contoh sosiologi bersifat empiris teoretis kumulatif nonetis - News | Good News From Indonesia 2025

8 Contoh Sosiologi Bersifat Teoritis, Empiris, Kumulatif, dan Non-etis

8 Contoh Sosiologi Bersifat Teoritis, Empiris, Kumulatif, dan Non-etis
images info

8 Contoh Sosiologi Bersifat Teoritis, Empiris, Kumulatif, dan Non-etis


Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fenomena yang ada di masyarakat secara ilmiah. Dalam memahami masyarakat, sosiologi memiliki empat sifat utama, yakni teoritis, empiris, kumulatif, dan non-etis.

Artikel kali ini akan membahas mengenai pengertian sekaligus contoh dari masing-masing sifat sosiologi, khususnya bagi Kawan yang sedang mempelajari dasar ilmu sosiologi. Simak sampai akhir!

baca juga

Sosiologi Bersifat Teoritis

Sosiologi bersifat teoritis diartikan sebagai ilmu yang menyusun penjelasan dari hasil observasi dalam memahami suatu fenomena serta bertujuan menemukan pola, hubungan, sebab-akibat, sehingga melahirkan teori maupun konsep.

Contoh

  1. Sosiolog melakukan pengamat di masyarakat Kabupaten A. Ia melihat adanya struktur masyarakat yang tidak merata. Lalu, ia merumuskan suatu teori untuk menjelaskan bahwa fenomena tersebut merupakan hasil dari perebutan kekuasaan dan sumber daya alam antarkelompok masyarakat. Konsep ini menjadi dasar untuk menganalisis fenomena ketidaksetaraan sosial yang ada di masyarakat.
  2. Seorang sosiolog ingin mendalami fenomena berubahnya pola komunikasi di masyarakat akibat media sosial. Ia mengembangkan suatu teori untuk menjelaskan bagaimana individu berinteraksi secara daring. Lahirnya teori tersebut menjadi bekal untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap interaksi sosial yang ada di masyarakat.
baca juga

Sosiologi Bersifat Empiris

Sosiologi bersifat empiris merupakan ilmu pengetahuan yang didasari observasi dan pengamatan terhadap kenyataan suatu peristiwa yang nyata tanpa mencampurkan opini.

Contoh

  1. Seorang sosiolog ingin meneliti tentang pola budaya kerja yang ada di suatu perusahaan. Ia mengumpulkan data melalui wawancara mendalam terhadap para pekerja yang bekerja di perusahaan tersebut sehingga memperoleh data yang empiris berupa pengalaman dan persepsi pribadi yang akurat.
  2. Seseorang ingin memahami dinamika berburu paus masyarakat pesisir Pulau Jawa. Ia melakukan proyek etnografi dengan tinggal bersama di wilayah masyarakat tersebut selama berbulan-bulan untuk merasakan dinamika, norma, dan nilai-nilai yang ada di masyarakat secara langsung.

Sosiologi Bersifat Kumulatif

Sosiologi bersifat kumulatif bahwa studi sosiologi bertumpuk dan berkembang dari teori-teori sebelumnya. Dalam hal ini, teori yang sudah ada diperbaiki, dilengkapi, bahkan dikritik berdasarkan fenomena baru yang diamati dari perubahan di masyarakat.

Contoh

  1. Karl Marx mencetuskan teori konflik, yakni perbedaan kelas borjuis (pemilik modal) dan kelas proletar (pekerja) yang menyorot faktor ekonomi. Kemudian, Pierre Bourdieu menambahkan teori modal sosial dan modal budaya yang menjelaskan bahwa kelas tak hanya ditentukan oleh kekayaan, tetapi juga pendidikan, relasi, dan gaya hidup.
  2. George Herbert Mead mengungkapkan teori Interaksionisme Simbolik yang menjelaskan mengenai identitas diri dibangun dari interaksi sosial dan simbol. Kemudian, Herbert Blumer menyempurnakan teori tersebut dengan menekankan makna sosial timbul dari interaksi yang terus-menerus.

Sosiologi Bersifat Non-etis

Sosiologi bersifat non-etis adalah sosiologi tidak menilai baik dan buruk suatu peristiwa, melainkan untuk menjelaskan fakta dari peristiwa tersebut secara analitis dan tanpa menghakimi.

Contoh

  1. Seorang sosiolog menganalisis fenomena korupsi di pemerintahan negara A. Dalam penelitiannya, ia tidak menghakimi dan mencari kebenaran atau kesalahan. Ia mengidentifikasi struktur dan sistem di pemerintahan yang memungkinkan terjadi korupsi, seperti fungsi pengawasan yang lemah dan budaya institusi.
  2. Sosiolog meneliti fenomena merokok dan minum-minuman keras siswa SMP. Ia tidak mencap kenakalan remaja sebagai hal yang buruk, melainkan mencari faktor mengapa siswa itu melakukan hal tersebut, seperti lingkaran pertemanan, kurangnya pengawasan orang tua, dan lingkungan yang mendukung perbuatan tersebut.
baca juga

Itulah penjelasan dari keempat sifat sosiologi beserta contohnya. Dengan memahami berbagai sifat tersebut, Kawan GNFI dapat melihat bahwa sosiologi merupakan studi ilmiah yang menempatkan posisi netral serta tidak menilai benar dan salah suatu fenomena.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Adithitra Ramadhan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Adithitra Ramadhan.

AR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.