Hari wisuda selalu identik dengan jubah hitam panjang dan topi kotak dengan tali kecil di atasnya. Banyak orang mungkin melihatnya sebagai pakaian formal semata, tapi toga sebenarnya menyimpan simbol yang mendalam.
Ia bukan hanya busana seremonial, melainkan tanda perjalanan panjang penuh perjuangan, lambang penghargaan terhadap ilmu, serta penanda bahwa seseorang telah menuntaskan satu fase penting dalam hidupnya.
Momen mengenakan toga sering kali menjadi salah satu hari paling berkesan. Di balik kain sederhana itu, tersimpan makna filosofis yang menghubungkan masa lalu, masa kini, hingga masa depan.
Dikutip dari laman Liputan6.com, asal-usul toga bisa ditelusuri jauh ke masa Romawi Kuno. Pada saat itu, toga merupakan busana resmi warga negara dan simbol status sosial. Jubah wol berukuran besar dililitkan dengan rapi, menandakan bahwa pemakainya adalah bagian dari masyarakat terhormat.
Seiring waktu, simbol ini bergeser ke dunia akademik di Eropa abad pertengahan. Universitas-universitas tua seperti Oxford, Cambridge, hingga Bologna menggunakan jubah serupa sebagai pakaian resmi.
Hal ini terjadi karena pada masa itu, pendidikan tinggi banyak dikelola oleh lembaga keagamaan. Tak heran jika desain toga modern masih mirip dengan jubah para rohaniawan Katolik.
Dari sinilah tradisi tersebut terus diwariskan dan akhirnya sampai ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hingga hari ini, toga tetap dipakai sebagai simbol akademik pada momen wisuda.
Warna Hitam: Lambang Keteguhan dan Kebijaksanaan
Salah satu hal paling khas dari toga adalah warnanya. Mayoritas toga berwarna hitam, bukan tanpa alasan. Warna ini dipilih karena melambangkan kewibawaan, keseriusan, dan kebijaksanaan. Hitam juga dimaknai sebagai kegelapan yang akhirnya bisa diterangi dengan ilmu pengetahuan.
Dengan kata lain, wisudawan yang mengenakan toga hitam dianggap telah berhasil melewati masa pencarian, meninggalkan ketidaktahuan, dan melangkah menuju terang pengetahuan.
Selain jubah, bagian lain yang tak kalah ikonik adalah topi mortarboard—topi berbentuk persegi dengan tassel (tali) yang menggantung di salah satu sisi. Bentuk kotak pada topi melambangkan keteraturan berpikir serta keluasan wawasan.
Perpindahan tassel dari sisi kanan ke kiri ketika prosesi wisuda berlangsung juga bukan sekadar formalitas. Gerakan kecil ini menandakan perubahan status: dari seorang mahasiswa yang masih menimba ilmu menjadi alumni yang siap mengaplikasikan pengetahuan ke dalam kehidupan nyata.
Pesan Kesetaraan di Balik Seragam
Menariknya, toga juga membawa pesan persatuan. Semua wisudawan, tanpa memandang latar belakang, agama, atau status sosial, mengenakan busana yang sama. Keseragaman ini mencerminkan bahwa dalam dunia akademik, semua orang memiliki kedudukan setara.
Seragam toga menjadi pengingat bahwa setiap orang berjuang di jalannya masing-masing, namun pada akhirnya mereka berdiri bersama di titik yang sama: menyelesaikan pendidikan.
Makna Transisi Menuju Masa Depan
Mengenakan toga juga dimaknai sebagai simbol transisi. Ia menjadi tanda bahwa seseorang telah melewati satu tahap kehidupan dan siap melangkah ke fase berikutnya. Di balik jubah yang sederhana itu, tersimpan doa, harapan, dan tanggung jawab baru yang akan dipikul.
Bagi sebagian orang, toga bahkan dianggap sebagai simbol spiritualitas ilmiah. Artinya, ilmu yang diperoleh bukan hanya untuk kebanggaan pribadi, tetapi juga harus memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat.
Di Indonesia, toga menjadi bagian tak terpisahkan dari prosesi wisuda. Hampir semua perguruan tinggi menggunakannya, meski desain dan detailnya bisa berbeda-beda. Ada yang menambahkan aksen warna sesuai fakultas, ada pula yang melengkapinya dengan selendang khusus berlogo kampus.
Meski begitu, esensi toga tetap sama: sebagai penghormatan atas pencapaian akademik. Toga adalah simbol bahwa setiap perjuangan, begadang, dan kerja keras akhirnya terbayar dengan pengakuan.
Simbol Toga
Dikutip dari laman Tempo.co Toga wisuda memiliki beberapa makna
1. Jubah Hitam: Lambang keteguhan, kebijaksanaan, dan penaklukan ketidaktahuan.
2. Topi Mortarboard: Melambangkan keteraturan berpikir dan keluasan wawasan.
3. Tassel: Simbol perubahan status dari mahasiswa menjadi alumni.
4. Seragam Sama: Pesan kesetaraan di antara para lulusan.
5. Prosesi Wisuda: Transisi menuju masa depan yang penuh tanggung jawab.
Pada akhirnya, toga bukan hanya pakaian hitam panjang dengan topi kotak di atas kepala. Ia adalah simbol cinta, perjuangan, dan kebersamaan. Setiap kali seorang wisudawan mengenakannya, ada rasa haru sekaligus bangga karena perjalanan panjang telah berakhir, dan babak baru segera dimulai.
Momen mengenakan toga bisa dianggap sebagai “pelukan terakhir” di dunia mahasiswa sebelum benar-benar dilepaskan ke dunia yang lebih luas. Maka, ketika hari itu tiba, kenakanlah toga dengan penuh kebanggaan sebagai bukti bahwa segala usaha dan doa tidak pernah sia-sia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News