Daerah pesisir Jawa Tengah memiliki sebuah desa yang tidak hanya terkenal dengan batik khasnya, tetapi juga dihuni oleh masyarakat dengan semangat belajar yang terus tumbuh. Desa tersebut adalah Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Di tengah keseharian masyarakat yang lekat dengan aktivitas membatik, upaya menumbuhkan budaya literasi anak-anak menjadi tantangan tersendiri. Anak-anak di desa ini membutuhkan ruang belajar yang sederhana namun bermakna, yang dapat mendekatkan mereka dengan buku bacaan sejak dini.
Literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tetapi juga keterampilan memahami, mengkritisi, dan mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari. Namun, keterbatasan akses terhadap bacaan yang menarik serta kurangnya kebiasaan membaca di lingkungan keluarga sering kali membuat minat baca anak-anak desa tertinggal dibandingkan daerah perkotaan.
Oleh karena itu, tim KKN-T IPB PATIKAB06 melihat pentingnya menghadirkan program literasi yang sederhana tetapi tepat sasaran.
Aksi nyata dilakukan dengan menghadirkan program "Bacakan Saya Buku" yang dilaksanakan oleh tim KKN-T IPB PATIKAB06 di Desa Bakaran Wetan. Kegiatan ini menjadi sarana pembelajaran menyenangkan, di mana mahasiswa membacakan buku cerita kepada siswa sekolah dasar sebagai upaya menumbuhkan kecintaan mereka terhadap membaca. Anak-anak diajak menyimak cerita, berdialog ringan tentang isi bacaan, hingga merasakan pengalaman berinteraksi langsung dengan buku.
Program ini tidak hanya membacakan buku pada anak-anak, tetapi juga menuntun mereka untuk menganalisis bacaan. Misalnya, setelah mendengarkan cerita, anak-anak diajak menelaah setiap tokoh dalam cerita, menceritakan ulang isi cerita dengan kata-kata sendiri, atau sekadar berbagi pesan moral dalam buku.
Aktivitas ini memberi ruang kreativitas sekaligus memperkuat pemahaman mereka terhadap isi bacaan. Selain itu, anak-anak diajak untuk berdiskusi tentang pesan moral pada buku. Misalnya, saat membaca cerita tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, anak-anak diajak untuk berpikir bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari.
Cara ini membuat mereka merasa dekat dengan bacaan, bukan sekadar mendengarkan cerita.
Respon yang muncul dari anak-anak sangat positif. Mereka tampak antusias mengikuti setiap sesi, bahkan beberapa di antaranya sudah berani maju ke depan untuk menjawab pertanyaan. Meski awalnya masih ada yang malu-malu, suasana perlahan mencair dan anak-anak semakin terbiasa menyimak dengan fokus.
Momen ketika mereka tersenyum, tertawa, bahkan mengajukan pertanyaan spontan menjadi bukti kecil bahwa program ini mampu menumbuhkan pengalaman menyenangkan bersama buku.
Selain menumbuhkan minat baca, kegiatan ini juga memperkuat interaksi sosial antara mahasiswa dan anak-anak desa. Kehadiran mahasiswa menjadi energi baru yang membuat kegiatan belajar terasa berbeda dari biasanya.
Anak-anak merasa diperhatikan, didengarkan, sekaligus diarahkan untuk berani berpendapat. Dampak langsungnya mungkin belum terukur secara kuantitatif, tetapi perubahan kecil seperti meningkatnya perhatian, antusiasme, dan rasa ingin tahu menjadi langkah awal yang sangat berharga.
Kegiatan “Bacakan Saya Buku” sejalan dengan semangat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-4 (Pendidikan Berkualitas). Literasi sejak dini adalah fondasi bagi peningkatan kualitas pendidikan di masa depan. Dengan membiasakan anak-anak dekat dengan buku, diharapkan mereka dapat tumbuh sebagai generasi pembelajar yang kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global.
Harapannya, program ini dapat diteruskan dan dikembangkan oleh sekolah maupun masyarakat setempat. Kegiatan sederhana seperti membaca nyaring, mengulas isi buku, hingga menulis cerita bisa menjadi bagian dari aktivitas rutin yang menyenangkan di sekolah maupun rumah. Dengan kerja sama antara pengajar, orang tua, dan masyarakat, literasi anak-anak Bakaran Wetan dapat terus berkembang.
Program “Bacakan Saya Buku” yang diinisiasi oleh KKN-T IPB PATIKAB06 memang baru sebuah langkah awal. Namun, langkah kecil ini diharapkan dapat menyulut semangat besar yang menumbuhkan budaya membaca yang berkelanjutan di Desa Bakaran Wetan.
Melalui interaksi hangat antara mahasiswa dan anak-anak, kegiatan ini tidak hanya meninggalkan cerita yang dibacakan, melainkan juga jejak semangat untuk terus belajar, berimajinasi, dan bermimpi bersama buku.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News