si imut bobo ternyata asalnya bukan dari indonesia tapi belanda - News | Good News From Indonesia 2025

Si Imut Bobo Ternyata Asalnya Bukan dari Indonesia, tapi Belanda

Si Imut Bobo Ternyata Asalnya Bukan dari Indonesia, tapi Belanda
images info

Si Imut Bobo Ternyata Asalnya Bukan dari Indonesia, tapi Belanda


Siapa tak kenal dengan Bobo, majalah beken yang jadi bacaan favorit anak-anak Indonesia sejak 1970-an sampai sekarang?

Kelinci yang digambarkan dengan tubuh biru dan jambul hijau khasnya itu menemani masa kecil anak-anak Indonesia, menjadikannya sosok legendaris yang digemari banyak kalangan dari berbagai usia.

Majalah Bobo disukai banyak anak karena berisikan cerita-cerita yang menarik. Belum lagi pewarnaannya yang mencolok dan kuis-kuis berhadiah yang membuatnya makin disukai para bocah.

Namun, walaupun memiliki nama ‘besar’ di Indonesia, ternyata Bobo bukanlah majalah asli Indonesia. Bobo adalah majalah asal Belanda yang diadaptasi dalam versi Indonesia.

Bobo yang Berasal dari Belanda

Kelinci biru nan imut ini lahir di Belanda. Bobo mulai terbit di sana di tahun 1968. Karakternya yang unik dan lucu membuat Bobo begitu dicintai banyak anak-anak Belanda.

Bobo mulai terbit di Indonesia pada 14 April 1973. Penerbitan Bobo di Indonesia sudah mengantongi lisensi dari Belanda.

Saat itu, kerja sama dengan Bobo Belanda dilakukan oleh Harian Kompas. Awalnya, Bobo hanya ada di halaman khusus anak-anak yang disediakan di surat kabar tersebut. Seiring berjalannya waktu, Bobo berkembang menjadi majalah yang dikenal saat ini.

Menariknya, bukan hanya Indonesia yang mengadaptasi Bobo, beberapa negara, seperti Jerman, Afrika Selatan, dan Inggris juga menerbitkan majalah yang sama. Namun, eksistensi Bobo di negara-negara tersebut tidak bertahan lama.

Di awal kemunculannya, majalah Bobo Indonesia merupakan terjemahan dari versi Belanda. Sekarang, isi majalah Bobo sudah dikembangkan sepenuhnya oleh tim redaksi Bobo Indonesia.

Beberapa rubik yang dimuat majalah Bobo Indonesia juga hasil adaptasi versi Belanda. Akan tetapi, ada juga rubik Bobo yang hanya ada di versi Indonesia, seperti cerita tentang Oki dan Nirmala.

baca juga

Adakah Perbedaan Bobo Versi Indonesia dan Belanda?

Meskipun sama-sama berwarna biru, Bobo Indonesia dan Belanda memiliki cukup banyak perbedaan. Perbedaan yang paling mencolok adalah dari nama karakternya.

Selain Bobo, karakter keluarga Bobo memiliki penamaan yang berbeda. Saudara kandung Bobo edisi Belanda dinamakan Krabbel, Boemsi, dan Tumtum. Di Indonesia, mereka dikenal dengan nama Coreng, Upik, dan Cimut.

Sementara itu, tokoh Paman Gembul di Belanda bernama Oom Slokop. Lalu, ada Bibi Teliti yang diberi nama Pieta Secuur.

Lebih lanjut, kertas yang dipakai untuk mencetak majalah di dua negara ini juga berbeda, loh! Jika Bobo versi Indonesia menggunakan kertas tipis yang khas seperti kertas koran, Bobo versi Belanda justru dicetak dengan kertas yang lebih tebal.

Menyadur dari situs resmi Bobo Belanda di bobo.nl, majalah anak-anak di Negeri Kincir Angin itu dibuat khusus bagi balita berusia kisaran empat dan lima tahun. Fokusnya adalah mengajak anak-anak untuk bermain sambil belajar lewat huruf, angka, bentuk, dan warna.

Namun, majalah ini juga memungkinkan untuk bisa dibaca anak berusia enam tahun karena ada rubik khusus, seperti Okki. Dijelaskan jika Okki dilengkapi dengan banyak teka-teki menyenangkan, trivia, lelucon, kerajinan tangan, dan cerita seru yang dibuat oleh Paul van Loon, di mana anak-anak diajak untuk berimajinasi.

Nah, sedikit berbeda dengan versi negara asalnya, Bobo di Indonesia diperuntukkan bagi anak-anak berumur 6-12 tahun. Karena berbeda segmentasi usia, isinya pun tentu berbeda.

Melalui bobo.grid.id, Bobo versi Indonesia diisi lebih banyak informasi, pengetahuan, kreasi, cerita bergambar yang menarik, dongeng, sampai profil orang-orang hebat. Ada banyak rubik yang dibuat untuk mengasah kreativitas anak, salah satunya adalah Puisi dan Gambar Karya Pembaca.

Anak-anak juga bisa mengirimkan surat untuk Bobo yang akan dimuat di majalah tersebut. Rubik-rubik seperti itu bertujuan untuk membangun karakter, mengedukasi, dan merangsang minat literasi anak-anak sekolah dasar lewat membaca dan menulis.

Sampai sekarang, Bobo masih menjadi jenama media anak terbesar di Indonesia. Bahkan, bukan hanya versi cetak, Bobo juga menyediakan platform digital yang lebih praktis dan dapat diakses kapan pun.

Ada yang masa kecilnya diisi oleh majalah Bobo?

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.