Danau Dendam Tak Sudah berada di Desa Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu.
Letaknya yang hanya sekitar 15 menit dari pusat kota membuat danau ini mudah dijangkau sekaligus jadi pilihan wisata alam yang praktis. Suasana sejuk dan tenang langsung terasa begitu Kawan tiba di kawasan danau, terutama karena lingkungannya yang masih hijau dan belum banyak tersentuh pembangunan.
Berstatus sebagai cagar alam sejak 1936, danau ini mencakup area seluas lebih dari 570 hektare. Lanskapnya didominasi air dan vegetasi tropis yang rimbun, menciptakan suasana ideal untuk bersantai, berjalan kaki, atau sekadar duduk menikmati kopi di pinggir danau. Tidak heran jika Danau Dendam Tak Sudah jadi lokasi favorit warga Bengkulu untuk menghabiskan waktu di pagi atau sore hari.
Tidak hanya menyuguhkan ketenangan alam, kawasan ini juga menyimpan cerita menarik seputar sejarah, mitos, serta keanekaragaman hayati.
Sekilas Mengenai Danau Dendam Tak Sudah
Danau Dendam Tak Sudah merupakan kawasan konservasi yang ditetapkan sebagai cagar alam sejak masa Hindia Belanda. Nama danau ini memang unik, bahkan terdengar tidak lazim.
Dua versi cerita berkembang di masyarakat soal asal-usul namanya. Pertama, berasal dari kisah tragis sepasang kekasih yang tak direstui orang tua lalu memilih mengakhiri hidup di danau ini. Konon, mereka menjelma menjadi lintah raksasa dan masih "menjaga" danau sampai sekarang.
Versi lainnya menyebutkan bahwa pada masa kolonial, pemerintah Belanda ingin membangun bendungan (dam) untuk pengendalian air. Proyek itu gagal diselesaikan, dan masyarakat sekitar menyebutnya sebagai "dendam tak sudah", mengacu pada pembangunan yang terbengkalai dan menyisakan rasa kesal. Mana pun cerita yang benar, nama tersebut kini menjadi bagian dari identitas tempat ini.
Meski dikenal karena keasriannya, Danau Dendam Tak Sudah juga berperan penting sebagai penyangga ekosistem kota. Ia menjadi habitat bagi flora dan fauna lokal, serta membantu menstabilkan iklim mikro kawasan sekitarnya. Oleh karena itu, pengelolaan kawasan ini pun tetap mengedepankan pelestarian alam.
Daya Tarik Utama Danau Dendam Tak Sudah
Berada di tengah lanskap kota yang semakin berkembang, Danau Dendam Tak Sudah menawarkan ruang terbuka hijau yang tetap alami dan tidak penuh polesan buatan. Suasananya sangat cocok untuk melepas lelah, apalagi dengan latar suara burung, embusan angin, dan pemandangan air danau yang tenang.
Salah satu hal yang membuat danau ini berbeda adalah keberadaan anggrek pensil, tumbuhan endemik yang kini masuk kategori langka. Anggrek yang dijuluki "Ratu Anggrek" ini tumbuh secara alami di sekitar danau. Kehadirannya menambah nilai penting konservasi kawasan ini, sekaligus menjadi daya tarik bagi pecinta tanaman.
Beberapa titik di tepi danau sudah dilengkapi tempat duduk sederhana dan warung lokal. Kawan bisa menikmati kuliner khas Bengkulu seperti lempuk durian atau kue perut punai sambil menyeruput kopi panas. Banyak juga yang memilih datang pagi-pagi untuk menyaksikan matahari terbit dari tepi danau, terutama di akhir pekan.
Bagi Kawan GNFI yang suka aktivitas fisik ringan, jalur-jalur di sekitar danau cukup ramah untuk trekking santai. Kadang, rombongan komunitas lokal juga mengadakan agenda ngopi bareng atau pembersihan lingkungan, sehingga memberikan suasana hangat dan akrab antara pengunjung dan warga sekitar.
Tidak hanya itu, berbagai jenis burung dan primata seperti kera ekor panjang sering terlihat di area hutan sekitar danau.
Akses Menuju Danau Dendam Tak Sudah
Lokasi Danau Dendam Tak Sudah sangat strategis dan mudah dijangkau dari berbagai arah.
Jika Kawan GNFI memulai perjalanan dari pusat Kota Bengkulu, cukup berkendara sekitar 7 hingga 8 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Jalur tercepat bisa melalui Jalan Irian atau Jalan Danau yang langsung mengarah ke gerbang kawasan danau.
Bagi pengunjung dari luar kota yang datang lewat Bandara Fatmawati Soekarno, perjalanan ke danau bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Rutenya bisa melalui Jalan Raya Curup lalu belok ke arah Jalan Danau. Tidak perlu kendaraan khusus karena akses jalan menuju lokasi sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Tersedia pula tempat parkir di beberapa titik dekat kawasan danau. Jika Kawan ingin lebih leluasa menjelajahi sekeliling danau, akan lebih nyaman jika membawa kendaraan pribadi atau menggunakan layanan transportasi daring.
Jam Operasional dan Harga Tiket
Danau Dendam Tak Sudah terbuka untuk umum setiap hari tanpa jam operasional resmi. Namun, waktu kunjungan terbaik adalah pada pagi hari atau sore menjelang matahari terbenam agar tidak terlalu panas.
Tidak ada tiket masuk resmi yang diberlakukan, sehingga Kawan bisa menikmati kawasan ini secara gratis. Namun, jika menggunakan fasilitas tertentu atau parkir di area yang dikelola warga, akan dikenakan biaya parkir yang bervariasi tergantung kendaraan.
Ayo Berkunjung ke Danau Dendam Tak Sudah!
Kalau Kawan GNFI sedang mencari tempat yang tenang, sejuk, dan mudah dijangkau di Kota Bengkulu, Danau Dendam Tak Sudah bisa jadi pilihan yang sangat layak. Tempat ini tidak hanya menawarkan suasana alami, tetapi juga mengajarkan pentingnya menjaga ekosistem di tengah kota yang terus tumbuh.
Berkunjung ke sini tidak perlu persiapan sulit. Cukup bawa bekal ringan, ajak teman atau keluarga, dan nikmati waktu santai sambil melihat danau dan pepohonan. Kalau Kawan tertarik dengan flora langka atau penasaran dengan cerita lokal, danau ini juga punya banyak cerita yang bisa digali langsung dari warga setempat.
Sekali mampir ke Danau Dendam Tak Sudah, bukan tidak mungkin Kawan ingin kembali lagi. Apalagi kalau tujuannya cuma ingin istirahat sejenak dari rutinitas tanpa harus pergi jauh.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News