AIESEC in President University kembali melanjutkan rangkaian program Happy Bus pada minggu ketiga, yang berlangsung dari 4—8 Agustus 2025. Selama 5 hari para Exchange Participants (EP) dan Local Volunteer (LV) menjalani kegiatan yang menggabungkan pembelajaran, kolaborasi, serta pertukaran budaya.
Minggu ketiga dimulai pada Senin, 4 Agustus 2025 melalui Special Needs School Visit di President School Needs Center. Kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan bahasa Inggris dasar dan pertukaran budaya kepada anak-anak berkebutuhan khusus melalui metode interaktif seperti permainan edukatif, storytelling dan musik.
Suasana penuh tawa tercipta melalui interaksi hangat dari para relawan dan anak-anak yang menikmati kegiatan ini.
Selasa, 5 Agustus 2025, menjadi hari dilaksanakannya Special Needs School Farewell. Selama 2 hari kunjungan, hubungan erat telah terbentuk melalui kolaborasi dari EPs dan LVs dengan anak-anak di President School Needs Center.
AIESEC in Unsoed Ajak Pemuda Mengelilingi Dunia Tanpa Pesawat Melalui Global Village
Kegiatan pada hari kedua ini diisi dengan tarian tradisional, nyanyian, hingga permainan. Special Needs School Farewell menjadi ajang untuk merayakan perkembangan anak-anak, mengapresiasi perjalanannya, serta mengakui ikatan kuat yang terjalin antara anak-anak dan para relawan.
Keesokan harinya, Rabu, 6 Agustus 2025, peserta mengikuti Happy Bus Goes to Jakarta x STIAMI. Kegiatan ini diisi dengan batik workshop di Kelurahan Pejaten Barat, di mana para peserta belajar membatik langsung dari pengrajin lokal.
Mereka diajak untuk memahami proses pewarnaan, filosofi motif dan nilai sejarah di balik seni batik. Setelah melakukan workshop, para peserta bertolak ke Monas untuk menikmati makan siang khas Indonesia dan mempelajari simbol kemerdekaan Indonesia.
Tidak berhenti di situ, perjalanan berlanjut ke Museum Nasional, mereka diberikan waktu untuk menikmati waktu di tempat penyimpanan ribuan artefak budaya.
Kegiatan diakhiri dengan kunjungan ke Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, sebuah ikon toleransi beragama yang berdiri berdampingan di pusat Jakarta.
Selanjutnya, Kamis 7 Agustus 2025, diisi dengan STIAMI Visit di kampus STIAMI Bekasi. Sambutan resmi dari pihak kampus dibuka dengan penampilan tarian tradisional, diikuti perkenalan antar Exchange Participants, Local Volunteer, dan mahasiswa STIAMI.
Acara berlanjut dengan culinary presentation yang menampilkan ragam khas Indonesia, serta pengenalan pakaian adat dari berbagai daerah. Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan kuliner dan busana tradisional, tetapi juga mempererat interaksi lintas budaya antara peserta internasional dan mahasiswa lokal.
Alamii & iGV AIESEC in Unsoed bagikan 225 Cemilan Sehat Lewat Project #Fingerprint
Melalui pengalaman langsung ini, para peserta mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang nilai, sejarah, serta keberagaman.
Pada hari terakhir, berlangsung pada Jumat, 8 Agustus 2025, melalui Happy Bus Goes to TMII x STIKOM. Setelah penyambutan di kampus STIKOM CKI, seluruh peserta berangkat menuju Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk menjelajahi paviliun daerah dari berbagai provinsi di Indonesia menggunakan kereta wisata.
Peserta menikmati keberagaman, sejarah dan pertunjukan seni yang ada di TMII. Kegiatan ini menjadi ajang refleksi tentang kebudayaan Indonesia dan mendorong peserta memahami perbedaan, menciptakan diskusi lintas budaya yang mendalam.
Selama kegiatan pada minggu ketiga, semangat kebersamaan dan nilai pertukaran budaya menjadi benang merah.
Givani, salah satu Organizing Committee (OC) mengungkapkan, “Happy Bus Week 3 bukan hanya tentang belajar budaya, tetapi juga tentang membangun hubungan yang tulus. Dari belajar batik hingga saling memahami perbedaan budaya, setiap momen terasa berarti dan meninggalkan kesan mendalam, tidak hanya bagi peserta namun juga bagi OC,” ujarnya.
Dengan berakhirnya Happy Bus minggu ketiga, AIESEC in PU berharap para peserta dapat membawa pulang lebih dari sekadar kenangan indah tetapi juga dampak. Pengalaman ini diharapkan menjadi motivasi agar terus dapat menjembatani perbedaan budaya.
5 hari perjalanan membuktikan bahwa kolaborasi lintas budaya dapat membangun fondasi persahabatan sekaligus mendorong generasi muda agar terus memberikan dampak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News