan sebagai jembatan antara tradisi dan masa kini. Bagi pecinta sejarah dan wisata budaya, destinasi ini menawarkan pengalaman mendalam untuk mengenal lebih dekat peradaban Melayu di Riau.



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.