Jika Kawan berkunjung ke daerah Sumatera Barat, salah satu makanan khas yang tidak boleh dilewatkan untuk dicoba adalah sate pical? Mengapa demikian?
Sate pical adalah salah satu makanan khas yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Makanan yang satu ini hampir bisa dijumpai di setiap provinsi yang identik dengan budaya Minangkabau tersebut.
Salah satu keunikan dari sate pical sendiri adalah penyajiannya yang mencampurkan dua jenis kuliner yang berbeda. Hal ini memberikan cita rasa yang unik dan berbeda dengan jenis sate lain yang bisa Kawan jumpai di daerah lainnya.
Lantas bagaimana pembahasan lebih lanjut terkait kuliner yang satu ini? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini.
Sate Pical, Salah Satu Makanan Khas yang Berasal dari Sumatera Barat
Seperti namanya, makanan khas Sumatera barat yang satu ini berasal dari dua kata berbeda, yakni "sate" dan "pical". Penggunaan dua kata ini berkaitan dengan tampilan yang akan Kawan temukan ketika menikmati makanan yang satu ini.
Setiap daerah yang ada di Indonesia biasanya memiliki ciri khas satenya tersendiri. Begitu pun dengan daerah Sumatera Barat.
Di daerah Sumatera Barat sendiri, ada juga jenis sate yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya, seperti sate pariaman, sate danguang-danguang, dan lainnya. Perbedaan yang paling mencolok dari masing-masing jenis sate ini bisa dilihat dari kuah yang digunakan dalam setiap penyajiannya.
Namun hal berbeda akan Kawan temukan ketika mencicipi sate pical. Tidak hanya kuahnya, isian dari makanan tradisional yang satu ini juga berbeda dengan jenis sate lainnya.
Umumnya sate-sate yang ada di daerah Sumatera Barat menggunakan isian ketupat dan beberapa tusuk sate sebelum nantinya disiram dengan menggunakan kuah. Lain halnya dengan sate pical yang memiliki isian lebih komplet jika dibandingkan dengan jenis lainnya.
Sebab makanan khas yang satu ini menggabungkan dua kuliner yang ada di Sumatera Barat dalam satu sajian, yakni sate dan pical.
Memadukan Dua Jenis Kuliner yang Berbeda
Sate pical memadukan dua jenis kuliner berbeda dalam setiap sajiannya, yakni sate dan pical atau lontong pical. Hal inilah yang membuat isian makanan khas yang satu ini jauh lebih beragam jika dibandingkan dengan jenis sate lainnya.
Isian dalam sepiring sate pical biasanya persis sama dengan lontong pical. Sepiring lontong pical biasanya berisi ketupat atau lontong, mie kuning, dan sayur-sayuran, seperti kubis, jantung pisang, taoge, dan lainnya.
Nantinya sajian ini juga akan disiram dengan menggunakan kuah kacang atau pecel yang persis sama seperti lontong pical. Bedanya, sate pical juga akan ditambah beberapa tusuk sate dan disirami lagi dengan menggunakan kuah sate.
Cita rasa dari makanan yang satu ini juga lebih beragam jika dibandingkan dengan jenis sate biasanya. Adanya tambahan isian serta penggunaan kuah pecel memberikan cita rasa yang unik dan bisa Kawan rasakan ketika mencicipi makanan khas Sumatera Barat tersebut.
Identik dengan Menu Sarapan
Bagi Kawan yang tertarik untuk mencoba sate pical, bisa mencari makanan khas yang satu ini di pagi hari. Sebab sate pical sering kali menjadi pilihan menu sarapan bagi masyarakat.
Biasanya menu makan yang satu ini sudah habis menjelang siang hari. Namun ada juga beberapa warung yang tetap menjajakan kuliner yang satu ini hingga siang maupun sore hari.
Harga untuk sepiring sate pical juga cukup terjangkau. Umumnya harga satu porsi makanan khas Sumatera Barat ini bisa didapatkan dari belasan hingga puluhan ribu Rupiah saja.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News