stuck di organisasi kampus pahami kenapa kamu merasa nggak berkembang - News | Good News From Indonesia 2025

Stuck di Organisasi Kampus? Pahami Kenapa Kamu Merasa Nggak Berkembang!

Stuck di Organisasi Kampus? Pahami Kenapa Kamu Merasa Nggak Berkembang!
images info

Organisasi di kampus merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengasah keandalan dalam berkomunikasi, bertukar pendapat, berpikir kritis, hingga menimbang dan mengambil keputusan secara sistematis. Selain itu, dalam berorganisasi, mahasiswa punya kesempatan untuk aktif berinovasi dalam menciptakan program kerja yang efektif untuk membuat sebuah organisasi menjadi lebih baik.

Akan tetapi, tak jarang kalau organisasi malah menjadi tempat yang tidak sehat bagi para mahasiswa disebabkan oleh beberapa faktor.

1. Organisasi yang Tidak Sesuai dengan Minat

Sebelum menjelajah lebih jauh ke dalam sebuah organisasi, Kawan perlu mengobservasi dan mencermati terlebih dahulu organisasi yang akan kamu tekuni.

Cari tahu apakah arah gerak organsiasi tersebut sesuai dengan harapan dan visimu atau tidak. Pasalnya, dengan memilih organisasi yang memang sejalan dengan output yang kamu inginkan, tentunya Kawan akan lebih bersamangat dalam berorganisasi.

Jika sudah terdapat kecocokan, pastinya Kawan juga akan terus termotivasi untuk berkreasi dan memberikan dampak nyata untuk organisasi tersebut, dan pada akhirnya, perkembangan diri Kawan tidak akan terhambat.

Baca Juga: Organisasi Bukan Hanya Formalitas, tapi Mesin Perubahan Sosial

2. Lingkungan Organisasi yang Tidak Mendukung

Dalam sebuah perhimpunan atau organisasi, komunikasi merupakan hal fundamental. Etika berkomunikasi, spesifiknya, akan berpengaruh kepada lingkungan organisasi tersebut.

Sebuah organisasi yang besar bisa dikatakan sukses apabila para anggotanya dapat mengatasi miskomunikasi yang kerap muncul. Hal ini karena pada dasarnya, tujuan pengembangan diri dalam organisasi ialah memberikan argumen-argumen yang bersifat membangun kepada sesama anggota. Apabila tidak ada keselarasan dalam komunikasi, ini tentunya akan mengganggu tujuan pengembangan diri Kawan.

Maka dari itu, perbaiki lingkungan organisasi dengan memperbaiki hal yang paling dasarnya, yaitu cara berkomunikasi antaranggota.

3. Sifat Egois yang Masih Merajalela

Dinamika berorganisasi tidak terlepas dari anggota yang berbeda pendapat. Pro-kontra dalam berpendapat ini bisa saja menyingkap sifat egois seseorang. Sebagai seseorang yang ingin berkembang dalam lingkup organisasi, Kawan perlu mengarahkan diri untuk senantiasa menilai sesuatu dari berbagai aspek.

Ketika argumen yang bersebrangan tidak akan membuahkan hasil dari diskusi, alangkah baiknya Kawan sepakat dengan argumen tersebut dan menerimanya dengan hati lapang. Pasalnya, berorganisasi bukanlah tentang kepentingan individu, melainkan tentang kepentingan bersama.

Jadi, kemampuan Kawan dalam bersikap subjektif saat menilai opini dan dapat menerima sebuah perbedaan tentunya akan menjadi nilai plus yang memperlancar perjalananmu menjadi individu yang lebih berkembang lagi.

4. Tidak Berani Mengambil Peran

Seperti yang sudah Kawan pahami sebelumnya, organisasi adalah tempat untuk berkembang dan menyalurkan aspirasi serta inovasi. Saat tergabung dalam keanggotaan organisasi, pastinya Kawan akan menemui banyak momentum untuk menunjukkan potensi diri, entah menjadi ketua pelaksana kegiatan, berbicara di depan umum, atau menjadi delegasi organisasi dalam lingkup aliansi eksternal.

Momentum seperti ini perlu Kawan manfaatkan sebagai ajang pembuktian diri. Dengan demikian, Kawan akan lebih percaya diri lagi dengan potensi yang kamu miliki. Untuk itu, hilangkan rasa pesimistis dan mulailah ambil peran dalam organisasi dan buktikan bahwasannya potensi Kawan cukup mumpuni untuk memberikan dampak kepada organisasi.

5. Gampang Merasa Cukup

Dalam berorganisasi, sejatinya Kawan memang dituntut untuk mengembangkan potensi diri di berbagai bidang. Ketika semua target sudah tercapai, sebaiknya jangan langsung merasa puas dan jangan berhenti di situ saja.

Cari alternatif untuk terus mengembangkan diri selagi peluang masih terbuka lebar. Perlu Kawan ketahui pula, mudah merasa cukup memiliki beberapa dampak buruk, seperti stagnasi, hilangnya semangat dalam berinovasi, dan menutup peluang ke depannya.

Baca Juga: Melihat Warna-Warni Jas Almamater Kampus di Indonesia

Kesimpulan

Organisasi mahasiswa pada dasarnya adalah wadah penting untuk mengembangkan soft skill, seperti komunikasi, berpikir kritis, dan pengambilan keputusan. Namun, potensi ini bisa saja terhambat oleh lingkungan yang tidak sehat yang umumnya disebabkan oleh lima faktor utama.

Pertama, ketidaksesuaian minat membuat mahasiswa kehilangan motivasi dan kreativitas. Kedua, komunikasi yang buruk menciptakan miskomunikasi yang merusak kerja tim. Ketiga, egosentrisme yang tinggi menghambat mufakat dan mengabaikan tujuan bersama. Keempat, keengganan mengambil peran menghambat pembuktian diri dan pertumbuhan pribadi. Terakhir, sikap cepat merasa puas membuat anggota menjadi stagnan dan menutup diri dari inovasi baru.

Dengan menyadari dan mengatasi faktor-faktor ini, mahasiswa dapat mengubah pengalaman berorganisasi dari yang berpotensi merusak menjadi benar-benar membangun dan bermanfaat bagi perkembangan diri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
KG
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.