Di tengah hiruk-pikuk restoran, cafe, dan warteg yang tak pernah sepi dari pengunjung, seringkali kita tidak menyadari bahwa di belakangnya banyak sampah sisa makanan yang berakhir begitu saja di tempat sampah.
Tidak hanya itu, pabrik makanan, rumah tangga hingga pasar juga turut menyumbang sampah makanan dalam jumlah yang besar.
Mirisnya, kondisi di atas menempatkan Indonesia sebagai penyumbang sampah makanan terbesar di kawasan Asia Tenggara.
dikutip dari goodstats.id, Menurut laporan United Nations yang berjudul Think Eat Save yang merupakan bagian dari Food Waste Index Report 2024, Indonesia menjadi negara dengan food waste terbesar di kawasan Asia Tenggara. Jumlahnya mencapai 14,73 juta ton per tahun.
Melihat paparan data di atas, seharusnya pemerintah menjadikannya sebagai alarm untuk segera melaksanakan langkah nyata dalam menangani permasalahan sampah makanan ini.
Sebab, jika terus dibiarkan dampaknya akan meluas ke berbagai sektor, mulai dari ekonomi, lingkungan, hingga kehidupan sosial masyarakat.
Namun, tahukah Kawan GNFI ternyata ada lho komunitas yang berfokus pada lingkungan dan penyelamatan sisa makanan, yaitu Garda Pangan.
Lalu, bagaimana cerita komunitas Garda Pangan dalam menyelamatkan sisa makanan? Yuk! Simak cerita lengkapnya di bawah ini!
Garda Pangan: Ubah Sisa Makanan Menjadi Berkah
Kevin Gani selaku Ketua Yayasan Garda Pangan menjelaskan, “Jadi, Garda Pangan adalah food bank teman-teman, jadi sebenarnya kita social enterprise yang kita punya dua fokus besar, yaitu mengurangi isu sampah makanan di Indonesia dan mengurangi kesetaraan akses pangan,” jelasnya pada acara talkshow Good Movement Jum’at malam lalu.
Di Garda Pangan sendiri, terdapat banyak kegiatan dan business unit yang mana seluruh keuntungannya digunakan untuk biaya operasional Garda Pangan dan bisnisnya masih sejalan tentang isu sampah makanan di Indonesia.
Nah, Ada kegiatan apa saja sih di Garda Pangan?
1. Food Rescue, yang merupakan kegiatan utama dari Garda Pangan bekerja sama dengan industri hospitality, seperti hotel, toko roti, distributor buah, dan industri makan lainnya untuk menyelamatkan kelebihan makanan yang dihasilkan oleh industri tersebut.
Sebelum dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan, Garda Pangan akan memeriksa dan memastikan kembali food safety and hygienenya. Barulah setelag itu, dibagikan kepada warga yang membutuhkan secara bermatabat.
Dalam membagikan makanan, Garda Pangan juga memperhatikan aspek lingkungan, seperti meminimalisir sampah plastik dengan mengajak warga untuk membawa piring masing-masing dari rumah.
2. Gleaning, merupakan penyelamatan makanan sisa tapi langsung dari lahan pertanian. Program ini dilakukan ketika para petani yang sedang panen, lalu terpaksa membuang hasil panen karena terdapat hasil panen yang tampilannya tidak menarik untuk dipasarkan namun masih segar dan tetap bernutrisi.
Nah, dari situ tim dari Garda Pangan mengumpulkan sisa-sisa dari hasil panen yang ditinggal oleh petani di lahan, yang sebenarnya kondisinya masih sangat segar dan layak untuk dikonsumsi.
3. Food Drive, adalah penyelamatan makanan sisa dalam jumlah yang besar. Contohnya adalah mengumpulkan kue kering yang berlebih pada momen setelah hari raya Idul Fitri.
Pengumpulan donasi dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan menitipkan kotak-kotak donasi di beberapa drop point di Surabaya, hingga penjemputan donasi oleh para relawan. dikutip dari gardapangan.org.
Kevin Gani, Kepeduliannya Terhadap lingkungan Membuahkan Prestasi
Misi penyelamatan makanan sisa yang masih layak dikonsumsi ini, tak lepas dari peran aktif Kevin Gani yang merupakan Ketua Yayasan Garda Pangan. Mengutip dari laman tempo.co, Kevin bertugas untuk menjalin kemitraan dengan hotel, restoran, catering, toko roti, hingga para petani untuk menyelamatkan makanan yang masih layak untuk dikonsumsi.
Berkat dedikasi dan kegigihannya, Kevin Gani berhasil menerima penghargaan bidang Lingkungan dalam Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award pada 2024 lalu.
Dari kisah inspiratif ini, kita bisa simpulkan bahwa ayo, buat kita semua! Untuk lebih peduli dengan apa yang kita konsumsi. Jangan berlebih, seperlunya saja, atau makan terlebih dahulu, jika dirasa kurang baru beli lagi.
Jangan sampai sia-siakan makanan dan jangan membuang makanan. Ingat! di luar sana masih banyak orang yang butuh makan dan lingkungan kita akan ikut tercemar jika sampah makanan semakin menumpuk.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News