Kegiatan produktif pada dasarnya adalah kegiatan untuk mempersiapkan seseorang menghadapi masa depan. Setiap aktivitas yang dijalani tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi juga menjadi sarana pengembangan keterampilan serta pengalaman berharga. Dengan bekal tersebut, seseorang akan lebih siap ketika harus berhadapan dengan dunia kerja yang nyata.
Tantangan di dunia kerja kerap kali berbeda jauh dari apa yang dipelajari di bangku sekolah atau kuliah. Tidak jarang, seseorang dituntut untuk bekerja di luar bidang yang mereka kuasai sebelumnya.
Dalam kondisi seperti itu, kemampuan beradaptasi menjadi kunci. Bahkan, ada situasi yang mengharuskan seseorang menguasai berbagai keterampilan sekaligus agar dapat bertahan dan memenuhi kebutuhan mendesak. Inilah mengapa kegiatan produktif dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk menempa diri sebelum benar-benar terjun ke dunia kerja.
Baca juga: Kampung Lali Gadget Sidoarjo: Lupa dengan Smartphone, Lestarikan Permainan Lokal
Salah satu sosok yang menyadari pentingnya hal tersebut adalah Rendy Arista. Berdasarkan informasi dari laman resminya, pada tahun 2021 bersama YBM PLN UID S2JB telah mendirikan sebuah program pelatihan bernama Rumah Cahaya Indonesia.
Program hadir sebagai bentuk beasiswa pendidikan non-formal yang terbuka untuk siapa saja asalkan sesuai dengan ketentuan. Uniknya, program ini dirancang gratis sehingga peserta dapat mengikuti tanpa harus memikirkan biaya. Karena seluruh pendanaannya bersumber dari zakat yang dihimpun melalui karyawan PLN.
Rumah Cahaya Indonesia berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan, dan diselenggarakan selama kurang lebih empat bulan. Dalam kurun waktu tersebut, para peserta dibimbing untuk memperoleh ilmu praktis sekaligus pengalaman baru yang berguna bagi kehidupan mereka ke depan.
Tujuan utama program ini adalah membekali generasi muda dengan pemahaman agama yang kuat, serta keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman. Harapannya, peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas, inovatif, dan terampil di berbagai bidang.
Lebih dari sekadar pembelajaran, program ini ingin memastikan para pesertanya siap menghadapi tantangan nyata setelah lulus. Bekal pengetahuan dan keterampilan yang diberikan menjadi modal berharga, baik untuk melanjutkan pendidikan, memasuki dunia industri, maupun merintis usaha secara mandiri. Dengan demikian, alumni Rumah Cahaya Indonesia tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga mentalitas yang siap bersaing.
Sasaran utama program ini adalah generasi muda yang masih berada pada usia produktif. Rendy secara khusus membuka peluang ini bagi mereka yang belum terikat kontrak kerja, termasuk kalangan yatim, duafa, serta keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Melalui pendekatan tersebut, Rumah Cahaya Indonesia berupaya memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang untuk mengembangkan diri.
Selain itu, kelas yang ditawarkan pun beragam, mulai dari menjahit, desain grafis, fotografi, hingga digital marketing. Seluruh pilihan program dirancang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, sekaligus relevan dengan peluang usaha mandiri. Dengan keterampilan tersebut, para peserta diharapkan tidak hanya siap memasuki dunia kerja formal, tetapi juga mampu membuka jalan untuk kemandirian ekonomi.
Baca juga: Belajar Sambil Bertamasya, Kenali Wisata Kampung Inspirasi Sulthan Alfathir
Pada tahun 2024, Rendy menjadi penerima apresiasi 15th Satu Indonesia Award 2024 Tingkat Provinsi Sumatera Selatan pada Bidang Pendidikan. Selain itu di tahun yang sama, Rendy juga menjadi top 12 Finalist Labirin Sriwijaya X Youth Co:Lab UNDP Indonesia 2024.
Melalui Rumah Cahaya Indonesia, Rendy Arista telah menunjukkan bahwa mencetak generasi muda berkualitas bisa dimulai dari langkah kecil, asalkan disertai visi yang jelas dan niat tulus untuk berbagi. Program ini bukan hanya memberikan ilmu, tetapi juga harapan baru bagi mereka yang sebelumnya terkendala oleh keterbatasan ekonomi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
