Di balik lebatnya hutan mangrove di Pangkal Babu, Tanjung Jabung Barat, Jambi, lahirlah sebuah inovasi unik yang menggabungkan kearifan lokal, seni, dan kepedulian lingkungan.
Inovasi itu digagas oleh Qorry Oktaviani, perempuan kelahiran 3 Oktober 1994, yang memperkenalkan konsep “Konservasi Mangrove dalam Selembar Batik.”
Lulusan Biologi Universitas Andalas (Unand) ini pertama kali mengenal mangrove saat kuliah lapangan.
Setelah lulus, ia bekerja sebagai fasilitator di NGO WARSI, yang menempatkannya langsung di kawasan pesisir kaya mangrove.
Dari situ, Qorry menyadari potensi besar mangrove yang sering diabaikan. Banyak warga hanya memanfaatkannya untuk kayu bakar, bahan bangunan, atau mengalihfungsikan lahan menjadi tambak.
Melihat kondisi tersebut, Qorry bertekad mendampingi masyarakat agar bisa memanfaatkan sumber daya alam secara lebih bijak.
Salah satu langkah awalnya adalah membantu warga mengolah hasil laut, seperti membuat kerupuk udang. Usaha sederhana itu sukses mendongkrak perekonomian lokal dan menjadi titik tolak lahirnya inovasi lain.
Baca Juga: Menyulap Warisan Menjadi Perhiasan, Cerita Luthfia Fataty dan Pyo Jewelry
Lahirnya Batik Mangrove
Gagasan batik mangrove tidak hadir seketika. Dari hasil pengamatan, Qorry menemukan bahwa kulit kayu bakau dan buah pidada bisa menghasilkan warna alami yang menarik.
Ide ini ia kembangkan bersama masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga, hingga pada 2020 berdirilah Kelompok Batik Pangkal Babu.
Kelompok ini awalnya beranggotakan 10 orang dan resmi terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Meski terkendala dana dan peralatan, semangat kelompok ini tak surut. Proses membatik dilakukan secara tradisional dengan cap dari kardus bekas.
Namun justru dari kesederhanaan itulah lahir karya-karya batik khas dengan motif burung bangau, pohon bakau, bunga pidada, serta flora-fauna yang menjadi pemandangan sehari-hari warga pesisir.
Warna, Proses, dan Identitas
Pewarna yang digunakan seluruhnya berasal dari alam. Kulit kayu bakau, buah pidada, hingga jenis mangrove lain seperti Rhizophora dan Sonneratia menghasilkan nuansa cokelat, abu-abu, hijau lembut, hingga merah kecokelatan.
Setiap warna menyimpan cerita tentang hutan mangrove dan ekosistemnya, membuat batik ini berbeda dari yang lain sekaligus ramah lingkungan.
Kini kelompok batik binaan Qorry telah menciptakan 17 motif batik mangrove dan mampu memproduksi sekitar 35 lembar per bulan.
Untuk batik tulis, prosesnya bisa memakan waktu hingga tiga minggu, dengan harga jual Rp300.000–Rp350.000. Sementara batik cap, yang selesai dalam 2–3 hari, dijual seharga Rp135.000–Rp180.000.
Tak hanya menjadi identitas budaya baru, Batik Mangrove juga mendukung ekowisata di Pangkal Babu.
Wisatawan yang datang untuk menyusuri hutan bakau kini bisa pulang membawa batik khas sebagai buah tangan, sekaligus ikut menyebarkan pesan konservasi.
Kehadiran Batik Mangrove menghidupkan kembali perekonomian warga. Para ibu pembatik kini memiliki penghasilan tambahan, sementara Tanjung Jabung Barat mendapatkan produk unggulan baru yang bisa dipasarkan sebagai suvenir khas daerah.
Bahkan, motif Batik Mangrove Pangkal Babu telah mengantongi sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kemenkumham, menegaskan orisinalitas karya mereka.
Atas dedikasinya, Qorry pada 2023 dianugerahi Satu Indonesia Awards dari Astra sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam pemberdayaan masyarakat sekaligus pelestarian lingkungan.
Baca Juga: Anyaman Pandan yang Menjadi Jalan Perubahan Kampung Berseri Astra Pantai Cermin Kanan
Bagi Qorry, penghargaan ini bukan akhir, melainkan semangat baru untuk terus mengembangkan Batik Mangrove agar semakin dikenal luas.
Ia bercita-cita agar karya ini tak hanya berhenti di Jambi, tetapi bisa menembus pasar nasional hingga internasional.
“Lewat selembar batik, saya ingin orang lain melihat keindahan sekaligus pentingnya mangrove,” ujarnya.
Baginya, batik bukan sekadar kain, melainkan media edukasi yang menjahit cerita tentang keberlanjutan, kemandirian, dan harapan baru dari pesisir Jambi.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News