Indonesia tak hanya kaya akan keanekaragaman hayati dan budaya, tetapi juga menyimpan warisan penting dalam sejarah panjang evolusi manusia. Salah satu buktinya adalah penemuan delapan fosil manusia purba di berbagai wilayah Nusantara.
Fosil sendiri merupakan sisa-sisa tulang belulang manusia, hewan, atau tumbuhan purba yang telah mengalami proses pembatuan dan tertanam di dalam lapisan tanah selama jutaan tahun.
8 fosil manusia purba yang ditemukan di berbagai situs arkeologi di Nusantara, mulai dari Pulau Jawa hingga Flores menjadi bukti bahwa wilayah ini pernah menjadi rumah bagi berbagai spesies manusia purba yang hidup sejak jutaan tahun lalu.
Masing-masing fosil tak hanya menunjukkan keanekaragaman bentuk dan ukuran manusia purba. Namun, juga memberikan petunjuk penting tentang bagaimana manusia berevolusi, berpindah, dan bertahan hidup di berbagai kondisi lingkungan selama ribuan hingga jutaan tahun.
Para ilmuwan dari dalam dan luar negeri telah meneliti fosil-fosil ini selama puluhan tahun. Hasilnya memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu wilayah kunci dalam studi paleoantropologi dunia.
Dari lapisan tanah tua di Sangiran hingga gua-gua batu kapur di Flores, tanah Indonesia menyimpan kisah evolusi manusia yang luar biasa—kisah yang masih terus digali dan diteliti hingga hari ini.
Mahasiswa UI Temukan Fosil yang Diperkirakan Tulang Rusuk Stegodon di Situs Patiayam
8 Fosil Manusia Purba dari Indonesia dan Lokasi Penemuannya
Berikut ini 8 jenis fosil manusia purba yang berasal dari Indonesia, di antaranya:
Pithecanthropus erectus (Homo erectus)
Lokasi: Lembah Bengawan Solo, Desa Trinil, Jawa Tengah
Tahun Ditemukan: 1891 oleh Eugene Dubois
Fosil ini dikenal sebagai “Manusia Jawa” dan merupakan salah satu temuan paling terkenal. Pithecanthropus erectus dianggap sebagai salah satu bentuk awal Homo erectus yang hidup sekitar 1,8 juta hingga 300 ribu tahun lalu.
Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus erectus:
- Tinggi badan sekitar 160—180 cm
- Volume otak berkisar 750—900 cc
- Rahangnya menonjol ke depan
- Terdapat tonjolan kening di dahi
- Tidak memiliki dagu
- Hidung lebar dan leher tegap
- Bentuk tubuh lebih kecil dari Pithecanthropus Mojokertensis
Homo floresiensis
Lokasi: Gua Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur
Tahun Ditemukan: 2003 oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood bersama-sama dengan tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Fosil ini dijuluki sebagai "manusia hobbit" karena posturnya yang kecil (sekitar 1 meter). Homo floresiensis hidup sekitar 100.000 hingga 60.000 tahun lalu. Fosil ini menunjukkan bentuk manusia purba yang unik dan berbeda dari Homo sapiens maupun Homo erectus.
Ciri-ciri Homo floresiensis:
- Tinggi badan bisa mencapai satu meter
- Bentuk dahi sempit dan tidak menonjol
- Tengkorak kepala kecil
- Tulang rahang yang menonjol
Jejak Homo Erectus di Dasar Laut Selat Madura: Temuan Fosil Berusia 140 Ribu Tahun
Meganthropus palaeojavanicus
Lokasi: Sangiran, Sragen, Jawa Tengah
Tahun Ditemukan: 1936—1941 oleh G.H.R. von Koenigswald
Manusia purba ini merupakan fosil yang bertubuh besar. Meskipun status klasifikasinya masih diperdebatkan, Meganthropus dianggap hidup sekitar 1,8 juta hingga 1 juta tahun lalu.
Ciri-ciri Meganthropus paleojavanicus:
- Rahang yang tegap dengan geraham yang besar
- Tulang pipi tebal
- Kening yang menjorok ke depan dengan tonjolan belakang kepala yang tajam
- Tidak memiliki tulang dagu
- Otot-otot tengkuk kuat
Homo Wajakensis
Lokasi: Desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur
Tahun Ditemukan: 1889 oleh Van Rietschoten
Fosil ini mewakili Homo sapiens awal di Asia Tenggara, diperkirakan hidup sekitar 40.000 tahun lalu. Menjadi bukti bahwa manusia modern telah bermigrasi ke wilayah ini sejak zaman prasejarah.
Ciri-ciri Homo Wajakensis:
- Memiliki volume otak sekitar 1630 cc
- Memiliki tulang tengkorak, rahang atas, dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kening
- Mukanya datar dan lebar
- Rahangnya tergolong padat dan memiliki gigi yang besar
- Tinggi tubuhnya sekitar 173 cm
Mengenal Apa itu Biogas, Sumber Energi Alternatif untuk Kurangi Ketergantungan pada Energi Fosil
Pithecanthropus Mojokertensis
Lokasi: Perning, Mojokerto, Jawa Timur
Tahun Ditemukan: 1936 oleh Weidenreich dan G.H.R von Koenigswald
Ciri-ciri yang dimiliki oleh fosil ini dianggap mirip dengan kera, sehingga disebut juga dengan istilah pithe yang memili arti kera. Pithecanthropus Mojokertensis diperkirakan hidup di masa Pleistosen awal, tengah, dan akhir.
Ciri-ciri Pithecanthropus Mojokertensis:
- Berbadan tegap
- Tinggi badan 165—180 cm
- Otot kunyah yang kuat
- Tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis
- Isi tengkorak diperkirakan antara 750—1300 cc
- Belum memiliki tulang dagu
- Terdapat tulang yang menonjol di belakang kepala
Homo Soloensis
Lokasi: Sangiran, Jawa Tengah
Tahun Ditemukan: 1931–1933 oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald
Fosil manusia purba ini ditemukan di bantaran Sungai Solo dan diperkirakan hidup sekitar 100.000 tahun lalu. Memiliki ciri-ciri peralihan antara Homo erectus dan Homo sapiens.
Ciri-ciri Homo Soloensis:
- Volume otak mulai 1.000 cc hingga 1.300 cc
- Tinggi badan bisa mencapai 210 cm
- Struktur tulang wajah tidak mirip dengan manusia kera
Pithecanthropus Soloensis
Lokasi: Desa Ngandong, Jawa Tengah
Tahun Ditemukan: 1931–1933 oleh G.H.R von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth
Nama Pithecanthropus Soloensis memiliki arti ‘Manusia kera dari Solo’.
Ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis:
- Tengkorak lonjong, tebal, dan padat
- Memiliki rongga mata yang sangat panjang
- Hidung lebar
- Tulang kening menonjol dan tebal
- Tinggi sekitar 165 hingga 180 cm
Homo Sapiens
Lokasi: Daerah Tulungagung, Jawa Timur
Tahun Ditemukan: 1889 oleh van Rietschoten
Homo sapiens merupakan spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Selain itu, kapasitas otaknya jauh lebih besar daripada jenis manusia sebelumnya.
Ciri-ciri Homo sapiens:
- Tinggi badan berkisar antara 130—210 cm
- Berat badan antara 30—150 kg
- Volume otak antara 1.000—2.000 cc
- Reduksi pada bagian gigi, rahang, dan otot-otot kunyah sehingga mulai terdapat dagu pada rahang bawah
- Otot-otot dan tulang-tulang ukurannya menjadi lebih mungil
- Telah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News