pagar alam dan warisan rasa kopi robusta kuning yang istimewa - News | Good News From Indonesia 2025

Pagar Alam dan Warisan Rasa, Kopi Robusta Kuning yang Istimewa

Pagar Alam dan Warisan Rasa, Kopi Robusta Kuning yang Istimewa
images info

Sumatera Selatan selama ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data Pusat Statistik Tahun 2023, luas kebun kopi di provinsi ini mencapai 266.187 hektar yang tersebar di berbagai kabupaten/kota, termasuk Pagar Alam, Muara Enim, dan Empat Lawang.

Namun, popularitas kopi dari Sumsel masih kalah pamor dibandingkan kopi Aceh Gayo atau kopi Lampung yang lebih dulu mendunia.

Padahal, Sumsel menyimpan kekayaan kopi unik yang belum banyak dikenal publik. Salah satunya adalah kopi robusta kuning (yellow canephora) dari Desa Rimba Candi, Kota Pagar Alam.

Sesuai namanya, kopi ini memiliki ciri khas unik berupa buah yang berwarna kuning cerah saat matang, berbeda dari robusta pada umumnya yang berwarna merah.

Kisah robusta kuning bermula pada 2018. Frans Wicaksono (58), seorang prosesor kopi yang pulang dari Jakarta untuk mengurus kebun warisan ayahnya di Desa Rimba Candi, menemukan sesuatu yang janggal.

Di antara batang kopi yang tumbuh, ia melihat buah berwarna kuning. Awalnya ia mengira buah itu belum matang. Namun, hingga waktunya dipetik, warna kuning itu tidak berubah menjadi merah seperti biasanya.

Ayahnya, Ignasius Suparman, sudah lebih dulu menanam kopi di kawasan ini sejak 1991, melanjutkan tradisi para transmigran pada 1970–1980-an.

Dari sanalah Frans melanjutkan usaha keluarga, dan tanpa diduga menemukan varietas yang kelak dikenal sebagai robusta kuning.

Rasa penasaran mendorong Frans mengirim sampel ke Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember pada 2019. Hasil cupping test menunjukan robusta kuning memperoleh skor 83,125 menurut standar Specialty Coffee Association of America (SCAA). Nilai ini menempatkannya pada kategori very good specialty.

Kopi Robusta Kuning dari Pagar Alam.
info gambar

Karakter rasanya pun istimewa yaitu manis karamel, rempah, vanila, cokelat, dengan sentuhan gula merah dan aftertaste yang bersih.

“Padahal sampel yang saya kirim berasal dari batang tidak terawat. Kalau dirawat baik-baik, hasilnya bisa jauh lebih bagus,” ujar Frans.

Menurut Frans, varietas unik ini kemungkinan besar muncul akibat mutasi alami. Petani Pagar Alam terbiasa menggabungkan berbagai klon kopi lewat teknik setek atau sambung pucuk.

Praktik turun-temurun itu diduga melahirkan perkawinan silang yang kemudian memunculkan varietas kuning langka ini.

Sejak itu, Frans mulai memperbanyak bibit robusta kuning lewat persemaian agar varietas ini tidak punah dan bisa berkembang lebih luas di Pagar Alam.

Menembus Pasar Nasional hingga Dunia

Mempromosikan Kopi Robusta Kuning dari Pagar Alam
info gambar

Robusta kuning bukan sekadar unik di kebun. Perjalanan Frans membuktikan bahwa kopi ini punya nilai jual tinggi. Produknya sudah dipasarkan ke berbagai kota besar di Pulau Jawa.

Bahkan, pada 2017–2020, ia rutin mengekspor satu ton kopi per tahun ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Pandemi Covid-19 sempat menghentikan pengiriman, tetapi prestasi ini sudah cukup menunjukkan bahwa kopi Pagar Alam mampu bersaing di panggung internasional.

“Itu bukti, kopi Pagar Alam tidak kalah dengan kopi mana pun, asal kita mau berusaha meningkatkan kualitas panen,” tegas Frans.

Langkah Frans juga membuka mata banyak pihak. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, misalnya, menyalurkan bantuan berupa solar dryer dome, rumah pengering bertenaga Surya untuk kelompok petani di Pagar Alam dan Muara Enim.

Inovasi ini membantu menjaga kualitas pascapanen sehingga kopi bisa lebih konsisten dan berdaya saing tinggi.

Lebih dari sekadar komoditas, robusta kuning menjadi simbol bagaimana potensi lokal mampu mengubah wajah desa.

Dari penemuan sederhana di kebun keluarga, kopi ini kini menjadi kebanggaan Sumatera Selatan provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia.

Dengan riset yang berkelanjutan, promosi yang tepat, dan pemberdayaan petani, kopi robusta kuning punya peluang untuk sejajar dengan Gayo dan Lampung sebagai ikon kopi Nusantara.

Inilah wujud nyata cita-cita Desa Sejahtera Astra: desa yang tak hanya bertahan, tetapi tumbuh, sejahtera, dan dikenal dunia lewat kekuatan lokalnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mona Lestari Utami lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mona Lestari Utami.

ML
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.