Jika sepintas mendengar kata skateboard, mungkin hal tersebut selalu identik dengan jalanan, dan anak muda berkaos longgar yang rela jatuh-bangun memainkannya hingga mahir.
Bagi Jakarta, skateboard bukan hal asing lagi. Sejak 1980-an, skateboard sudah jadi bagian dari ibu kota.
Komunitas Senayan bahkan disebut-sebut sebagai yang tertua dan masih eksis sampai hari ini, menjadi tempat “kuliah praktikum” banyak skater muda. Mereka datang dengan papan sederhana, berlatih trik demi trik, meski sering harus berhadapan dengan keterbatasan ruang.
Hal yang dulu hanya dipandang sebatas hobi jalanan, kini terbukti bisa menjadi panggung prestasi, setelah skateboard resmi hadir di Asian Games 2018. Di sana, atlet Indonesia sukses membawa pulang medali. Sejak saat itu, mata publik mulai melirik tentang skateboard yang ternyata bukan hanya sekadar gaya hidup “jalanan”, tetapi dapat menjadi ruang baru untuk berprestasi.
Momentum ini terasa semakin nyata tahun ini. Tiga skateboarder muda Indonesia menembus perempat final Street World Cup 2025. Mereka berhasil menjejakkan roda papannya di perempat final Street World Cup. Sanggoe Darma Tanjung dan Basral Graito yang sudah akrab di telinga publik berkat sederet prestasi internasional.
Namun sorotan menarik datang dari sektor putri oleh Wayan Malana. Wayan berhasil menempati peringkat 23 dengan skor 25.55 dari 54 peserta lainnya.
Prestasi ini dianggap spesial karena Wayan berkompetisi di antara nama-nama besar dunia, seperti Matsumoto Ibuki (Jepang) dan Cui Chenxi (Tiongkok). Dengan lolos ke perempat final, Wayan menunjukkan bahwa skater Indonesia, baik putra maupun putri memiliki kemampuan yang semakin diperhitungkan.
Gabung Komunitas Skateboard di Indonesia, Wadah Bagi Anak Muda
Prestasi para atlet jelas tidak lahir dari ruang kosong. Ada ekosistem yang mulai tumbuh dan memberi mereka ruang untuk berkembang.
Jika berkaca pada Jakarta, revitalisasi Flyover Slipi Skatepark yang diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta menjadi langkah konkret yang menunjukkan bahwa pemerintah mampu hadir sebagai fasilitator bagi kreativitas anak muda. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta mendorong agar kolong-kolong flyover lain ikut disulap menjadi ruang publik serupa. Dengan tambahan sokongan dari dana CSR, bukan tidak mungkin Jakarta punya jaringan skatepark di berbagai titik kota.
Penataan Flyover Slipi menjadi skatepark lahir dari aspirasi warga yang ingin kolong jalan layang ditata lebih bermanfaat, setelah sebelumnya identik dengan kawasan kumuh dan rawan masalah sosial. Berada di lahan seluas 4.299 meter persegi yang mencakup tiga kelurahan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, kawasan ini kini berubah menjadi ruang publik yang hidup.
Slipi Skatepark menjadi proyek percontohan bagi pemanfaatan ruang di bawah jalan tol dan flyover di Jakarta. Proses pembangunan dilakukan bertahap sejak 2018 hingga 2024.
Mulai dari pembangunan lintasan awal yang masih jauh dari standar, kemudian berlanjut dengan penataan taman dan pengurusan izin pemanfaatan lahan, hingga akhirnya 2024 direvitalisasi menjadi lintasan berstandar internasional dengan melibatkan komunitas skateboard dan BMX, . Area itu juga terintegrasi dalam penataan kawasan Flyover Slipi oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Langkah ini menjadi krusial karena skateboard mustahil berkembang tanpa ruang berlatih yang memadai. Semakin banyak skatepark yang aman dan layak, semakin besar peluang anak-anak muda untuk mengasah kemampuan, memperkuat komunitas, hingga menembus kompetisi dunia. Flyover Slipi Skatepark menjadi bukti bahwa ruang publik mampu menjadi landasan lahirnya prestasi internasional.
Skateboard adalah ruang bagi anak muda untuk mengekspresikan diri, menemukan komunitas, dan membuktikan bahwa kreativitas bisa melahirkan prestasi. Dari jalanan Jakarta hingga panggung dunia, harapannya skater muda Indonesia terus mampu menunjukkan kemampuannya di tingkat global.
Hadirnya fasilitas skateboarding di Jakarta memperlihatkan bagaimana sebuah kota bisa menyediakan ruang tumbuh bagi warganya. Flyover Slipi Skatepark mungkin langkah awal menuju terciptanya ruang-ruang energi kreatif anak muda.
Bayangkan jika Jakarta semakin terbuka, di mana setiap sudut kota memberi kesempatan lahirnya talenta baru. Jika langkah ini konsisten dijaga, harapannya Jakarta selaras dengan semangat kota global yang mampu dikenal melalui kreativitas, dan prestasi generasi mudanya di level internasional.
Nyimas Bunga Cinta, Atlet 12 Tahun Indonesia yang Raih Medali Cabor Skateboard
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
