panggung diplomasi budaya iibf 2025 buktikan buku tak hanya jual beli tapi membangun jembatan bangsa - News | Good News From Indonesia 2025

Panggung Diplomasi Budaya: IIBF 2025 Buktikan Buku Tak Hanya Jual Beli, Tapi Membangun Jembatan Bangsa

Panggung Diplomasi Budaya: IIBF 2025 Buktikan Buku Tak Hanya Jual Beli, Tapi Membangun Jembatan Bangsa
images info

Panggung Diplomasi Budaya: IIBF 2025 Buktikan Buku Tak Hanya Jual Beli, Tapi Membangun Jembatan Bangsa


Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025 resmi dibuka di Jakarta International Convention Center (JICC), menghadirkan lebih dari 20 negara, 125 peserta, dan 150 program literasi. Tahun ini, ada dorongan kuat agar karya penulis Indonesia bisa semakin dikenal di kancah internasional.

IIBF merupakan pameran buku internasional tahunan yang digelar Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) sejak 1980-an. Acara ini konsisten menjadi wadah bagi pelaku industri buku dan budaya untuk berkolaborasi, sekaligus mendukung misi pemerintah menjadikan literasi sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan bangsa.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon menegaskan pentingnya literasi dalam membangun peradaban bangsa saat membuka Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025 di Jakarta, Rabu (24/9).

Ia menyebut pameran buku internasional ini bukan hanya ajang transaksi buku, tetapi juga sarana diplomasi budaya yang mempertemukan ide lintas bangsa.

“Buku merupakan bagian dari material culture yang memiliki peran strategis dalam memperkaya wawasan dan membentuk karakter masyarakat. Dengan bergabungnya penerbit dari berbagai negara, IIBF semakin diperhitungkan di dunia internasional,” kata Fadli dalam sambutannya.

Tantangan penerbitan buku

Fadli mengungkapkan adanya tantangan global di mana semakin sedikit pihak yang mencetak buku fisik. Tetapi, dia melihat hal ini menjadi peluang untuk mengangkat karya Indonesia agar semakin terlihat (visible) di kancah internasional.

“Melalui IIBF, kita dapat memajukan peradaban Indonesia di tengah kebudayaan dunia,” ujarnya.

Kehadiran penerbit mancanegara seperti dari Malaysia, Turkiye, Inggris, Uni Emirat Arab, dan Palestina dinilai sebagai bukti bahwa literasi Indonesia mulai mendapat pengakuan luas. Fadli berharap IIBF dapat menjadi tonggak sejarah baru bagi bangsa Indonesia dalam membangun budaya baca dan menguatkan identitas literasi nasional.

Kolaborasi dalam IIBF

Salah satu sorotan datang dari kolaborasi Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya. MTN Seni Budaya adalah program prioritas nasional yang dikelola Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan.

Bertujuan untuk menjaring, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia secara terstruktur dan berkelanjutan. MTN Seni Budaya menghubungkan talenta dengan berbagai peluang pengembangan kapasitas dan akses pasar, baik nasional maupun global.

Salah satu inisiatif strategis dari Kementerian Kebudayaan lewat MTN Seni Budaya di IIBF adalah IRF Fellowship. Di mana 22 penerbit dan agen naskah dari berbagai negara diundang khusus untuk menjajaki hak cipta buku Indonesia. Harapannya, semakin banyak karya lokal yang bisa diterbitkan di luar negeri.

Selain itu, tahun ini juga diluncurkan MTN Translation Funding Program (TFP). Program ini menawarkan dukungan finansial bagi penerbit internasional yang menerjemahkan karya penulis Indonesia. Tujuannya memperluas jangkauan literasi Indonesia dan membangun apresiasi global terhadap warisan sastra nusantara.

Dengan pendekatan baru ini, IIBF 2025 menegaskan dirinya bukan hanya perayaan literasi, melainkan juga strategi membawa buku Indonesia berdiri sejajar dengan karya-karya dunia. Hasilnya, lebih dari 25 karya sastra Indonesia sudah dipastikan terjual hak ciptanya kepada penerbit internasional.

MTN Seni Budaya sendiri membawahi lima bidang utama, yakni musik, sastra, seni rupa, seni pertunjukan, dan film. Dukungan di IIBF 2025 masuk ke MTN Seni Budaya bidang sastra. Lebih jauh, MTN menekankan tiga jalur penting dalam pengelolaan talenta yakni, pembibitan, pengembangan kapasitas, dan rekognisi internasional.

Kehadiran program fellowship dan pendanaan penerjemahan ini merupakan wujud nyata jalur rekognisi internasional, di mana karya sastra Indonesia diperkenalkan dan dipromosikan ke pasar global.

Melalui dukungan MTN Seni Budaya di IIBF, Kementerian Kebudayaan berharap talenta-talenta muda bidang sastra tak hanya tumbuh dalam jumlah, tapi juga bisa bersaing secara kualitas di tingkat global.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.