Hubungan kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) baru saja mencapai babak baru yang sangat signifikan.
Di tengah ketidakpastian dan tantangan global, kedua belah pihak telah menegaskan komitmen kuat mereka untuk menjaga sistem perdagangan yang terbuka, transparan, dan berbasis aturan.
Puncaknya adalah Kesepakatan Substansial Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), sebuah kolaborasi erat yang diyakini akan menjadi mesin penggerak penting bagi pertumbuhan ekonomi, ketahanan, dan peningkatan kesejahteraan bersama.
Pengumuman kesepakatan ini disampaikan dalam Penandatanganan dan Pengumuman Bersama di Bali, yang melibatkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maroš Šefčovič.
Momentum bersejarah ini kemudian dilanjutkan dengan forum Indonesia–European Union Business Outlook, yang bertujuan untuk mendiseminasikan manfaat IEU-CEPA kepada publik dan terutama dunia usaha.
Akselerator untuk Ekonomi Indonesia
Uni Eropa bukanlah mitra biasa. Ia adalah salah satu mitra ekonomi paling strategis bagi Indonesia. Pada tahun 2024, nilai perdagangan keduanya mencapai USD30,4 miliar, dengan Indonesia menikmati surplus sebesar USD4,4 miliar.
Selain itu, UE juga menempati posisi investor terbesar kelima di Indonesia, dengan total investasi mencapai USD15,6 miliar dalam periode 2019 hingga 2024.
Menko Airlangga Hartarto menyatakan bahwa ini adalah momen yang tepat untuk membawa hubungan perdagangan ke tingkat yang bebas, adil, dan positif bagi kedua negara.
"Hal ini diharapkan dapat menjadi game changer bagi pasar global. Ketika Indonesia dan Uni Eropa bekerja sama mengembangkan pasar, saya yakin kita dapat membawa skala pertumbuhan yang signifikan ke Uni Eropa dan ke kawasan Indo-Pasifik, di mana Indonesia merupakan ekonomi terbesar di ASEAN," ungkap Menko Airlangga dalam keterangan tertulis.
Ciptakan Peluang Emas di Pasar Eropa
Manfaat paling terasa dari IEU-CEPA adalah kemampuannya dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia.
Perjanjian ini akan membuka akses pasar yang jauh lebih besar di Eropa, karena lebih dari 98% tarif akan dihapuskan. Hal ini secara otomatis membuat komoditas unggulan Indonesia menjadi semakin kompetitif.
Proyeksi awal sangat menjanjikan, ekspor Indonesia ke Uni Eropa diproyeksikan meningkat signifikan hingga hampir 60% pada awal implementasi, yang juga berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja baru.
Lebih dari sekadar perdagangan, IEU-CEPA dirancang untuk menjadi perjanjian yang komprehensif. Hal ini akan memfasilitasi investasi dan transfer teknologi yang lebih besar, memperkuat integrasi Indonesia dan Uni Eropa ke dalam rantai nilai global (global value chain).
Memperkuat Jaringan Digital dan Inovasi
Salah satu aspek yang paling menarik dari IEU-CEPA adalah dimasukkannya digital cluster.
Sektor ini sangat krusial mengingat ekonomi digital Indonesia telah mencapai USD150 miliar pada tahun 2025 dan diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan pesat.
Dukungan dari mitra Eropa, baik dalam hal teknologi, infrastruktur digital, pusat data, maupun konektivitas, akan membantu Indonesia memaksimalkan potensi ini.
Indonesia sendiri telah menunjukkan langkah dengan menjadi salah satu negara pertama yang memperkenalkan teknologi satelit orbit rendah (low earth orbit satellite) untuk memperluas akses internet berkecepatan tinggi ke wilayah yang sulit dijangkau. Sinergi ini akan mempercepat digitalisasi nasional.
Mewujudkan Aksi Nyata
Menko Airlangga menekankan bahwa kesepakatan IEU-CEPA ini memerlukan tindak lanjut konkret. Ia mengajak dunia usaha dari kedua belah pihak untuk memastikan peluang yang ada diwujudkan menjadi aksi nyata dan dimanfaatkan secara optimal.
Pemerintah, bersama KADIN, EuroCham, dan APINDO, siap menggarap peluang-peluang yang dapat segera direalisasikan (low hanging fruit) demi mendorong pertumbuhan yang inklusif, memperkuat ketahanan ekonomi, dan pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan bersama bagi masyarakat Indonesia.
IEU-CEPA adalah bukti komitmen Indonesia dan UE untuk menjalankan perjanjian yang akan memberikan manfaat nyata bagi para pelaku usaha, UMKM, dan masyarakat di kedua kawasan.
Sehingga, hal ini diharapkan menjadi hal yang akan membentuk lanskap ekonomi global, sehingga Indonesia bisa menjadi pemain kunci di kawasan Indo-Pasifik.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News