Perubahan iklim telah menyebabkan fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi di seluruh dunia, termasuk gelombang panas atau heat wave. Gelombang panas yang ekstrem dengan suhu mencapai 48°C telah terjadi di Asia Tenggara, memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan manusia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2024, fenomena ini menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius dan begitu penting untuk segera mencari solusi berkelanjutan. Artikel ini akan membahas dampak kesehatan gelombang panas, data kematian akibat fenomena ini, serta solusi efektif untuk mengatasi permasalahan yang muncul.
Suhu ekstrem yang mencapai hingga 48°C di Asia Tenggara adalah bukti nyata dampak perubahan iklim global yang memanaskan bumi. Suhu tinggi yang tidak biasa ini memicu kondisi heat stress, yang dapat menyebabkan serangan jantung, asma, dan bahkan kematian pada individu yang rentan seperti lansia dan penderita penyakit kronis. Dampak kesehatan ini bukan hanya masalah individu tapi juga beban besar bagi sistem kesehatan publik.
Makin tahu Indonesia, WHO melaporkan bahwa sebanyak 489.000 kematian terjadi setiap tahunnya secara global akibat gelombang panas ini. Di Thailand saja pada tahun 2024, tercatat 30 kematian akibat suhu ekstrem ini. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya fenomena ini memengaruhi kehidupan manusia dan pentingnya tindakan preventif yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Heat wave juga memperburuk penyakit kronis seperti masalah pernapasan dan kardiovaskular. Selain itu, risiko penyakit menular meningkat karena suhu yang tinggi dan kelembaban dapat mempercepat penyebaran dan pertumbuhan patogen. Hal ini menjadi ancaman tambahan bagi kesehatan masyarakat yang sudah menghadapi beban penyakit kronis.
Untuk mengatasi dampak negatif dari gelombang panas, ada beberapa solusi penting yang dapat diterapkan:
Baca Selengkapnya