Berdiri gagah di jantung Kota Mexico, patung Soekarno menjadi simbol kedekatan bilateral Indonesia dan negara di Amerika Latin itu. Patung ini didesain khas seperti patung-patung Soekarno yang lumrah dijumpai di beberapa kota di Indonesia—lengkap dengan peci hitam dan jas ‘revolusioner’ kebanggaannya.
Patung ini terletak di Taman Soekarno, Venustiano Carranza, Meksiko, dan memiliki tinggi sekitar 3 meter. Menariknya, lokasi tamannya masuk dalam area program pemerintah Meksiko yang bernama corridor de la nacionares atau koridor bangsa-bangsa.
Meksiko sendiri sudah memiliki berbagai patung tokoh-tokoh terkemuka seluruh dunia, seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr Simon Bolivar, Winston Churcill, Josep Broz Tito, Ho Chi Minh, sampai Abraham Lincoln.
Bukti Persahabatan Indonesia Meksiko
Patung Soekarno itu menjadi bukti keharmonisan hubungan Indonesia dan Meksiko. Patung tersebut juga menjadi simbol penguat dan pengingat jejak sejarah kedua negara yang semakin erat berkat Soekarno.
Menukil dari Arsip Kemenko PMK, dikatakan bahwa pemerintah Kota Meksiko menawarkan pembangunan Sang Proklamator sebanyak dua kali, yakni tahun 1998 dan 2016. Di tahun 2016 itulah rencana pembangunannya digodok.
Adakah Hubungan Candi di Jawa Tengah ini dengan Peradaban Suku Maya di Meksiko?
Patung tersebut akhirnya diresmikan pada 26 September 2019. Peresmiannya dihadiri oleh 150 undangan, termasuk Puan Maharani, cucu Soekarno.
Sosok Soekarno yang berdiri gagah di tengah kota itu dibuat oleh Edyza Ponzanelli, pematung asal Meksiko. Menariknya, di bagian belakang patung, ada lima pilar tinggi. Konon, pilar-pilar itu melambangkan Pancasila.
Kedekatan Soekarno dengan Meksiko
Kawan GNFI, nama Bung Karno sudah dikenal luas di penjuru dunia sebagai salah satu inisiator Gerakan Non-Blok (GNB) dan Konferensi Asia Afrika. Ia getol mendorong negara-negara di dunia, termasuk Amerika Tengah dan Selatan untuk keluar dari polarisasi dua blok besar dunia dan bergabung dengan non-blok.
Melansir dari indonesia.go.id, Soekarno menganggap perlunya ruang bebas di tengah konstelasi Blok Barat dan Blok Timur. Menurutnya, dengan adanya ruang netral atau non-blok itu, tatanan dunia akan lebih berkeadilan dan mendorong perdamaian.
Demi mewujudkan misi besarnya itu, Soekarno bertandang ke berbagai negara, termasuk salah satunya Meksiko. Bahkan, Soekarno sampai mengunjungi negara ini tiga kali selama masa kepemimpinannya.
Presiden pertama RI ini juga dekat dengan Presiden Meksiko, Lopez Mateos. Di kunjungan pertamanya pada 26 Mei 1959, Soekarno disambut gembira oleh Lopez.
Lopez juga pernah memberikan kehormatan besar bagi Soekarno untuk bisa memberikan pidatonya di hadapan Parlemen Meksiko. Pidato Soekarno yang menyebut bahwa Indonesia dan Meksiko pemiliki persamaan sebagai negara bekas jajahan Barat itu menuai decak kagum dari anggota parlemen.
Kawan, menariknya, dalam lawatannya itu, Soekarno juga sempat meresmikan salah satu sekolah yang diberi nama La Escuela Republica de Indonesia (Sekolah Republik Indonesia) di daerah Tacuba, Meksiko. Hal ini semakin membuktikan kedekatan Soekarno dengan negara asal taco itu.
Indonesia dan Meksiko sendiri memulai hubungan diplomatiknya pada 6 April 1953. Akan tetapi, saat itu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Meksiko baru benar-benar dibuka di bulan Juli 1956. Kini, KBRI Meksiko juga merangkap untuk negara sahabat lainnya, yaitu Republik Guatemala, Republik El Salvador, dan Belize.
Meksiko juga menganggap Soekarno sebagai tokoh yang ikonik karena berhasil mengeluarkan Indonesia dari jerat kolonialisme. Tak hanya itu, Meksiko memandang Bung Karno sebagai pemimpin yang gigih memperjuangkan perdamaian dunia.
Meski dari Meksiko, Hewan Ini Berkembang Baik di Indonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News