Di tengah isu global tentang kerawanan pangan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, hadir menjadi garda ketahanan pangan nasional.
Berhasil menduduki peringkat kedua Lumbung Pangan Nasional dan memegang rekor luas panen terbesar se-Indonesia, Banyuasin tak hanya menyumbang angka, tetapi juga menjadi model nyata bagaimana program swasembada pangan dapat diwujudkan di tanah air.
Dengan capaian produksi padi yang luar biasa dan luas panen terbesar di Indonesia, Banyuasin telah membuktikan diri sebagai garda terdepan dalam mewujudkan swasembada pangan.
Pencapaian ini menempatkan Banyuasin sebagai model keberhasilan pengelolaan sektor pertanian di Indonesia, tidak hanya melalui kerja keras petani, tetapi juga melalui sinergi antara pemerintah, inovasi, dan dorongan kuat bagi generasi muda untuk ambil bagian.
Prestasi Banyuasin di sektor pertanian telah diakui secara nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Banyuasin kini menduduki peringkat ke-2 Lumbung Pangan Nasional dengan produksi padi mencapai 1.163.416 ton gabah kering giling (GKG).
Dari Padi hingga Jagung
Capaian ini melampaui sentra padi kenamaan lain seperti Karawang dan hanya berada di bawah Indramayu. Bahkan, untuk kategori luas panen, Banyuasin berada di peringkat pertama terbesar di Indonesia dengan total 228.183 hektare.
"Pada tahun 2024 kita telah mengoptimalkan lahan rawa seluas 11.700 hektare, dan di tahun 2025 kita lanjutkan dengan 23.538 hektare. Alhamdulillah, hasilnya Banyuasin bisa menempati posisi kedua lumbung pangan nasional.," ujar Bupati Banyuasin, Askolani.
Dengan potensi Luas Baku Sawah (LBS) 189.345 hektare, yang didominasi sawah pasang surut dan lebak, Banyuasin mampu menghasilkan 647.974 ton beras. Kontribusi ini sangat vital, di mana hampir 50% serapan Bulog di Sumatera Selatan berasal dari Banyuasin.
Selain padi, Banyuasin juga menunjukkan tajinya di komoditas lain. Daerah ini telah menjadi lumbung jagung terbesar ketiga di Sumatera Selatan.
Dengan lahan binaan LPPNU seluas lebih dari 10.000 hektare, dan proyeksi hasil panen jagung mencapai 26.718 ton dari 4.453 hektare lahan saja, posisi Banyuasin sebagai sentra jagung nasional semakin kuat.
Pemkab Banyuasin juga mendorong diversifikasi pangan melalui penanaman jagung pakan dan ubi kayu/singkong di sepanjang pematang sawah dan tanggul irigasi. Hal ini menunjukkan keseriusan Banyuasin dalam memperkokoh basis ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Peran Generasi Muda dan Teknologi
Dalam kunjungannya ke Banyuasin, Wapres Gibran Rakabuming Raka memberikan penekanan khusus pada peran generasi muda sebagai motor inovasi pertanian.
"Tolong ini anak-anak muda diberikan kesempatan untuk riset, R&D, penggunaan mekanisasi untuk peningkatan produksi,” pinta Wapres.
Menurutnya, peran anak muda sangat krusial dalam menjawab tantangan pertanian masa kini, mulai dari peningkatan produktivitas hingga diversifikasi produk. Generasi muda diharapkan dapat menguasai dan menerapkan teknologi modern dalam pertanian.
“Nanti harapannya ke depan anak-anak muda bisa ikut serta. Misalnya, di mekanisasi, penggunaan teknologi AI, misalnya untuk pengecekan pH tanah, penggunaan drone untuk menyebar bibit," lanjutnya.
Dorongan ini memastikan bahwa upaya penguatan ketahanan pangan di Banyuasin tidak hanya bergantung pada cara-cara tradisional, tetapi juga terbuka terhadap riset, inovasi, dan pemanfaatan teknologi demi pertanian yang lebih efisien dan produktif.
Dukungan Infrastruktur dan Kelembagaan
Meskipun sukses dalam produksi, Banyuasin masih menghadapi tantangan distribusi dan infrastruktur.
Sebagaimana dikatakan Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, lambatnya penyelesaian tol Kapal Betung dan minimnya pelabuhan laut yang membuat distribusi hasil panen hanya bergantung pada pelabuhan sungai.
Dukungan infrastruktur, distribusi, serta pengendalian harga harus terus diperhatikan agar hasil kerja petani dapat memberikan kesejahteraan yang lebih baik.
Pemerintah juga menghadirkan solusi kelembagaan baru. Melalui Inpres Nomor 10 Tahun 2025 tentang pengelolaan jagung dan kehadiran Koperasi Merah Putih, pemerintah berupaya melindungi harga di tingkat petani sekaligus mendorong serapan dalam negeri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News