Potensi ekonomi Indonesia sesungguhnya bertumpu pada kekuatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tersebar hingga ke pelosok desa. Kontribusi sektor ini sangat vital, menyumbang sekitar 60% terhadap perekonomian nasional dan menyerap 97% tenaga kerja.
Yang lebih menarik, 80% dari pelaku UMKM ini adalah perempuan. Namun, di balik kontribusi besarnya, akses terhadap pembiayaan formal masih menjadi tantangan terbesar yang menghambat pertumbuhan dan daya saing mereka.
Berbekal pemahaman mendalam akan tantangan ini, Amartha, dengan 15 tahun pengalaman melayani masyarakat akar rumput, kini memasuki babak baru dengan meluncurkan Amartha Financial, sebuah lompatan inovatif untuk mendemokratisasikan akses keuangan digital.
Pada acara peluncuran di Gedung Habitate, Jakarta (26/8), Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, menyatakan, “Potensi ekonomi daerah dan masyarakat perdesaan sangat besar, namun belum terealisasi secara optimal. Melalui Amartha Financial, kami kini menghadirkan layanan keuangan digital yang lebih lengkap, yang khusus dirancang untuk kebutuhan masyarakat perdesaan guna mendorong inklusi keuangan serta memicu pertumbuhan ekonomi daerah.”
Layanan lengkap ini, yang dapat diakses melalui aplikasi AmarthaFin, mencakup pendanaan produktif, uang elektronik berizin Bank Indonesia, dan layanan multifinance—sebuah paket komprehensif untuk memberdayakan UMKM.
Pemberdayaan Perempuan, Elemen Krusial
Fokus pemberdayaan perempuan menjadi elemen krusial dalam misi ini. Seperti disingkap oleh catatan Anastuty K., Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia, “Perempuan adalah menteri keuangannya keluarga yang mengatur keuangan keluarga.”
Pernyataan ini menggarisbawahi peran sentral perempuan tidak hanya dalam ekonomi keluarga tetapi juga dalam komunitasnya. Memberdayakan UMKM perempuan berarti menguatkan pondasi ekonomi keluarga dan meningkatkan ketahanan komunitas desa. Andi Taufan menambahkan, “Impact dalam memberdayakan UMKM perempuan sangat besar untuk kemajuan keluarga hingga komunitas di desanya jadi lebih tangguh.”
Namun, jalan menuju pemberdayaan itu penuh rintangan. Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital CELIOS, memaparkan bahwa “Data menunjukkan sekitar 81% masyarakat Indonesia belum memiliki akses ke layanan keuangan formal secara penuh. Tingkat inklusi masyarakat di perdesaan masih berada di bawah angka perkotaan.”
Gap kredit yang mencapai Rp 2.400 triliun diperparah oleh masalah agunan dan administrasi yang rumit. Fintech lending seperti Amartha hadir untuk menjawab tantangan ini dengan model pembiayaan yang lebih fleksibel dan memahami karakteristik UMKM lokal.
Baca juga Manfaat Literasi Keuangan: Kunci Hindari Utang dan Hidup Boros
Membangun Ekosistem yang Berkelanjutan
Inovasi Amartha tidak hanya sekadar memberikan pinjaman. Mereka membangun ekosistem yang berkelanjutan. Rudiantara, Komisaris Utama Amartha Financial, menekankan bahwa kunci keberhasilan Amartha adalah pendekatan berbasis komunitas. “Amartha membuktikan bahwa pertumbuhan bisnis yang sustainable dapat ditempuh dengan integritas, sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Model ini memungkinkan Amartha tidak hanya menyalurkan modal (telah menyalurkan Rp 35 triliun kepada lebih dari 3,3 juta mitra di 50.000 desa), tetapi juga mendampingi dan memahami aliran kas UMKM, sehingga pembiayaan yang diberikan tepat guna.
Pilar penting lainnya adalah literasi keuangan. Nailul Huda menekankan pentingnya pendekatan jangka panjang, menengah, dan pendek untuk meningkatkan literasi. “Kebiasaan menabung harus diiringi dengan kemampuan literasi finansial yang baik,” tegasnya.
Amartha Financial, melalui aplikasi dan pendampingannya, turut berkontribusi dalam edukasi ini, memberdayakan para ibu—para “menteri keuangan” keluarga—untuk membuat perencanaan keuangan yang lebih sehat bagi usaha dan keluarganya.
Dengan izin uang elektronik dari Bank Indonesia, Amartha Financial kini tidak hanya menjadi sumber modal tetapi juga gerbang menuju ekonomi digital modern bagi masyarakat desa.
“Ke depan, kami berharap teknologi Amartha Financial semakin membuka peluang bagi jutaan masyarakat desa untuk mengakses ekonomi digital modern dan terhubung dengan investor nasional maupun global, sehingga mereka dapat merealisasikan potensi, bertransformasi, dan berkontribusi lebih terhadap kemajuan bersama,” tutup Taufan.
Baca juga Literasi Keuangan Masyarakat Pedesaan Meningkat, Indonesia Menuju Kesejahteraan Finansial yang Merata?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News