Awal Mula dan Permasalahan Literasi
Di Desa Tanjung Saleh, Kecamatan Sungai Kakap, Kalimantan Barat, buku bukanlah sesuatu yang mudah diakses. Koleksi bacaan sebenarnya ada, tetapi tersimpan di kantor desa dalam kondisi yang kurang layak digunakan. Anak-anak tidak bisa membacanya dengan bebas, sementara masyarakat pun jarang berkunjung karena letaknya tidak strategis.
Kondisi ini membuat literasi seolah menjadi barang mewah. Anak-anak tumbuh tanpa kebiasaan membaca, dan orang tua tidak memiliki sarana yang memadai untuk mendukung perkembangan pendidikan mereka. Akses terbatas ini menjadi salah satu faktor rendahnya minat baca di desa.
Dari kegelisahan inilah Siti Badariah, seorang pegiat literasi, mulai mencari jalan keluar. Ia merasa tidak adil jika anak-anak di desanya kehilangan kesempatan untuk belajar hanya karena buku-buku terkurung dalam ruang yang tidak ramah. Maka, ia pun bertekad memindahkan buku-buku tersebut agar lebih dekat dengan masyarakat.
Lahirnya Kampung Baca Tansal
Perjalanan itu dimulai pada 5 Desember 2017. Saat itu, Badar, sapaan akrab Siti Badariah, melihat langsung bagaimana buku-buku di kantor desa Tanjung Saleh terabaikan. Ia tak tega membiarkan anak-anak tumbuh tanpa akses bacaan. Dengan dukungan pemuda desa dan keluarga, ia memutuskan untuk memindahkan hampir seribu buku ke rumahnya.
Proses itu bukan tanpa tantangan. Tumpukan buku harus diangkut menggunakan perahu motor melewati sungai. Meski sederhana, langkah itu menjadi simbol perjuangan literasi: membawa ilmu pengetahuan menembus keterbatasan geografis. Rumah Badar pun resmi menjadi titik awal berdirinya Kampung Baca Tansal.
Sejak saat itu, Tanjung Saleh punya ruang baru untuk belajar. Anak-anak mulai berdatangan, relawan muda ikut bergabung, dan kegiatan literasi kecil-kecilan pun berjalan. Dari sekadar membaca bersama, kegiatan berkembang menjadi diskusi, pelatihan, hingga aktivitas kreatif lain yang menarik minat anak-anak.
Program dan Dampak Nyata
Kampung Baca Tansal tidak hanya berhenti pada rak-rak buku. Badar dan relawan mengembangkan berbagai program inovatif yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah Perahu Baca, yang membawa buku ke warga yang sulit datang ke rumah baca. Anak-anak dan orang tua bisa menikmati bacaan tanpa harus bepergian jauh.
Ada juga Ahad Cerdas, sebuah kegiatan inspiratif yang mendatangkan tokoh-tokoh dari berbagai profesi untuk memberi motivasi. Lewat program ini, anak-anak didorong untuk berani bermimpi dan melihat dunia lebih luas. Tak hanya itu, Kampung Baca Tansal juga mengadakan Bimbingan Belajar Komputer, kursus menulis kaligrafi, hingga program Sekolah Orang Tua untuk membantu mereka yang masih buta huruf.
Dampak nyata mulai terasa. Anak-anak yang dulu enggan membaca kini lebih bersemangat. Mereka tidak hanya belajar membaca dan berhitung, tetapi juga mengasah keterampilan sosial, seni, dan bahkan kesadaran lingkungan. Perlahan, Kampung Baca Tansal menjadi pusat kegiatan masyarakat, tempat anak-anak dan orang tua bertemu untuk belajar dan berkembang bersama.
Pengakuan dan Harapan ke Depan
Kerja keras Siti Badariah tidak luput dari perhatian. Pada tahun 2021, ia menerima Apresiasi SATU Indonesia Awards Astra tingkat Provinsi Kalbar Bidang Pendidikan. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa langkah kecil dari desa terpencil pun bisa memberi dampak besar bagi bangsa. Bagi Badar, apresiasi ini bukan akhir, melainkan bahan bakar semangat untuk terus melangkah.
Kini, Kampung Baca Tansal telah berkembang menjadi Yayasan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang terdaftar resmi di Dinas Pendidikan. Dengan status ini, mereka bisa mengakses lebih banyak program pemerintah untuk menunjang kegiatan belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Tanjung Saleh.
Meski begitu, harapan masih panjang. Semoga kampung baca ini suatu hari bisa menjadi bangunan perpustakaan ramah anak yang representatif, yakni anak-anak bebas mengekspresikan diri, berlatih, dan tumbuh menjadi generasi unggul di sana. Dengan dukungan relawan, masyarakat, dan mitra seperti Astra, mimpi itu perlahan bukan hanya angan, melainkan sebuah perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News