Atlet panahan Indonesia, Diananda Choirunisa, tampil ciamik dalam ajang Kejuaraan Dunia Panahan 2025. Ia mampu melaju hingga babak perebutan medali perunggu.
Diananda ikut serta dalam Gwangju 2025 Hyundai World Archery Championships alias Kejuaraan Dunia Panahan 2025 yang merupakan turnamen bergengsi di kancah olahraga panahan internasional. Ajang tersebut diadakan di Gwangju, Korea Selatan, pada Jumat (5/9/2025) hingga Jumat (12/92025).
Diananda mewakili Indonesia di Kejuaraan Dunia Panahan 2025 bersama 11 atlet lainnya. Aksi ciamik yang menyita perhatian ditunjukkannya saat ia bermain di nomor recurve putri.
Pada dua babak awal, langkah Diananda relatif mulus tanpa hambatan berarti. Secara berturut-turut, ia mampu mengalahkan Salome Kharshiladze (Georgia) 7-1 dan Berzan Kasandra (Moldova) juga dengan skor akhir 7-1. Pada babak 32 besar, Diananda sempat dihadapkan persaingan sengit dengan lawan dari India, Deepika Kumari (India), namun tetap berhasil menang 6-4.
Pada babak 16 besar yang dilakoni setelah menyingkirkan Kumari, Diananda menang lagi atas Casey Kaufhold (Amerika Serikat) dengan skor 6-4. Melaju ke 8 besar, ia bertemu dengan jagoan dari Korea Selatan, Lim Si-hyeon.
Diananda bikin kejutan di hadapan Si-hyeon dengan meraih kemenangan 6-4 atas lawanya itu. Hasil ini bisa dibilang cukup mencengangkan mengingat Si-hyeon datang ke Kejuraan Dunia Panahan 2025 sebagai atlet dengan reputasi mentereng. Maklum saja, Si-hyeon adalah peraih 3 medali emas di Olimpiade Paris 2024.
Kemenangan Diananda atas Si-hyeon bahkan turut disorot World Archery. Dalam unggahan video cuplikan pertandingan, World Archery menyebutnya sebagai "Biggest upset of the day". Tentu saja, upset atau kekecewaan yang dimaksud merujuk kepada hasil yang didapat Si-hyeon.
Kemenangan atas Si-hyeon membuat Diananda berhak melaju ke semifinal dan hanya tinggal selangkah lagi menuju partai puncak. Sayang, ia harus rela menelan kekalahan 4-6 dari wakil China, Zhu Jingyi.
Hasil itu membuat Diananda harus melakoni laga perebutan perunggu demi bisa mendapatkan satu-satunya medali tersisa. Demi medali perunggu itulah ia harus berhadapan dengan An San.
Lagi-lagi sayang, Diananda harus mengakui keunggulan An San. Meski kalah, aksi Diananda patut diapresasi. Apalagi, lawan-lawan yang dihadapinya jelas tidak mudah.
Dari segi peringkat dunia saja, lawan-lawan Diananda berada di atasnya. Kaufhold bertengger di posisi 2, Kumari posisi 6, Si-hyeon posisi 1, Zhingyi posisi 26, dan An San posisi 17. Sementara itu, Diananda ada di posisi 30.
An San yang dihadapi Diananda di partai perebutan perunggu juga jelas bukan pemanah kaleng-kaleng. Atlet asal Korea Selatan itu merupakan salah satu pemanah terbaik dunia saat ini. Rekam jejak pencapaiannya begitu cemerlang, bahkan tak berlebihan pula jika ia diberi gelar GOAT alias Greatest of All Time.
Sebagai gambaran untuk melihat seberapa "mengerikannya" An San, atlet berusia 24 tahun itu pernah memborong tiga medali emas sekaligus di Olimpiade Tokyo 2020. Bahkan, ia tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya pemanah yang mampu menorehkan pencapaian seperti demikian.
Diananda Menghadapi Tantangan Lagi
Dengan langkahnya di Kejuaraan Dunia Panahan 2025 yang hanya bisa dihentikan oleh GOAT seperti An San, Diananda bisa pulang ke Tanah Air dengan kepala tegak kendati tanpa medali.
Lewat media sosial, Diananda mengekspresikan rasa bangganya atas pencapaian yang berhasil diraih di Kejuaraan Dunia Panahan 2025.
"I'm so proud of myself. Terima kasih diriku sudah mampu berjuang sejauh ini dan survive dari trauma main di final stage pas Olimpiade Paris," tulis Diananda.
"Terima kasih diriku sudah membuktikan kalau aku bisa, aku mampu, walaupun bertanding dengan banyak atlet hebat, aku juga hebat." lanjutnya.
Tak hanya mengapresiasi dirinya sendiri, Diananda juga tak ketinggalan mengucapkan terima kasih kepada pelatih serta pengurus dan pimpinan PB Perpani atas semua dukungan yang diberikan kepadanya.
Selepas main di Kejuaraan Dunia Panahan 2025, Diananda dan para pemanah Indonesia lain kini harus mempersiapkan diri untuk meyambut turnamen berikutnya. Sebab, SEA Games 2025 sudah di depan mata.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News