Tahukah Kawan GNFI, bahwa PT Astra Internasional memiliki program Desa Sejahtera Astra? Desa Sejahtera Astra (DSA) memiliki 4 pilar utama yaitu kewirausahaan, pendidikan, lingkungan dan kesehatan. Fokus program ini adalah mengembangkan perekonomian sesuai dengan potensi lokal yang ada. Melalui program Desa Sejahtera Astra, PT Astra Internasional membuktikan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan desa-desa yang ada di Indonesia. Program ini memberikan secercah harapan bagi warga desa yang perekonomiannya sedang terpuruk. Kisah inspiratif kali ini datang dari Kabupaten Ponorogo, berkat dukungan dari DSA, mereka berhasil mengubah potensi lokal bernilai internasional.
Kunyit dan Secercah Harapan Petani
Program ini berawal dari terpilihnya 10 desa di kecamatan Slahung sebagai DSA berbasis ekspor sejak tahun 2021. Komoditas yang diunggulkan dari desa-desa ini adalah kunyit. Pembudidayaan kunyit sangat mudah dan risiko gagal panen cukup rendah. Kondisi kecamatan Slahung juga cocok sekali untuk budidaya kunyit. Para petani di desa tersebut difasilitasi bibit, mesin-mesin, kerja sama dengan pihak offtaker dan juga bagaimana cara agar produknya menarik di pasaran seperti yang dilansir dalam Espos Regional. Selain itu bantuan alat solar dome dryer, atau alat pengering berbasis matahari dinilai sangat membantu petani dibanding mengeringkan secara konvensional. Seiring berjalannya waktu, komoditas rempah-rempah mulai bervariasi, seperti temu lawak dan jahe. Melalui pengadaan komoditas baru ini petani bisa memanfaatkannya untuk memperluas lagi jangkauan ekspor juga sebagai stok saat masa panen. Petani juga memiliki lebih banyak pilihan untuk dikembangkan, tidak serta merta hanya kunyit saja.
Upaya yang Membuahkan Hasil
Hingga pada Maret 2022, usaha mereka membuahkan hasil. Ekspor senilai Rp3,5 miliar berhasil dilakukan, sebanyak 300 ton rempah-rempah berhasil dikirim ke India. Ekspor ini telah dicanangkan untuk jangka panjang dan secara bertahap dilakukan hingga akhir tahun. Lalu di tahun ketiga, Ponorogo mengekspor kunyit kering sebanyak 400 ton kunyit kering ke India. Berkat keberhasilan ini, produk lokal Ponorogo mampu bersaing di pasar internasional. Selain itu nama Ponorogo akan dikenal sebagai penghasil rempah yang nantinya akan membuka peluang baru bagi kerja sama selanjutnya. Bayangkan, jika kunyit dulunya hanya dijual di pasar lokal, kini bisa menembus negeri Bollywood, menarik sekali ya!
Inovasi Lanjutan dari Kunyit
Secara bertahap, produk kunyit sudah mampu mengembangkan bisnisnya sendiri seperti pembuatan minyak kunyit dan teh kunyit. Seperti yang ditulis dalam Jatim Viva, ini bukanlah program yang berfokus pada peningkatan ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan terjaganya lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari proses pembersihan, dijadikan pakan ternak. Uniknya, produk ini memiliki nilai jual. Berkat kekreatifan warga sekitar dan juga dukungan dari DSA, semua potensi yang ada di desa dapat dimanfaatkan dengan baik. Inovasi pakan ternak ini berhasil menggandeng Bumdes di kabupaten Blitar sebagai pembeli.
Dari Desa untuk Dunia
Sejak Covid-19 melanda Indonesia di tahun 2020, masyarakat Indonesia mengaku terpuruk karena banyak sektor yang terdampak, khususnya perekonomian. Banyak rakyat kecil seperti petani yang sangat terdampak, penjualan hasil pertanian menurun, yang biasanya seluruhnya dijual ke pasar-pasar harus mengurangi kuantitasnya atau bahkan gulung tikar. Oleh karena itu, Desa Sejahtera Astra hadir untuk memberikan secercah harapan, dengan inovasi dan strategi baru. Dengan pembekalan tentang pengelolaan usaha, pemasaran, strategi kerja sama juga bantuan dari segi material. Kehadiran DSA menjadi awal langkah untuk bangkit melawan terpuruknya negeri, sebuah titik balik bagi semangat petani yang sempat padam. Sebuah mimpi baru yang lebih besar. Dari desa untuk dunia.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News